769 Rensi: Hati Yang Gembira
Shalom Alaichem b'Shem Yeshua Ha Masiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus ,renungan siang ini diambil dari:
Amsal 17: 22
*“Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.”*
Dengan tema
*"HATI YANG GEMBIRA"*
Saudara-saudaraku yang terkasih dalam Tuhan Yesus,
Siapa pun di antara kita pasti pernah mengalami sakit. Ada yang sakit biasa, ada juga yang cukup membahayakan. Namun, di sini Tuhan Yesus mengajarkan agar jika dalam kondisi sakit kita mengandalkan Tuhan Yesus dengan hati yang gembira.
Bagaimana mungkin kita bisa bergembira dalam kondisi sakit apalagi jika sudah divonis sebagai penyakit yang bisa merenggut nyawa? Ternyata, hati yang gembira dapat kita miliki dengan alasan sebagai berikut:
1. Kita bergembira karena mengingat kasih dan kebaikan Tuhan semata. Jika dihitung antara sakit dan sehat, tentulah lebih banyak sehatnya. Maka, kita ingat kebaikan Tuhan sebagaimana pada
2 Tawarikh 7:10
“Pada hari yang kedua puluh tiga, bulan ketujuh, *disuruhnya bangsa itu pulang ke kemah kemah mereka sambil bersuka cita dan bergembira atas kebaikan Tuhan* yang telah dilakukan kepada Daud, kepada Salomo, dan kepada orang Israel umat-Nya.”
2. Seharusnya kita tidak berkeluh kesah, menggerutu, bersungut-sungut, atau sambatan saja. Teladan ini dilakukan oleh Ayub pada firman berikut:
Ayub 9:27
“Bila aku berpikir: *Aku hendak melupakan keluh kesahku, mengubah air mukaku, dan bergembira.”*
Penderitaan dan sakit-penyakit kita tentu jauh berada di bawah standar penderitaan dan sakit-penyakit yang Ayub alami. Jika Ayub bisa mengemukakan seperti itu, tentu kita pun bisa. Kita katakan lantang, ”Aku pasti bisa!”
Mengapa kita bertekad seperti itu? Di samping yang kita derita lebih kecil daripada penderitaan Ayub,apalagi penderitaan Tuhan Yesus di kayu salib, kita harus ingat bahwa bagaimana pun Tuhan mengasihi kita. Tuhan ingin kita lebih baik dan bisa bersyukur dalam segala hal. Ingat: dalam segala hal!
3. Jika kita bergembira, kita akan memperoleh semua keinginan kita. Mari kita pun mengingat pesan pemazmur pada
Mazmur 37 :4
*“Dan bergembiralah karena Tuhan, maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.”*
Janji ini bukan janji palsu. Janji ini pasti digenapi-Nya. Jika kita bergembira karena Tuhan yang telah merencanakan keselamatan dan damai sejahtera semata itu, pasti Tuhan pun akan memberikan kepada kita apa yang diinginkan hati kita.
4. Syarat berikutnya agar kita bergembira adalah rendah hati, mempercayai dan mempercayakan hidup kita seutuhnya kepada rencana dan tatanan Tuhan Yesus, bukan rencana dan tatanan kita sendiri. Dengan rendah hati yang berarti tidak menyombongkan kekuatan, kekayaan, kecantikan, kegagahan, atau semua kelebihan kita (yang menurut kita baik, tetapi belum tentu menurut Tuhan itu adalah baik) ternyata kita akan mewarisi bumi. Ingat, mewarisi bumi. Artinya segala yang kita butuhkan dicukupi-Nya! Selanjutnya, dengan rendah hati itu pula kita mampu bergembira. Dan yang tidak kalah hebat adalah janji selanjutnya, yaitu memperoleh kesejahteraan yang melimpah-limpah. Bukankah ini harapan semua orang? Mari kita selidiki firman pada :
Mazmur 37 :11
*“Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.”*
5. Saat sakit dan menderita mari kita lebih mendekat, mencari hadirat-Nya, datang pada rumah Allah dengan gembira dan sukacita. Kita semakin bersemangat mencari Dia karena landasaan firman berikut:
Mazmur 40: 16
*“Biarlah bergembira dan bersuka cita karena Engkau semua orang yang mencari Engkau, biarlah mereka mencintai kselamatan dari pada-Mu tetap berkata, ‘Tuhan itu besar!"*
Mazmur 43:4
“Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah menghadap *Allah adalah sukacitaku dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu* dengan kecapi, ya Allahku, ya Allahku.”
6. Jika kita hidup benar di hadapan Allah akan membuat sukacita dan gembira. Mampukah kita? Pasti mampu karena Tuhan memampukan kita. Sumber sukacita dan kegembiraan itu adalah Allah yang mengajar kita untuk hidup benar melalui firman yang telah kita dengar dan baca setiap saat.
Mazmur 68:3
*“Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira, dan bersukacita.”*
Jadi, obat yang paling mujarab adalah hati yang gembira. Tuhan Yesus pasti membantu kita untuk senantiasa bergembira di dalam rencana-Nya. Haleluya, Tuhan Yesus memberkati.
