202 Regi: Mengingat Masa Lampau dan Memandang Masa Depan
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach. Tema firman Tuhan Yesus hari ini:
*MENGINGAT MASA LAMPAU DAN MEMANDANG MASA DEPAN.*
Manusia tidak bisa luput dari ingatan masa lampau, bahkan kerap ingatan itu berulang dalam benak hati tanpa bisa dicegah.
Jika bersifat kekecewaan, berupa kejengkelan dan penyesalan, hal itu menjadikan perasaan tertekan dan menimbulkan hati gundah. Oleh karenanya,
Yes. 43: 18 "Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala."
Dengan demikian kekecewaan serta kepahitan hati kita pada masa lampau harus dibuang! Sebaliknya, kenangan masa lalu yang mendatangkan sukacita atas campur tangan TUHAN harus selalu kita ingat seperti yang Daud alami :
Maz. 77: 12 Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dr zaman purbakala.
Asaf, orang Lewi yang diurapi TUHAN, yang dipilih Daud untuk menjadi kepala puji-pujian di hadapan tabut Tuhan, yang menuliskan Maz. 77 ini. Dia suka merenungkan kembali pertolongan TUHAN yang ajaib yang menguatkan iman percayanya.
Demikian pula Musa dan bangsa Israel ketika dilepaskan dari kejaran tentara Mesir. Mereka mengelu-elukan TUHAN,
Kel. 15: 2 "TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia."
Begitu indah pujian mereka mengenang perbuatan Allah yang ajaib. Begitu juga seharusnya kita senantiasa memuji DIA, karena sesungguhnya kita ini kan hanya menumpang di dunia ini,
1 Pet. 1: 17 b "maka hendaklah kamu hidup dlm ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini."
Maksudnya, kita harus hidup gentar, hormat dan sopan di hadapan Allah. Agar kita memiliki masa depan yang baik, karena meskipun kita jatuh sampai tujuh kali pun, akan dibangunkan-Nya lagi,
Ams 24:16 Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.
Namun orang fasik ditaruh-Nya di tempat-tempat licin dan dijatuhkan-Nya hingga hancur,
Maz 73:18 Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur.
Sebab itu, karena masa depan yang jelas tergambar ini, marilah kita senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah ,berupa ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya,
Ibr 13:15 Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.
Dipuja-dipuji dan dipermuliakanlah nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Haleluya, amin.
06072016
Gunawan Wibisono
*MENGINGAT MASA LAMPAU DAN MEMANDANG MASA DEPAN.*
Manusia tidak bisa luput dari ingatan masa lampau, bahkan kerap ingatan itu berulang dalam benak hati tanpa bisa dicegah.
Jika bersifat kekecewaan, berupa kejengkelan dan penyesalan, hal itu menjadikan perasaan tertekan dan menimbulkan hati gundah. Oleh karenanya,
Yes. 43: 18 "Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala."
Dengan demikian kekecewaan serta kepahitan hati kita pada masa lampau harus dibuang! Sebaliknya, kenangan masa lalu yang mendatangkan sukacita atas campur tangan TUHAN harus selalu kita ingat seperti yang Daud alami :
Maz. 77: 12 Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dr zaman purbakala.
Asaf, orang Lewi yang diurapi TUHAN, yang dipilih Daud untuk menjadi kepala puji-pujian di hadapan tabut Tuhan, yang menuliskan Maz. 77 ini. Dia suka merenungkan kembali pertolongan TUHAN yang ajaib yang menguatkan iman percayanya.
Demikian pula Musa dan bangsa Israel ketika dilepaskan dari kejaran tentara Mesir. Mereka mengelu-elukan TUHAN,
Kel. 15: 2 "TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia."
Begitu indah pujian mereka mengenang perbuatan Allah yang ajaib. Begitu juga seharusnya kita senantiasa memuji DIA, karena sesungguhnya kita ini kan hanya menumpang di dunia ini,
1 Pet. 1: 17 b "maka hendaklah kamu hidup dlm ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini."
Maksudnya, kita harus hidup gentar, hormat dan sopan di hadapan Allah. Agar kita memiliki masa depan yang baik, karena meskipun kita jatuh sampai tujuh kali pun, akan dibangunkan-Nya lagi,
Ams 24:16 Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.
Namun orang fasik ditaruh-Nya di tempat-tempat licin dan dijatuhkan-Nya hingga hancur,
Maz 73:18 Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur.
Sebab itu, karena masa depan yang jelas tergambar ini, marilah kita senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah ,berupa ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya,
Ibr 13:15 Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.
Dipuja-dipuji dan dipermuliakanlah nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Haleluya, amin.
06072016
Gunawan Wibisono
Komentar
Posting Komentar