784 Rensi: Makanan Yang Murni Dari Tuhan

Shalom Alaichem b'Shem Yeshua Ha Masiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus firman siang ini diambil dari :

*Yehezkiel 3:3*
Lalu firman-Nya kepadaku: “Hai anak manusia, makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini kepadamu dan isilah perutmu dengan itu.” Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku.

Dengan tema:
*MAKANAN YANG MURNI DARI TUHAN*

Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Pemanggilan nabi Yehezkiel yang diutus pemberitakan kabar sukacita kepada bangsa pemberontak diwarnai dramatisasi yang cukup memukau. Melalui penglihatan, beliau dibawa dan dikarya oleh Roh ul Kudus sedemikian rupa menyerupai karya Roh Kudus pada masa kita sekarang ini. Bahkan, beliau sempat menjadi bisu! Silakan simak secara pribadi ayat sebelum dan sesudahnya.

Kita adalah Yehezkiel masa kini. Sebelum diutus kepada bangsa pemberontak ini, kita dibekali terlebih dahulu dengan harus memakan gulungan kitab dan harus mengisi perut dengan hal itu. Gulungan  kitab yang Bapa berikan adalah firman-firman-Nya yang setiap saat kita dengar dan baca, khususnya lewat pakaryan Roh secara langsung di persekutuan doa, juga regi dan rensi yang di-share di WA dan Facebook.

Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku. Memakan di sini bermakna merenungkan,  menghayati, mengaplikasikan, dan mengimplementasikannya  dalam hidup sehari hari. Manis seperti madu. Kita tahu bahwa madu adalah bahan pangan dan obat yang sangat bagus untuk stamina dan kesehatan. Jika firman Bapa diibaratkan sebagai madu, artinya firman Bapa memang sangat tepat sebagai sarana menjaga kesehatan jasmani rohani kita, seperti difirmankan-Nya pada:

*2 Timotius 3: 16*
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Saat memperoleh petuah surgawi, ada rasa bahagia yang tak dapat dinilai dengan apa pun. Itu karena firman Bapa dibarengi dengan kuasa Roh Kudus yang memampukan kita menerima dengan sukacita. Jika  kita lengket menempel terus, pasti kita pun dimampukan melakukan kehendak-Nya. Melalui kebersamaan kita dalam penyembahan di persekutuan doa, Bapa pun “reno ing penggalih”. Bukankah ini salah satu tujuan kita? Seperti cuplikan lagu, “Engkau tahu ya Tuhan, tujuan hidupku. Hanyalah untuk menyenangkan hati-Mu”

Bapak, Ibu, Saudaraku. Sebelum menjadi guru, kita harus belajar di sekolah guru (SPG, PGSD, dan lain-lain) terlebih dahulu. Sebelum mengajar orang lain, kita perlu mengajar diri sendiri. Secara rohani, kita pun perlu belajar, perlu ditatar, didiklat di taman arum ini dan harus mengajar diri kita sendiri dahulu. Bapa juga membekali kita untuk mengajar atau mengimbaskan pengajaran Tuhan Yesus dengan lebih baik. Sebagaimana sabda-Nya pada:

*Roma 2:21*
“Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau mengajar jangan mencuri, mengapa engkau sendiri mencuri?”

Sebelum mewujud nyatakan kasih Bapa, isi dahulu bejana kita yang kosong dengan melakksanakan P3, kebaktian keluarga buka hari dan tutup hari. Jangan sampai kita tidak membaca Alkitab kita sebab :

*Amsal 24:13*
Anakku, makanlah madu sebab itu baik; dan tetesan madu manis untuk langit-langit.

Sebaliknya, janganlah kita sombong dengan merasa kenyang kemudian kita menginjak injak madu. Artinya tidak menghiraukan sabda Bapa karena sudah merasa Kristen sejak kecil, merasa sudah menjadi anggota persekutuan, sudah menjadi majelis, dan sebagainya. Perhatikanlah firman ini:

*Amsal 27:7*
“Orang yang kenyang menginjak-injak madu, tetapi bagi orang yang lapar segala yang pahit dirasakan manis.”

Bukankah lebih berbahagia jika kita merasa lapar dan haus akan firman Tuhan, kemudian mencari hadirat Bapa, senyampang masih diperkenan untuk kita cari? Sebab jika saat kita habis, kita tidak lagi bisa mencari-Nya. Atau ada saat di mana Bapa tidak bisa kita cari, yakni ketika kita melakukan kesalahan, kejahatan, kesombongan, dan buah keduniawian yang lain. Nah, marilah kita datang ke hadirat-Nya dengan sukacita surga. Tuhan Yesus memberkati. Amin

*PD AUTOPIA MALANG*
24042017
Ninik S Rahayu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR