235 Rensi: Bahagia Itu Pilihan
Shalom Alaichem b'Shem Yeshua Ha Masiach saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus firman hari ini dengan tema:
*BAHAGIA ITU PILIHAN*
Setiap orang jika ditanya keinginannya dalam hidup, pasti salah satu jawabannya adalah ingin bahagia, walaupun cara tiap-tiap orang untuk mendapatkannya berbeda-beda , ada dengan cara mengejar harta yang banyak, mengejar jodohnya sendiri, mengejar karir, mengejar jabatan, traveling kemana-mana, sekolah setinggi-tingginya, dan masih banyak lagi.
Bahkan terkadang demi memperoleh kebahagiaan itu, manusia rela mengorbankan banyak hal, harta, keluarga, anak, suami/istri, orang lain bahkan nyawanya sendiri.
Coba kita renungkan, terkadang begitu ironis apa yang dilakukan manusia untuk meraih suatu kebahagiaan, namun tidak jarang apa yang dilakukan malah membuatnya kehilangan kebahagiaan, bukankah kita juga sering seperti itu?
Contoh paling sepele dan yang paling sering terjadi,
*_saat berkeluarga, seorang bapak yang ingin membuat bahagia keluarganya , dengan bekerja siang malam sampai tidak memiliki waktu untuk keluarganya, sehingga membuat keluarganya malah tidak bahagia_*karena mereka kehilangan waktu untuk bersama dengan keluarganya, dan membuat komunikasi orang tua dengan anak, suami dengan isteri sudah tidak harmonis lagi.
Namun bersyukurlah kita, orang-orang yang sudah mengenal Yesus, kita tau bagaimana cara mendapatkan kebahagiaan itu, seperti yang sudah Allah firmankan di
Yesaya 48:18 (TB) Sekiranya engkau *memperhatikan* perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan *kebahagiaanmu* akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti,
Sudah sangat jelas sekali firman Allah menghendaki kita untuk *memperhatikan perintah-perintahNya* supaya kita mendapatkan kebahagiaan itu, begitu sederhana bukan caranya
Hanya dengan *Manut*, mau melakukan segala perintah Allah, bukan berjerih lelah bekerja siang malam, bukan berburu kuliner, bukan dugem, bukan traveling, bukan juga usaha-usaha secara jasmani yang sepertinya membuat manusia bahagia, namun hanya dengan "Manut" kepada perintah-perintahNya saja...
Tetapi ternyata manut itu juga suatu pilihan, dan tidak sedikit manusia lebih memilih jalannya sendiri dari pada memilih untuk manut menurut perintah Allahnya, oleh karena itu
Efesus 4:17-19 (TB)
17 Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia
18 dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.
19 Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.
Inilah gambarannya manusia dunia, karena kalau manut, manusia *harus mematikan* keinginannya sendiri (kedagingannya) sebab harus dipahami bahwa keinginan daging adalah maut yaitu menuju kebinasaan bukan menuju kebahagiaan, coba perhatikan firman ini
Roma 8:6-8 (TB)
6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
8 Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.
Sudah jelas bahwa keinginan daging adalah maut, perseteruan dengan Allah, dan hidup dalam daging tidak berkenan kepada Allah, jika demikian bisakah kita mendapatkan kebahagiaan itu?
Ingat jika kita mendapatkan maut, berarti kita melawan Allah dan hidup tidak berkenan kepada Allah?
Bukankah sumber segala kebahagiaan yang sejati itu, berasal dari Allah saja! Memang dunia juga menawarkan kebahagiaan, namun perlu kita ketahui kebahagiaan yang seperti apa yang diberikan oleh dunia itu ?
Kebahagiaan yang dunia berikan hanya sementara , tidak kekal dan bahkan sering di akhirnya, malah membuat penyesalan dan ketidak bahagiaan (spt contoh di atas)
Lalu bagaimana car kita melawan keinginan daging, supaya kita berkenan kepada Allah dan memperoleh kebahagiaan itu? Kita harus mau hidup menjadi milik Kristus, perhatikan firman ini
Galatia 5:24-25 (TB)
24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
Dengan menjadi milik Kristus, maka Kristus ada dan menguasai hidup kita, sehingga Roh Kudus akan memimpin dan memampukan kita untuk melawan dan mematikan keinginan-keinginan daging itu.
Jika ini, yang kita lakukan, untuk *manut* perintah-perintahNya , maka sudah tidak ada yang"mustahil" lagi, karena kita akan menjadi "satu Roh" dengan yang memberi perintah _(nyambung, connect, frekuensinya sama, satu protokol, satu bahasa yang sama)_ sehingga kita akan memahami dan mengerti apa kehendak Tuhan dalam hidup kita seperti...
Hosea 14:10 (TB) Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.
Dan jika kita sudah satu roh, sudah paham dan bijaksana, tentu kita akan memiliki pilihan yang tepat, bagaimana memilih kebahagiaan yang sejati, karena *bahagia itu adalah pilihan*.
