221 Rensi: Menjaga Mulut
Shalom Alaichem b'Shem Yeshua Ha Masiach saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus firman hari ini dengan tema:
*MENJAGA MULUT*
Amsal 13:3 (TB) Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan.
Ketika berkumpul,bercengkerama dengan keluarga, sanak saudara, handaitaulan, apa yang terselip dalam obrolan kita?
*"NGRASANI"* atau istilahnya bergosip ria, tentang bermacam- macam situasi atau kondisi yang saat ini terjadi, yang sedang ramai menjadi topik pembicaraan di kalangan masyarakat.
Namun ada juga yang membicarakan saudara sepersekutuan doa, berita tentang keluarga si X,Y,Z ,gosip ketidak harmonisan keluarga si A dan sebagainya.
Dalam ibadah persekutuan doa, kelihatannya semua baik-baik saja, saling menghormati, bertegur sapa, salam-salaman dengan suasana yang akrab, begitu beberapa langkah, naik kendaraan pulang kerumah ternyata tanpa disadari langsung keceplos ucapan
Wah ternyata bapak atau keluarga si A mempunyai masalah “ini-itu” loh!” Belum lagi ditambah “maido” “oh iya, bener itu..pancen e ngono kuwi wong iku...Trus..trus... was..wes..wos”.
Belum lagi perasaan iri terhadap kebaikan orang yang dibungkus celaan “Wong iku metuwek.
Omongan e koyok wis suci-suci o ae”. Ya ampun...ndak malu toh ngobrol begitu itu??
Ingat omongan kosong yang tidak membangun sama sekali ! Tentunya akan kita pertanggung jawabkan pada hari penghakiman juga, maka sadarlah seperti firman
Yakobus 3: 5
“Demikian juga dengan lidah kita, meskipun kecil, tetapi dapat menyombongkan perkara-perkara yang besar. Bayangkan betapa luasnya hutan yang dapat dibakar oleh api yang sangat kecil!”
Rasanya enak ya ketika memberitakan aib orang lain , seakan-akan kita sudah benar sendiri maka dengan mudahnya kita bisa menghakimi orang lain.
Apakah demikian yang terjadi di tengah-tengah kita? Tanyakan masing-masing dalam pribadi kita (termasuk saya dan keluarga) , berapa persen mulut dan lidah ini kita gunakan untuk memuji Tuhan Yesus, memberitakan kesaksian-kesaksian, menceritakan kebaikan Allah Roh Kudus dalam membangun pribadi dan keluarga kita, dibandingkan dengan mengurusi “rumah tangga” orang lain?
Lebih baik menjadi saksi Kristus yang memberitakan keajaiban-keajaiban yang kita alami juga menceritakan firman-firman Tuhan yang digenapi dalam hidup kita.
Mari berpikir bagaimana agar perkataan kita dapat memberi manfaat bagi diri kita dan orang lain tanpa menghakimi tingkah laku orang lain.
Bila masih terselip perkataan yang menyakiti orang lain segera mohon ampun kepada Allah, dan meminta maaf kepada orang yang kita sakiti.
Mengingat renungan dari Bapak Eddy Mulyono tanggal 12 Juli – “HATI-HATI DENGAN UCAPANMU”
Lukas 6: 37
“Jangan menghakimi supaya kamu tidak dihakimi. Jangan menghukum supaya kamu tidak dihukum. Ampunilah dan kamu akan diampuni”
Versi Jawa:
“Aja maido liyané, supaya Gusti Allah ora maido kowé. Aja nyalahké liyané, supaya Gusti Allah ora nyalahké kowé. Ngapuraa liyané, supaya Gusti Allah ngapura kowé.”
Tetap bersemangat! Mari mulai fokus melaksanakan kebaikan, menabur benih cinta kasih agar damai di hati.
Tuhan Yesus memberkati.
PD AUTOPIA Malang
15062016
Andrias Trisusanto
*MENJAGA MULUT*
Amsal 13:3 (TB) Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan.
Ketika berkumpul,bercengkerama dengan keluarga, sanak saudara, handaitaulan, apa yang terselip dalam obrolan kita?
*"NGRASANI"* atau istilahnya bergosip ria, tentang bermacam- macam situasi atau kondisi yang saat ini terjadi, yang sedang ramai menjadi topik pembicaraan di kalangan masyarakat.
Namun ada juga yang membicarakan saudara sepersekutuan doa, berita tentang keluarga si X,Y,Z ,gosip ketidak harmonisan keluarga si A dan sebagainya.
Dalam ibadah persekutuan doa, kelihatannya semua baik-baik saja, saling menghormati, bertegur sapa, salam-salaman dengan suasana yang akrab, begitu beberapa langkah, naik kendaraan pulang kerumah ternyata tanpa disadari langsung keceplos ucapan
Wah ternyata bapak atau keluarga si A mempunyai masalah “ini-itu” loh!” Belum lagi ditambah “maido” “oh iya, bener itu..pancen e ngono kuwi wong iku...Trus..trus... was..wes..wos”.
Belum lagi perasaan iri terhadap kebaikan orang yang dibungkus celaan “Wong iku metuwek.
Omongan e koyok wis suci-suci o ae”. Ya ampun...ndak malu toh ngobrol begitu itu??
Ingat omongan kosong yang tidak membangun sama sekali ! Tentunya akan kita pertanggung jawabkan pada hari penghakiman juga, maka sadarlah seperti firman
Yakobus 3: 5
“Demikian juga dengan lidah kita, meskipun kecil, tetapi dapat menyombongkan perkara-perkara yang besar. Bayangkan betapa luasnya hutan yang dapat dibakar oleh api yang sangat kecil!”
Rasanya enak ya ketika memberitakan aib orang lain , seakan-akan kita sudah benar sendiri maka dengan mudahnya kita bisa menghakimi orang lain.
Apakah demikian yang terjadi di tengah-tengah kita? