759 Rensi: Sebuah Balon
Shalom Aleichem be Shem Yeshua ha Mashiach
Renungan siang ini dari:
Markus 10:
_"(15) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."_
Dengan tema:
*Sebuah balon*
Bertemu dengan berbagai macam orang terutama balita dan anak-anak adalah saat yang sangat menyenangkan. Kemarin ada seorang bayi bernama Mila berumur 9 bulan yang kelihatan sangat lucu karena murah senyum.
Sangat menggemaskan.
Lalu saya beri 1 balon Paskah "Happy Easter", senyumnya semakin lebar dan melompat-lompat dari kursi kereta belanja mamanya.
Yang memberi balon pun ikut senang karena Mila terus bermain-main dengan balon itu sambil melompat-lompat dan sesekali berceloteh.
Dalam Bahasa Inggris ini disebut momen "priceless", sebuah balon saja bisa membuatnya sangat bahagia.
Seperti firman di awal, betapa TUHAN Yesus menginginkan kita memiliki hati seperti anak kecil yang selalu bisa mensyukuri pemberian Allah dengan tidak muluk-muluk, dengan kerinduan, dengan kepolosan/ketulusan hati menginginkan untuk selalu ada dalam hadirat Allah, menyambut Sang Maha Agung.
Bila kita menyambut Paskah dengan pikiran sebagai orang dewasa, betapa kita akan sukar untuk bersyukur, sukar merasa puas karena semakin dewasa semakin pikiran jasmani menguasai.
Kalau orang dewasa cenderung berpikiran: ya wajar saja kamu memberi balon kepada anak-anak ya itu tugasmu untuk membuat pelanggan senang. Biasa saja.
Yohanes 3:
_" (16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."_
Perhatikan lebih lanjut ayat di atas. Kasih karunia dan kuasa keselamatan adalah *hanya* bagi mereka yang percaya. Kalau tidak percaya? ya binasa.
Sekarang kalu Anda yang membaca renungan ini saya beri balon pun, apakah akan sesenang Mila?
Ya itulah. Banyak manusia belum puas akan pengorbanan TUHAN Yesus di kayu salib. Masih banyak yang mencari allah-allah lain yang bisa memuaskan keinginannya dan mengolah cerita penyaliban dengan pikiran duniawi saja. "TUHAN kok mati?", "Yang disalib bukan Yesus itu", dan sebagainya.
Jangan sesat!
Mari kita senantiasa bersyukur dan semakin merefleksikan bagaimana pengorbanan TUHAN Yesus mengangkat kita dari lumpur dosa agar rohani kita semakin hormat dan kasih kepada Allah karena Bapa sendiri yg terlebih dulu mengasihi kita.
Selamat menyambut Paskah.
TUHAN Yesus memberkati.
Amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
12042017
Andrias Tri Susanto
Renungan siang ini dari:
Markus 10:
_"(15) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."_
Dengan tema:
*Sebuah balon*
Bertemu dengan berbagai macam orang terutama balita dan anak-anak adalah saat yang sangat menyenangkan. Kemarin ada seorang bayi bernama Mila berumur 9 bulan yang kelihatan sangat lucu karena murah senyum.
Sangat menggemaskan.
Lalu saya beri 1 balon Paskah "Happy Easter", senyumnya semakin lebar dan melompat-lompat dari kursi kereta belanja mamanya.
Yang memberi balon pun ikut senang karena Mila terus bermain-main dengan balon itu sambil melompat-lompat dan sesekali berceloteh.
Dalam Bahasa Inggris ini disebut momen "priceless", sebuah balon saja bisa membuatnya sangat bahagia.
Seperti firman di awal, betapa TUHAN Yesus menginginkan kita memiliki hati seperti anak kecil yang selalu bisa mensyukuri pemberian Allah dengan tidak muluk-muluk, dengan kerinduan, dengan kepolosan/ketulusan hati menginginkan untuk selalu ada dalam hadirat Allah, menyambut Sang Maha Agung.
Bila kita menyambut Paskah dengan pikiran sebagai orang dewasa, betapa kita akan sukar untuk bersyukur, sukar merasa puas karena semakin dewasa semakin pikiran jasmani menguasai.
Kalau orang dewasa cenderung berpikiran: ya wajar saja kamu memberi balon kepada anak-anak ya itu tugasmu untuk membuat pelanggan senang. Biasa saja.
Yohanes 3:
_" (16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."_
Perhatikan lebih lanjut ayat di atas. Kasih karunia dan kuasa keselamatan adalah *hanya* bagi mereka yang percaya. Kalau tidak percaya? ya binasa.
Sekarang kalu Anda yang membaca renungan ini saya beri balon pun, apakah akan sesenang Mila?
Ya itulah. Banyak manusia belum puas akan pengorbanan TUHAN Yesus di kayu salib. Masih banyak yang mencari allah-allah lain yang bisa memuaskan keinginannya dan mengolah cerita penyaliban dengan pikiran duniawi saja. "TUHAN kok mati?", "Yang disalib bukan Yesus itu", dan sebagainya.
Jangan sesat!
Mari kita senantiasa bersyukur dan semakin merefleksikan bagaimana pengorbanan TUHAN Yesus mengangkat kita dari lumpur dosa agar rohani kita semakin hormat dan kasih kepada Allah karena Bapa sendiri yg terlebih dulu mengasihi kita.
Selamat menyambut Paskah.
TUHAN Yesus memberkati.
Amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
12042017
Andrias Tri Susanto
Komentar
Posting Komentar