Selamat siang Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin
PD AUTOPIA Malang
22072016
Andika Zakharia.
*BAHAGIA ITU PILIHAN*
Setiap orang jika ditanya keinginannya dalam hidup, pasti salah satu jawabannya adalah ingin bahagia, walaupun cara tiap-tiap orang untuk mendapatkannya berbeda-beda , ada dengan cara mengejar harta yang banyak, mengejar jodohnya sendiri, mengejar karir, mengejar jabatan, traveling kemana-mana, sekolah setinggi-tingginya, dan masih banyak lagi.
Bahkan terkadang demi memperoleh kebahagiaan itu, manusia rela mengorbankan banyak hal, harta, keluarga, anak, suami/istri, orang lain bahkan nyawanya sendiri.
Coba kita renungkan, terkadang begitu ironis apa yang dilakukan manusia untuk meraih suatu kebahagiaan, namun tidak jarang apa yang dilakukan malah membuatnya kehilangan kebahagiaan, bukankah kita juga sering seperti itu?
Contoh paling sepele dan yang paling sering terjadi,
*_saat berkeluarga, seorang bapak yang ingin membuat bahagia keluarganya , dengan bekerja siang malam sampai tidak memiliki waktu untuk keluarganya, sehingga membuat keluarganya malah tidak bahagia_*karena mereka kehilangan waktu untuk bersama dengan keluarganya, dan membuat komunikasi orang tua dengan anak, suami dengan isteri sudah tidak harmonis lagi.
Namun bersyukurlah kita, orang-orang yang sudah mengenal Yesus, kita tau bagaimana cara mendapatkan kebahagiaan itu, seperti yang sudah Allah firmankan di
Yesaya 48:18 (TB) Sekiranya engkau *memperhatikan* perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan *kebahagiaanmu* akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti,
Sudah sangat jelas sekali firman Allah menghendaki kita untuk *memperhatikan perintah-perintahNya* supaya kita mendapatkan kebahagiaan itu, begitu sederhana bukan caranya
Hanya dengan *Manut*, mau melakukan segala perintah Allah, bukan berjerih lelah bekerja siang malam, bukan berburu kuliner, bukan dugem, bukan traveling, bukan juga usaha-usaha secara jasmani yang sepertinya membuat manusia bahagia, namun hanya dengan "Manut" kepada perintah-perintahNya saja...
Tetapi ternyata manut itu juga suatu pilihan, dan tidak sedikit manusia lebih memilih jalannya sendiri dari pada memilih untuk manut menurut perintah Allahnya, oleh karena itu
Efesus 4:17-19 (TB)
17 Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia
18 dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.
19 Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.
Inilah gambarannya manusia dunia, karena kalau manut, manusia *harus mematikan* keinginannya sendiri (kedagingannya) sebab harus dipahami bahwa keinginan daging adalah maut yaitu menuju kebinasaan bukan menuju kebahagiaan, coba perhatikan firman ini
Roma 8:6-8 (TB)
6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
8 Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.
Sudah jelas bahwa keinginan daging adalah maut, perseteruan dengan Allah, dan hidup dalam daging tidak berkenan kepada Allah, jika demikian bisakah kita mendapatkan kebahagiaan itu?
Ingat jika kita mendapatkan maut, berarti kita melawan Allah dan hidup tidak berkenan kepada Allah?
Bukankah sumber segala kebahagiaan yang sejati itu, berasal dari Allah saja! Memang dunia juga menawarkan kebahagiaan, namun perlu kita ketahui kebahagiaan yang seperti apa yang diberikan oleh dunia itu ?
Kebahagiaan yang dunia berikan hanya sementara , tidak kekal dan bahkan sering di akhirnya, malah membuat penyesalan dan ketidak bahagiaan (spt contoh di atas)
Lalu bagaimana car kita melawan keinginan daging, supaya kita berkenan kepada Allah dan memperoleh kebahagiaan itu? Kita harus mau hidup menjadi milik Kristus, perhatikan firman ini
Galatia 5:24-25 (TB)
24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
Dengan menjadi milik Kristus, maka Kristus ada dan menguasai hidup kita, sehingga Roh Kudus akan memimpin dan memampukan kita untuk melawan dan mematikan keinginan-keinginan daging itu.
Jika ini, yang kita lakukan, untuk *manut* perintah-perintahNya , maka sudah tidak ada yang"mustahil" lagi, karena kita akan menjadi "satu Roh" dengan yang memberi perintah _(nyambung, connect, frekuensinya sama, satu protokol, satu bahasa yang sama)_ sehingga kita akan memahami dan mengerti apa kehendak Tuhan dalam hidup kita seperti...
Hosea 14:10 (TB) Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.
Dan jika kita sudah satu roh, sudah paham dan bijaksana, tentu kita akan memiliki pilihan yang tepat, bagaimana memilih kebahagiaan yang sejati, karena *bahagia itu adalah pilihan*.
Selamat siang Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin
PD AUTOPIA Malang
22072016
Andika Zakharia.
Komentar
Posting Komentar