754 Regi: Manusia Tidak Mampu Memahami Pikiran
Shalom Alaichem b'Shem Yeshua Ha Masiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus ,bacaan firman hari ini diambil dari
Mazmur 139:13-17 dengan ayat nast :
*Mazmur 139:17 (TB) Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!*
Renungan ini dengan tema:
*Manusia tidak mampu memahami pikiran Allah*
Tanpa disadari sering kita telah menjadi penasehat Allah ,mengatur Allah baik melalui doa, atau pikiran kita, tanpa mau koreksi siapa diri kita ini? Yang ada apa yang kita minta dalam doa, agar Tuhan mengabulkan dan memberikan apa yang menjadi keinginan hati kita.
Jika kita mau merenungkan apa yang telah Allah perbuat didalam Mazmur 139 ini, kita akan paham siapa diri kita dihadapan Allah dan selayaknya kita malu, jika selama ini masih sering mengatur Tuhan agar apa yang kita minta dipenuhi. Sebab Tuhan membentuk kita begitu dahsyat dan tidak satupun akal manusia yang mampu untuk menandinginya atau memikirkan yang lebih jauh dari dirinya, semua terekam bahkan hari-hari yang akan kita lalui tidak satupun akan terlewat sebagaimana tertulis dalam kitab Nya. Adakah pikiran manusia mampu merekam atau mengetahui akan apa yang terjadi kedepannya? Manusia boleh merencanakan apapun tentang hidup dan masa depannya, tapi ingat jika apa yang dirancangkan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan pasti tidak akan pernah terjadi dan pasti gagal. Sebab harus kita sadari bahwa
Yesaya 55:8-9 (TB) *Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku*, demikianlah firman TUHAN.
*Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.*
Jika seperti ini apa yang hendak kita samakan dengan pikiran dan rancana Allah? Mampukah manusia menghitung berapa besar kuasa Allah? Ternyata manusia itu sebenarnya tidak ada apa-apanya dihadapan Allah, namun manusia sering berbuat sombong dan menyombongkan diri, merasa hidup ini miliknya sendiri, sehingga banyak yang lupa diri, lupa siapa Tuhan Allahnya yang sudah memberi nafas hidup dalam dirinya. Kalau rancangan dan jalannya Tuhan sedemikian jauh dari langkah kita, apa yang harus kita lakukan? Sebab harus kita sadari bahwa
Yeremia 10:23 (TB) Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.
Jika hal ini melekat dalam diri kita, tentunya setiap apapun yang akan kita lakukan harus kita maturkan, dalam doa mohon petunjuk Tuhan, bukan dengan seenaknya saja langsung dilakukan apa yang ada dalam angan kita, sebab sekali lagi kita tidak tahu apa yang akan kita lakukan ini berhasil atau gagal, karena itu lakukan seperti
Yakobus 4:15 (TB) Sebenarnya kamu harus berkata: *"Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."*
Dan Tuhan Yesuspun sudah mengajar kita dalam doa agar kehendak Bapa yang terjadi, bukan kehendak kita. Ingat tidak seorangpun yang dapat menyelami pikiran Tuhan, tidak ada seoranpun yang akan tahu apa yang akan terjadi dalam dirinya, karena pikiran Tuhan tidak bisa dipikir oleh nalar manusia, cuma satu yang harus kita pegang dan kita imani bahwa rancangan Tuhan adalah baik bagi kehidupan manusia seperti
Yeremia 29:11 (TB) Sebab *Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.*
Sekarang tinggal kita, apakah mau hidup dalam rancangan Tuhan atau hidup dengan rancangan kita sendiri, sebab sudah pasti rancangan Tuhan bagi kita adalah rancangan damai sejahtera dan damai sejahtera yang Allah berikan tidak sama dengan yang diberikan dunia ini, Tuhanpun tidak pernah merancangkan kecelakaan atau kesusahan dalam hidup kita,jika dalam hidup ini mengalami dan merasakan yang tidak baik, atau mengalami kecelakaan hendaklah kita koreksi hidup kita dengan merefleksi firmanNya di
Yeremia5:25.
Tuhan Allah juga merencanakan hari depan kita yang penuh harapan, yaitu hari depan yang penuh sukacita, tidak ada ratap tangis dan kertak gigi, dengan catatan *jika kita mau hidup menurut perintah dan ketetapanNya*
Sekali lagi manusia tidak dapat menyelami apa yang menjadi pikiran Allah, sebagaimana manusia tidak mengetahui jalannya angin, dan bagaimana Tuhan Allah membentuk dan mengukir tulang manusia dalam rahim, Tuhan menenun dan membentuk buah pinggang kita, tidak seorangpun yang tahu bahkan ibu yang mengandung pun juga tidak pernah tahu, bagaimana Allah mengukir manusia.
Pengkhotbah 11:5 (TB) *Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu.*
Masih terus memaksakan diri, mau mengatur Allah, mau menjadi penasihat Allah, agar doa dan harapan kita dikabulkan? Seharusnya sebagai manusia yang diciptakan adalah kita harus percaya dengan sungguh-sungguh, menyerahkan semuanya, agar Allah saja yang bertindak dan dengan senantiasa bergembira bersyukur kepada DIA ,yang masih berkenan memberi nafas hidup ini,jika ini yang kita lakukan hidup seturut dengan firmanNya maka rancangan yang baik dari Tuhan akan diberikan kepada kita.
Terus ber introspeksi diri supaya lebih mengenal siapa diri kita ini, dan dapat mengenal Allah dengan benar, sehingga kita dimampukan hidup dalam rancangan dan rencana Tuhan, untuk menerima masa depan yang penuh harapan, sebab betapa sulit manusia untuk memahami pikiran Allah, jika hidup dengan akal budi nya saja. Hanya dengan pertolongan Roh Kudus kita dimampukan untuk memahami, mengerti dan mengenal Allah denhan benar.
Tuhan Yesus memberkati orang yang setia dan hidup dalam kebenaran. Amin
*PD AUTOPIA MALANG*
Wibisono
Mazmur 139:13-17 dengan ayat nast :
*Mazmur 139:17 (TB) Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!*
Renungan ini dengan tema:
*Manusia tidak mampu memahami pikiran Allah*
Tanpa disadari sering kita telah menjadi penasehat Allah ,mengatur Allah baik melalui doa, atau pikiran kita, tanpa mau koreksi siapa diri kita ini? Yang ada apa yang kita minta dalam doa, agar Tuhan mengabulkan dan memberikan apa yang menjadi keinginan hati kita.
Jika kita mau merenungkan apa yang telah Allah perbuat didalam Mazmur 139 ini, kita akan paham siapa diri kita dihadapan Allah dan selayaknya kita malu, jika selama ini masih sering mengatur Tuhan agar apa yang kita minta dipenuhi. Sebab Tuhan membentuk kita begitu dahsyat dan tidak satupun akal manusia yang mampu untuk menandinginya atau memikirkan yang lebih jauh dari dirinya, semua terekam bahkan hari-hari yang akan kita lalui tidak satupun akan terlewat sebagaimana tertulis dalam kitab Nya. Adakah pikiran manusia mampu merekam atau mengetahui akan apa yang terjadi kedepannya? Manusia boleh merencanakan apapun tentang hidup dan masa depannya, tapi ingat jika apa yang dirancangkan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan pasti tidak akan pernah terjadi dan pasti gagal. Sebab harus kita sadari bahwa
Yesaya 55:8-9 (TB) *Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku*, demikianlah firman TUHAN.
*Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.*
Jika seperti ini apa yang hendak kita samakan dengan pikiran dan rancana Allah? Mampukah manusia menghitung berapa besar kuasa Allah? Ternyata manusia itu sebenarnya tidak ada apa-apanya dihadapan Allah, namun manusia sering berbuat sombong dan menyombongkan diri, merasa hidup ini miliknya sendiri, sehingga banyak yang lupa diri, lupa siapa Tuhan Allahnya yang sudah memberi nafas hidup dalam dirinya. Kalau rancangan dan jalannya Tuhan sedemikian jauh dari langkah kita, apa yang harus kita lakukan? Sebab harus kita sadari bahwa
Yeremia 10:23 (TB) Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.