*PD AUTOPIA MALANG*
17042017
Ninik S Rahayu
Amsal 17: 22
*“Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.”*
Dengan tema
*"HATI YANG GEMBIRA"*
Saudara-saudaraku yang terkasih dalam Tuhan Yesus,
Siapa pun di antara kita pasti pernah mengalami sakit. Ada yang sakit biasa, ada juga yang cukup membahayakan. Namun, di sini Tuhan Yesus mengajarkan agar jika dalam kondisi sakit kita mengandalkan Tuhan Yesus dengan hati yang gembira.
Bagaimana mungkin kita bisa bergembira dalam kondisi sakit apalagi jika sudah divonis sebagai penyakit yang bisa merenggut nyawa? Ternyata, hati yang gembira dapat kita miliki dengan alasan sebagai berikut:
1. Kita bergembira karena mengingat kasih dan kebaikan Tuhan semata. Jika dihitung antara sakit dan sehat, tentulah lebih banyak sehatnya. Maka, kita ingat kebaikan Tuhan sebagaimana pada
2 Tawarikh 7:10
“Pada hari yang kedua puluh tiga, bulan ketujuh, *disuruhnya bangsa itu pulang ke kemah kemah mereka sambil bersuka cita dan bergembira atas kebaikan Tuhan* yang telah dilakukan kepada Daud, kepada Salomo, dan kepada orang Israel umat-Nya.”
2. Seharusnya kita tidak berkeluh kesah, menggerutu, bersungut-sungut, atau sambatan saja. Teladan ini dilakukan oleh Ayub pada firman berikut:
Ayub 9:27
“Bila aku berpikir: *Aku hendak melupakan keluh kesahku, mengubah air mukaku, dan bergembira.”*
Penderitaan dan sakit-penyakit kita tentu jauh berada di bawah standar penderitaan dan sakit-penyakit yang Ayub alami. Jika Ayub bisa mengemukakan seperti itu, tentu kita pun bisa. Kita katakan lantang, ”Aku pasti bisa!”
Mengapa kita bertekad seperti itu? Di samping yang kita derita lebih kecil daripada penderitaan Ayub,apalagi penderitaan Tuhan Yesus di kayu salib, kita harus ingat bahwa bagaimana pun Tuhan mengasihi kita. Tuhan ingin kita lebih baik dan bisa bersyukur dalam segala hal. Ingat: dalam segala hal!
3. Jika kita bergembira, kita akan memperoleh semua keinginan kita. Mari kita pun mengingat pesan pemazmur pada
Mazmur 37 :4
*“Dan bergembiralah karena Tuhan, maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.”*
Janji ini bukan janji palsu. Janji ini pasti digenapi-Nya. Jika kita bergembira karena Tuhan yang telah merencanakan keselamatan dan damai sejahtera semata itu, pasti Tuhan pun akan memberikan kepada kita apa yang diinginkan hati kita.
4. Syarat berikutnya agar kita bergembira adalah rendah hati, mempercayai dan mempercayakan hidup kita seutuhnya kepada rencana dan tatanan Tuhan Yesus, bukan rencana dan tatanan kita sendiri. Dengan rendah hati yang berarti tidak menyombongkan kekuatan, kekayaan, kecantikan, kegagahan, atau semua kelebihan kita (yang menurut kita baik, tetapi belum tentu menurut Tuhan itu adalah baik) ternyata kita akan mewarisi bumi. Ingat, mewarisi bumi. Artinya segala yang kita butuhkan dicukupi-Nya! Selanjutnya, dengan rendah hati itu pula kita mampu bergembira. Dan yang tidak kalah hebat adalah janji selanjutnya, yaitu memperoleh kesejahteraan yang melimpah-limpah. Bukankah ini harapan semua orang? Mari kita selidiki firman pada :
Mazmur 37 :11
*“Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.”*
5. Saat sakit dan menderita mari kita lebih mendekat, mencari hadirat-Nya, datang pada rumah Allah dengan gembira dan sukacita. Kita semakin bersemangat mencari Dia karena landasaan firman berikut:
Mazmur 40: 16
*“Biarlah bergembira dan bersuka cita karena Engkau semua orang yang mencari Engkau, biarlah mereka mencintai kselamatan dari pada-Mu tetap berkata, ‘Tuhan itu besar!"*
Mazmur 43:4
“Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah menghadap *Allah adalah sukacitaku dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu* dengan kecapi, ya Allahku, ya Allahku.”
6. Jika kita hidup benar di hadapan Allah akan membuat sukacita dan gembira. Mampukah kita? Pasti mampu karena Tuhan memampukan kita. Sumber sukacita dan kegembiraan itu adalah Allah yang mengajar kita untuk hidup benar melalui firman yang telah kita dengar dan baca setiap saat.
Mazmur 68:3
*“Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira, dan bersukacita.”*
Jadi, obat yang paling mujarab adalah hati yang gembira. Tuhan Yesus pasti membantu kita untuk senantiasa bergembira di dalam rencana-Nya. Haleluya, Tuhan Yesus memberkati.
*PD AUTOPIA MALANG*
17042017
Ninik S Rahayu
Komentar
Posting Komentar