208 Regi: Buanglah Sakit Hati
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.
Renungan hari ini bertema:
*BUANGLAH SAKIT HATI!*
Firman Tuhan Yesus:
1 Petrus 4:7-8 (TB) Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
Saudara-saudara terkasih dalam Kristus, dalam kehidupan ini banyak kita temui atau kita rasakan hal-hal yang tidak menyenangkan hati, mengecewakan dan kadang menyakitkan hati.
Menghadapi kenyataan ini manusia cenderung mencari jalan keluar yang bisa memuaskan hatinya, dengan membalaskan sakit hatinya dengan cara yang tidak terpuji.
Bahkan pembalasan itu dilakukan lebih kejam dari yang ia rasakan.
Sehubungan dengan sakit hati ada beberapa contoh dalam Alkitab yang perlu kita perhatikan:
1.Jika sakit hati dipelihara dan dipendam maka kita akan semakin sakit hati dan makin menderita, karena akan terus ingat pada hal yang menyakitkan itu.
Akibatnya akan membuahkan kejahatan yang mengarah keperbuatan dosa,contoh:
Peristiwa Kain dan Habel. Keduanya sama-sama mempersembahkan korban kepada Tuhan, hanya persembahan Habel yang diindahkan Tuhan.
Ini menjadikan Kain panas hati dan tega membunuh Habel, adik kandungnya sendiri.
Kejadian 4:5, 8 (TB) tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.
Kejadian 4:11-12 (TB) Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu.
Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi."
Peristiwa Saul dan Daud.
Saul benci kepada Daud, Sakit hati Saul bermula ketika dia mendengar puji-pujian para wanita pada saat Daud pulang setelah mengalahkan orang Filistin.
1 Samuel 18:7-9 (TB) dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa."
Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya."
Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.
Sakit hati Saul terus berlanjut, Saul kemudian mengerti bahwa keberhasilan kemenangan Daud karena Tuhan selalu menyertainya dan Saul menjadi takut kepada Daud
1 Samuel 18:28-29 (TB) Lalu mengertilah Saul dan tahulah ia, bahwa TUHAN menyertai Daud, dan bahwa seluruh orang Israel mengasihi Daud.
Maka makin takutlah Saul kepada Daud. Saul tetap menjadi musuh Daud seumur hidupnya.
Dua contoh di atas adalah perbuatan dosa yang timbul karena sakit hati yang dipelihara.
Bagaimana jika sakit hati tidak dipelihara?
Peristiwa Hana dan Penina.
1 Samuel 1:6-7 (TB) Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena TUHAN telah menutup kandungannya.
Demikianlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana pergi ke rumah TUHAN, Penina menyakiti hati Hana, sehingga ia menangis dan tidak mau makan.
Hana terus bertekun dalam doa, setahun kemudian dia menerima upah dari ketekunannya.
1 Samuel 1:20 (TB) Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: "Aku telah memintanya dari pada TUHAN."
Keteladanan kasih yang sungguh amat mulia telah dilakukan oleh Tuhan Yesus. DIA tidak pernah membalas kejahatan yang ditimpakan kepadaNya.
Pada akhir hidupNya ketika berada di tiang penyaliban,Tuhan Yesus justru mendoakan orang-orang yang menyiksaNya:
Lukas 23:34 (TB) Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.
Saudara-saudara,jangan pernah memelihara sakit hati dan jangan membalasnya.
Berikanlah tempat kepada Tuhan untuk melakukan pembalasan yang adalah hakNya.
Roma 12:19 (TB) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
Kita harus mengasihi sesama kita, sebab kasih akan menutupi banyak dosa. Jika kasih menguasai hidup kita, berarti ada Roh Allah dalam pribadi kita ,maka kita akan takut berbuat dosa.
Karena itu jangan pelihara sakit hati, sebab tidak ada gunanya, karena kita bisa dimungkinkan berbuat dosa karenanya. Pembela dan Pembalas kita adalah Tuhan Yesus sendiri.
Selamat melatih diri bertekun dalam mengasihi sesama.