Jika hal ini melekat dalam diri kita, tentunya setiap apapun yang akan kita lakukan harus kita maturkan, dalam doa mohon petunjuk Tuhan, bukan dengan seenaknya saja langsung dilakukan apa yang ada dalam angan kita, sebab sekali lagi kita tidak tahu apa yang akan kita lakukan ini berhasil atau gagal, karena itu lakukan seperti
Yakobus 4:15 (TB) Sebenarnya kamu harus berkata: *"Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."*
Dan Tuhan Yesuspun sudah mengajar kita dalam doa agar kehendak Bapa yang terjadi, bukan kehendak kita. Ingat tidak seorangpun yang dapat menyelami pikiran Tuhan, tidak ada seoranpun yang akan tahu apa yang akan terjadi dalam dirinya, karena pikiran Tuhan tidak bisa dipikir oleh nalar manusia, cuma satu yang harus kita pegang dan kita imani bahwa rancangan Tuhan adalah baik bagi kehidupan manusia seperti
Yeremia 29:11 (TB) Sebab *Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.*
Sekarang tinggal kita, apakah mau hidup dalam rancangan Tuhan atau hidup dengan rancangan kita sendiri, sebab sudah pasti rancangan Tuhan bagi kita adalah rancangan damai sejahtera dan damai sejahtera yang Allah berikan tidak sama dengan yang diberikan dunia ini, Tuhanpun tidak pernah merancangkan kecelakaan atau kesusahan dalam hidup kita,jika dalam hidup ini mengalami dan merasakan yang tidak baik, atau mengalami kecelakaan hendaklah kita koreksi hidup kita dengan merefleksi firmanNya di
Yeremia5:25.
Tuhan Allah juga merencanakan hari depan kita yang penuh harapan, yaitu hari depan yang penuh sukacita, tidak ada ratap tangis dan kertak gigi, dengan catatan *jika kita mau hidup menurut perintah dan ketetapanNya*
Sekali lagi manusia tidak dapat menyelami apa yang menjadi pikiran Allah, sebagaimana manusia tidak mengetahui jalannya angin, dan bagaimana Tuhan Allah membentuk dan mengukir tulang manusia dalam rahim, Tuhan menenun dan membentuk buah pinggang kita, tidak seorangpun yang tahu bahkan ibu yang mengandung pun juga tidak pernah tahu, bagaimana Allah mengukir manusia.
Pengkhotbah 11:5 (TB) *Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu.*
Masih terus memaksakan diri, mau mengatur Allah, mau menjadi penasihat Allah, agar doa dan harapan kita dikabulkan? Seharusnya sebagai manusia yang diciptakan adalah kita harus percaya dengan sungguh-sungguh, menyerahkan semuanya, agar Allah saja yang bertindak dan dengan senantiasa bergembira bersyukur kepada DIA ,yang masih berkenan memberi nafas hidup ini,jika ini yang kita lakukan hidup seturut dengan firmanNya maka rancangan yang baik dari Tuhan akan diberikan kepada kita.
Terus ber introspeksi diri supaya lebih mengenal siapa diri kita ini, dan dapat mengenal Allah dengan benar, sehingga kita dimampukan hidup dalam rancangan dan rencana Tuhan, untuk menerima masa depan yang penuh harapan, sebab betapa sulit manusia untuk memahami pikiran Allah, jika hidup dengan akal budi nya saja. Hanya dengan pertolongan Roh Kudus kita dimampukan untuk memahami, mengerti dan mengenal Allah denhan benar.
Tuhan Yesus memberkati orang yang setia dan hidup dalam kebenaran. Amin
*PD AUTOPIA MALANG*
Wibisono
Komentar
Posting Komentar