1866 Regi: TIDAK LALAI TAPI DIANGGAP LALAI
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach
Tema renungan pagi hari ini adalah:
*TIDAK LALAI TAPI DIANGGAP LALAI*
Dasar firmanNya dari:
*2 Petrus 3: 9 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian*, tetapi *Ia sabar* terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya *semua orang berbalik dan bertobat.*
Para kekasih Kristus, ayat di atas merupakan hikmat Roh Kudus yang diterima Rasul Petrus yang di dalamnya terdapat dua hal berbeda dari dua pihak yang berbeda pula. Pihak pertama: Allah dan pihak kedua: manusia.
Dari pihak Allah sudah terbukti bahwa tidak ada kelalaian dalam memenuhi janji-janji-Nya.
Terhadap Nuh janji-Nya dipenuhi sehingga hanya Nuh beserta keluarganya yang selamat dari amukan air bah yang melanda seluruh bumi pada zaman itu:
*Kejadian 6: 18* Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu.
Terhadap Abraham janji-Nya dipenuhi sehingga Abraham menjadi bapa milyaran manusia zaman ini:
*Kejadian 17: 4* Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: *Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa*.
Terhadap bangsa Israel janji-Nya dipenuhi sehingga Allah memperhatikan dan mengeluarkan mereka dari Tanah Mesir:
*Keluaran 2: 24-25* Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka.
Demikian seterusnya hingga kegenapan janji-Nya terhadap Nabi Yesaya akan kedatangan Sang Mesias.
Namun, janganlah dikira bahwa janji Allah itu digenapkan *tanpa ada upaya apa-apa dari mereka yang menerima janji-Nya* (pihak kedua). Melainkan pihak kedua harus *tekun* dalam *melakukan* *kehendak-Nya* itu:
*Ibrani 10: 36* Sebab kamu memerlukan *ketekunan*, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
Demikian pula, mereka yang menerima janji akan mahkota kehidupan harus: *mampu bertahan dalam pencobaan*, tahan uji dan *senantiasa mengasihi Kristus:*
*Yakobus 1: 12* Berbahagialah orang yang *bertahan dalam pencobaan*, sebab apabila ia *sudah tahan uji*, ia akan *menerima mahkota kehidupan* yang dijanjikan Allah kepada *barangsiapa yang mengasihi Dia.*
Dengan demikian, janganlah menganggap sebagai kelalaian kepada Tuhan Yesus akan janji-Nya; karena Beliau sdg menunggu perubahan sikap kita hingga kita memiliki:
1. *Ketekunan* melakukan kehendak-Nya;
2. *Kemampuan bertahan dalam pencobaan*; dan
3. Konsistensi untuk *mengasihi Dia.*
Tuhan Yesus *sabar* menunggu perubahan sikap kita, supaya kita *berbalik* dan *bertobat* agar *jangan ada di antara kita yang menemui kebinasaan kekal.*
Lebih lanjut, apabila *sudah terjadi perubahan sikap* dalam diri kita, disebutkan pada
*Matius 6: 33* carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Dengan istilah kita telah *mendapatkan Kerajaan Allah* dan *kebenarannya*, maka *semuanya akan ditambahkan kepada kita.*
Perubahan sikap atau karakter diri kita juga dilukiskan dalam
*Mazmur 91: 14 dan 15*
Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.
Dengan istilah *hati yang melekat* kepada TUHAN. Terhadap hati yang demikian, janji Tuhan Yesus adalah *meluputkan*, *membentengi* dari mara bahaya, *menyertai* dalam kesesakan hingga *memuliakan* kita!
Sekarang kita semakin yakin bahwa. *TUHAN tidak pernah lalai akan janji-Nya* dan kita pun semakin memahami akan tujuan *kesabaran Tuhan Yesus.*
Dengan demikian sudah seyogyanya apabila dalam kehidupan keseharian kita mencerminkan sikap *menghormati*, *mengagumi* bahkan *memuja* dan *memuji nama-Nya* yang agung, karena Tuhan Yesus merencanakan *kebaikan* yang tidak terkira bagi kita; bahkan hendak *memuliakan* kita hingga memasuki kehidupan kekal kelak.
Tuhan Yesus memberkati kita semua. *Haleluya!* Amin.
