1848 Rema: Kepadamulah akan Kuberikan negeri itu
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan malam ini diambil dari:
*Kejadian 13 : 17*
“Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab *kepadamulah akan Kuberikan negeri itu*."
Tema :
*Kepadamulah akan Kuberikan negeri itu*
Cerita tentang Abram yang berpisah dengan Lot bukan barang baru untuk kita, firman yang disampaikan turun temurun baik melalui orang tua kita atau di Sekolah Minggu bahkan dikotbah Minggu.
Saat ini saya ingin mengajak saudara-saudara untuk merasakan bagaimana perasaan Abram kala itu. Sebagai Paman bahkan orang yang lebih tua, kala itu Abram berusia sekitar 75 tahun sedangkan Lot masih berusia dibawah dia, karena Lot adalah anak dari saudaranya
*Kejadian 12 : 5 a*
Abram membawa Sarai, isterinya, dan *Lot, anak saudaranya*,
Seharusnya sebagai orang yang lebih tua, bahkan Pamannya sendiri, Abram punya hak untuk menentukan haknya terlebih dahulu. Tapi karena Abram bergaul karib dengan Allah, maka Abram punya hati yang *lembah atau rendah* dan meminta keponakannya untuk memilih terlebih dahulu daerah yang akan didiami, seperti ajaran Tuhan Yesus
*Filipi 2 : 3b*
Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang *menganggap yang lain lebih utama* dari pada dirinya sendiri
Selain itu sebagai orang yang lebih berpengalaman terhadap kondisi alam setempat, pastilah Abram akan memilih lebih dulu tempat yang subur, tetapi justru yang dilakukan terbalik dengan pemikiran dunia, Abram memberi kebebasan kepada Lot untuk memilih terlebih dulu.
Dan di akhir kisah ni sebagaimana ayat nats diatas, Abram diberikan oleh Tuhan sendiri, negeri yang dipilihNYA itu.
Lalu bagaimana penerapannya dalam kehidupan kita, sudahkah kita berhati-hati dalam bertindak?
Atau masihkah kita tergesa-gesa dalam memilih sehingga terkadang kita lupa meminta *pendapat Tuhan Yesus*?
Bila kita abaikan pendapat Tuhan Yesus, bagaimana juga kita bisa mengatakan bahwa kita berjalan bersama DIA atau bergaul karib dengan Allah?
Lihatlah contoh Abram yang akhirnya diberikan tanah oleh Tuhan Allah sebagai miliknya meski secara kasat mata manusia kurang indah, namun dibandingkan pilihan Lot, tentu jauh lebih baik karena ternyata Lot memilih tempat yang indah menurut pandangan matanya, pada kenyataannya
*Kejadian 13 : 10*
Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. -- *Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora*. –
Kejadian 13 : 13 Adapun *orang Sodom sangat jahat dan berdosa* terhadap TUHAN.
Marilah saudaraku untuk tidak gegabah menetapkan atau memutuskan segala sesuatu dalam hidup kita, mari sertakan Tuhan Yesus dalam doa permohonan kita, dan meningkatkan kepekaan kita mendengar suaraNYA dengan lebih sering menerima hajaran dan didikanNYA agar pilihan kita benar dan kita tidak tersesat.
Selamat berjuang untuk hidup mendengar dan taat akan firman Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
*PD Imanuel, Jakarta*
Lilies
*Kejadian 13 : 17*
“Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab *kepadamulah akan Kuberikan negeri itu*."
Tema :
*Kepadamulah akan Kuberikan negeri itu*
Cerita tentang Abram yang berpisah dengan Lot bukan barang baru untuk kita, firman yang disampaikan turun temurun baik melalui orang tua kita atau di Sekolah Minggu bahkan dikotbah Minggu.
Saat ini saya ingin mengajak saudara-saudara untuk merasakan bagaimana perasaan Abram kala itu. Sebagai Paman bahkan orang yang lebih tua, kala itu Abram berusia sekitar 75 tahun sedangkan Lot masih berusia dibawah dia, karena Lot adalah anak dari saudaranya
*Kejadian 12 : 5 a*
Abram membawa Sarai, isterinya, dan *Lot, anak saudaranya*,
Seharusnya sebagai orang yang lebih tua, bahkan Pamannya sendiri, Abram punya hak untuk menentukan haknya terlebih dahulu. Tapi karena Abram bergaul karib dengan Allah, maka Abram punya hati yang *lembah atau rendah* dan meminta keponakannya untuk memilih terlebih dahulu daerah yang akan didiami, seperti ajaran Tuhan Yesus
*Filipi 2 : 3b*
Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang *menganggap yang lain lebih utama* dari pada dirinya sendiri
Selain itu sebagai orang yang lebih berpengalaman terhadap kondisi alam setempat, pastilah Abram akan memilih lebih dulu tempat yang subur, tetapi justru yang dilakukan terbalik dengan pemikiran dunia, Abram memberi kebebasan kepada Lot untuk memilih terlebih dulu.
Dan di akhir kisah ni sebagaimana ayat nats diatas, Abram diberikan oleh Tuhan sendiri, negeri yang dipilihNYA itu.
Lalu bagaimana penerapannya dalam kehidupan kita, sudahkah kita berhati-hati dalam bertindak?
Atau masihkah kita tergesa-gesa dalam memilih sehingga terkadang kita lupa meminta *pendapat Tuhan Yesus*?
Bila kita abaikan pendapat Tuhan Yesus, bagaimana juga kita bisa mengatakan bahwa kita berjalan bersama DIA atau bergaul karib dengan Allah?
Lihatlah contoh Abram yang akhirnya diberikan tanah oleh Tuhan Allah sebagai miliknya meski secara kasat mata manusia kurang indah, namun dibandingkan pilihan Lot, tentu jauh lebih baik karena ternyata Lot memilih tempat yang indah menurut pandangan matanya, pada kenyataannya
*Kejadian 13 : 10*
Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. -- *Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora*. –
Kejadian 13 : 13 Adapun *orang Sodom sangat jahat dan berdosa* terhadap TUHAN.
Marilah saudaraku untuk tidak gegabah menetapkan atau memutuskan segala sesuatu dalam hidup kita, mari sertakan Tuhan Yesus dalam doa permohonan kita, dan meningkatkan kepekaan kita mendengar suaraNYA dengan lebih sering menerima hajaran dan didikanNYA agar pilihan kita benar dan kita tidak tersesat.
Selamat berjuang untuk hidup mendengar dan taat akan firman Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
*PD Imanuel, Jakarta*
Lilies
Komentar
Posting Komentar