*Tuhan Yesus,berkenanlah membersamai dan memberkati kami dalam melaksanakan PROYEK KASIH yang menyelamatkan jiwa.*
Amin
PD AUTOPIA Malang
09072016
Susi Indung
Renungan hari ini bertema:
*BUANGLAH SAKIT HATI!*
Firman Tuhan Yesus:
1 Petrus 4:7-8 (TB) Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
Saudara-saudara terkasih dalam Kristus, dalam kehidupan ini banyak kita temui atau kita rasakan hal-hal yang tidak menyenangkan hati, mengecewakan dan kadang menyakitkan hati.
Menghadapi kenyataan ini manusia cenderung mencari jalan keluar yang bisa memuaskan hatinya, dengan membalaskan sakit hatinya dengan cara yang tidak terpuji.
Bahkan pembalasan itu dilakukan lebih kejam dari yang ia rasakan.
Sehubungan dengan sakit hati ada beberapa contoh dalam Alkitab yang perlu kita perhatikan:
1.Jika sakit hati dipelihara dan dipendam maka kita akan semakin sakit hati dan makin menderita, karena akan terus ingat pada hal yang menyakitkan itu.
Akibatnya akan membuahkan kejahatan yang mengarah keperbuatan dosa,contoh:
Peristiwa Kain dan Habel. Keduanya sama-sama mempersembahkan korban kepada Tuhan, hanya persembahan Habel yang diindahkan Tuhan.
Ini menjadikan Kain panas hati dan tega membunuh Habel, adik kandungnya sendiri.
Kejadian 4:5, 8 (TB) tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.
Kejadian 4:11-12 (TB) Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu.
Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi."
Peristiwa Saul dan Daud.
Saul benci kepada Daud, Sakit hati Saul bermula ketika dia mendengar puji-pujian para wanita pada saat Daud pulang setelah mengalahkan orang Filistin.
1 Samuel 18:7-9 (TB) dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa."
Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya."
Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.
Sakit hati Saul terus berlanjut, Saul kemudian mengerti bahwa keberhasilan kemenangan Daud karena Tuhan selalu menyertainya dan Saul menjadi takut kepada Daud
1 Samuel 18:28-29 (TB) Lalu mengertilah Saul dan tahulah ia, bahwa TUHAN menyertai Daud, dan bahwa seluruh orang Israel mengasihi Daud.
Maka makin takutlah Saul kepada Daud. Saul tetap menjadi musuh Daud seumur hidupnya.
Dua contoh di atas adalah perbuatan dosa yang timbul karena sakit hati yang dipelihara.
Bagaimana jika sakit hati tidak dipelihara?
Peristiwa Hana dan Penina.
1 Samuel 1:6-7 (TB) Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena TUHAN telah menutup kandungannya.
Demikianlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana pergi ke rumah TUHAN, Penina menyakiti hati Hana, sehingga ia menangis dan tidak mau makan.
Hana terus bertekun dalam doa, setahun kemudian dia menerima upah dari ketekunannya.
1 Samuel 1:20 (TB) Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: "Aku telah memintanya dari pada TUHAN."
Keteladanan kasih yang sungguh amat mulia telah dilakukan oleh Tuhan Yesus. DIA tidak pernah membalas kejahatan yang ditimpakan kepadaNya.
Pada akhir hidupNya ketika berada di tiang penyaliban,Tuhan Yesus justru mendoakan orang-orang yang menyiksaNya:
Lukas 23:34 (TB) Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.
Saudara-saudara,jangan pernah memelihara sakit hati dan jangan membalasnya.
Berikanlah tempat kepada Tuhan untuk melakukan pembalasan yang adalah hakNya.
Roma 12:19 (TB) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
Kita harus mengasihi sesama kita, sebab kasih akan menutupi banyak dosa. Jika kasih menguasai hidup kita, berarti ada Roh Allah dalam pribadi kita ,maka kita akan takut berbuat dosa.
Karena itu jangan pelihara sakit hati, sebab tidak ada gunanya, karena kita bisa dimungkinkan berbuat dosa karenanya. Pembela dan Pembalas kita adalah Tuhan Yesus sendiri.
Selamat melatih diri bertekun dalam mengasihi sesama.
*Tuhan Yesus,berkenanlah membersamai dan memberkati kami dalam melaksanakan PROYEK KASIH yang menyelamatkan jiwa.*
Amin
PD AUTOPIA Malang
09072016
Susi Indung
Komentar
Posting Komentar