*PD AUTOPIA - MALANG*
_gunawanwibisono_
Tema renungan pagi hari ini adalah:
*TIDAK LALAI TAPI DIANGGAP LALAI*
Dasar firmanNya dari:
*2 Petrus 3: 9 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian*, tetapi *Ia sabar* terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya *semua orang berbalik dan bertobat.*
Para kekasih Kristus, ayat di atas merupakan hikmat Roh Kudus yang diterima Rasul Petrus yang di dalamnya terdapat dua hal berbeda dari dua pihak yang berbeda pula. Pihak pertama: Allah dan pihak kedua: manusia.
Dari pihak Allah sudah terbukti bahwa tidak ada kelalaian dalam memenuhi janji-janji-Nya.
Terhadap Nuh janji-Nya dipenuhi sehingga hanya Nuh beserta keluarganya yang selamat dari amukan air bah yang melanda seluruh bumi pada zaman itu:
*Kejadian 6: 18* Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu.
Terhadap Abraham janji-Nya dipenuhi sehingga Abraham menjadi bapa milyaran manusia zaman ini:
*Kejadian 17: 4* Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: *Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa*.
Terhadap bangsa Israel janji-Nya dipenuhi sehingga Allah memperhatikan dan mengeluarkan mereka dari Tanah Mesir:
*Keluaran 2: 24-25* Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka.
Demikian seterusnya hingga kegenapan janji-Nya terhadap Nabi Yesaya akan kedatangan Sang Mesias.
Namun, janganlah dikira bahwa janji Allah itu digenapkan *tanpa ada upaya apa-apa dari mereka yang menerima janji-Nya* (pihak kedua). Melainkan pihak kedua harus *tekun* dalam *melakukan* *kehendak-Nya* itu:
*Ibrani 10: 36* Sebab kamu memerlukan *ketekunan*, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
Demikian pula, mereka yang menerima janji akan mahkota kehidupan harus: *mampu bertahan dalam pencobaan*, tahan uji dan *senantiasa mengasihi Kristus:*
*Yakobus 1: 12* Berbahagialah orang yang *bertahan dalam pencobaan*, sebab apabila ia *sudah tahan uji*, ia akan *menerima mahkota kehidupan* yang dijanjikan Allah kepada *barangsiapa yang mengasihi Dia.*
Dengan demikian, janganlah menganggap sebagai kelalaian kepada Tuhan Yesus akan janji-Nya; karena Beliau sdg menunggu perubahan sikap kita hingga kita memiliki:
1. *Ketekunan* melakukan kehendak-Nya;
2. *Kemampuan bertahan dalam pencobaan*; dan
3. Konsistensi untuk *mengasihi Dia.*
Tuhan Yesus *sabar* menunggu perubahan sikap kita, supaya kita *berbalik* dan *bertobat* agar *jangan ada di antara kita yang menemui kebinasaan kekal.*
Lebih lanjut, apabila *sudah terjadi perubahan sikap* dalam diri kita, disebutkan pada
*Matius 6: 33* carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Dengan istilah kita telah *mendapatkan Kerajaan Allah* dan *kebenarannya*, maka *semuanya akan ditambahkan kepada kita.*
Perubahan sikap atau karakter diri kita juga dilukiskan dalam
*Mazmur 91: 14 dan 15*
Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.
Dengan istilah *hati yang melekat* kepada TUHAN. Terhadap hati yang demikian, janji Tuhan Yesus adalah *meluputkan*, *membentengi* dari mara bahaya, *menyertai* dalam kesesakan hingga *memuliakan* kita!
Sekarang kita semakin yakin bahwa. *TUHAN tidak pernah lalai akan janji-Nya* dan kita pun semakin memahami akan tujuan *kesabaran Tuhan Yesus.*
Dengan demikian sudah seyogyanya apabila dalam kehidupan keseharian kita mencerminkan sikap *menghormati*, *mengagumi* bahkan *memuja* dan *memuji nama-Nya* yang agung, karena Tuhan Yesus merencanakan *kebaikan* yang tidak terkira bagi kita; bahkan hendak *memuliakan* kita hingga memasuki kehidupan kekal kelak.
Tuhan Yesus memberkati kita semua. *Haleluya!* Amin.
*PD AUTOPIA - MALANG*
_gunawanwibisono_
Komentar
Posting Komentar