213 Rensi: Kefanaan Hidup
Shalom Alaichem b'Shem Jeshua HaMasciach, Saudara terkasih, renungan siang ini dengan tema:
*KEFANAAN HIDUP*
Mazmur 90:12 (TB) Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Ada sebuah cerita, ketika seorang pria mendapatkan vonis dokter, bahwa hidupnya tak akan lama lagi karena suatu penyakit yg ganas, maka sepulang dari rumah sakit, pria itu segera mengubah tabiatnya yang selama ini tidak baik, untuk supaya Ia menjadi lebih ramah dan belajar memaklumi kekurangan bawahan di kantor.
Iapun rela bangun pagi demi menolong istri yang repot memasak sarapan dan menyiapkan anak ke sekolah, Ia tidak lagi membentak anak nya yang tampak lamban dalam mengerjakan sesuatu, ia berusaha berbuat segala sesuatu yang baik dan berguna bagi orang-orang di sekitarnya.
Vonis dokter ini membuatnya, Ia menghargai setiap detik hidupnya dan kesempatan untuk meninggalkan kesan baik bagi orang lain.
Sebenarnya ini pun terjadi dalam hidup kita, perlu diketahui bahwa umur kita ini sudah ada "kontrak" nya dengan Allah.
Bedanya, kita tidak tahu kapan kontrak itu habis, kita tidak tahu seberapa lama "vonis Allah" atas hidup kita, maka ingat
Ayub 12:10 (TB) ..bahwa di dalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas setiap manusia?
Mazmur 90 ini, merupakan doa Musa, ia memohon hikmat Tuhan, supaya dirinya dimampukan untuk menghitung hari-hari pemberian-Nya. Bukan supaya hari-harinya segera berlalu tanpa arti yang berguna untuk kehidupannya, namun supaya ia memiliki hati yg bijaksana dalam menjalaninya.
Dengan menyadari kesementaraan hidupnya, ia menjadikan Allah sebagai “rumah” baginya, sehingga ia memiliki hubungan yang dekat dengan-Nya. “Debu dan rumput” menjadi gambaran kondisi dirinya yang begitu lemah dihadapan Allah Sang Pencipta yang begitu perkasa.
Ia juga meminta hikmat supaya dapat hidup dalam takut akan Allah, serta mengizinkan Allah menjadi pengendali hidupnya yang begitu terbatas dan penuh dosa.
Hanya Allah yang dapat diharapkan sebagai perteduhan yang kekal. Ya, Musa memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap kefanaan hidupnya.
Mazmur 90:10 (TB) Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; _sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap._
Kita pun perlu memiliki kesadaran seperti itu, dengan menyadari kerapuhan kita, demi menuju hikmat sejati: takut akan Tuhan.
Amsal 9:10 (TB) Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.
Niscaya kita dimampukan memandang segala sesuatu sesuai dengan kehendak Allah. Selanjutnya, kita terus belajar menjalani hidup secara bijaksana dengan mengandalkan pemeliharaan Nya.
Berpikirlah seakan umur kita tidak panjang sehingga kita lebih menanfaatkan hidup ini untuk kemuliaan Allah dengan tekun beribadah, berdoa dengan puji-pujian dan terus mendekatlah kepadaNya seakan engkau akan mati besok..
Selamat siang, selamat ber aktifitas kembali, TuhanYesus memberkati..
by PD AUTOPIA
10072016
_hasannysantoso_
*KEFANAAN HIDUP*
Mazmur 90:12 (TB) Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Ada sebuah cerita, ketika seorang pria mendapatkan vonis dokter, bahwa hidupnya tak akan lama lagi karena suatu penyakit yg ganas, maka sepulang dari rumah sakit, pria itu segera mengubah tabiatnya yang selama ini tidak baik, untuk supaya Ia menjadi lebih ramah dan belajar memaklumi kekurangan bawahan di kantor.
Iapun rela bangun pagi demi menolong istri yang repot memasak sarapan dan menyiapkan anak ke sekolah, Ia tidak lagi membentak anak nya yang tampak lamban dalam mengerjakan sesuatu, ia berusaha berbuat segala sesuatu yang baik dan berguna bagi orang-orang di sekitarnya.
Vonis dokter ini membuatnya, Ia menghargai setiap detik hidupnya dan kesempatan untuk meninggalkan kesan baik bagi orang lain.
Sebenarnya ini pun terjadi dalam hidup kita, perlu diketahui bahwa umur kita ini sudah ada "kontrak" nya dengan Allah.
Bedanya, kita tidak tahu kapan kontrak itu habis, kita tidak tahu seberapa lama "vonis Allah" atas hidup kita, maka ingat
Ayub 12:10 (TB) ..bahwa di dalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas setiap manusia?
Mazmur 90 ini, merupakan doa Musa, ia memohon hikmat Tuhan, supaya dirinya dimampukan untuk menghitung hari-hari pemberian-Nya. Bukan supaya hari-harinya segera berlalu tanpa arti yang berguna untuk kehidupannya, namun supaya ia memiliki hati yg bijaksana dalam menjalaninya.
Dengan menyadari kesementaraan hidupnya, ia menjadikan Allah sebagai “rumah” baginya, sehingga ia memiliki hubungan yang dekat dengan-Nya. “Debu dan rumput” menjadi gambaran kondisi dirinya yang begitu lemah dihadapan Allah Sang Pencipta yang begitu perkasa.
Ia juga meminta hikmat supaya dapat hidup dalam takut akan Allah, serta mengizinkan Allah menjadi pengendali hidupnya yang begitu terbatas dan penuh dosa.
Hanya Allah yang dapat diharapkan sebagai perteduhan yang kekal. Ya, Musa memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap kefanaan hidupnya.
Mazmur 90:10 (TB) Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; _sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap._
Kita pun perlu memiliki kesadaran seperti itu, dengan menyadari kerapuhan kita, demi menuju hikmat sejati: takut akan Tuhan.
Amsal 9:10 (TB) Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.
Niscaya kita dimampukan memandang segala sesuatu sesuai dengan kehendak Allah. Selanjutnya, kita terus belajar menjalani hidup secara bijaksana dengan mengandalkan pemeliharaan Nya.
Berpikirlah seakan umur kita tidak panjang sehingga kita lebih menanfaatkan hidup ini untuk kemuliaan Allah dengan tekun beribadah, berdoa dengan puji-pujian dan terus mendekatlah kepadaNya seakan engkau akan mati besok..
Selamat siang, selamat ber aktifitas kembali, TuhanYesus memberkati..
by PD AUTOPIA
10072016
_hasannysantoso_
Komentar
Posting Komentar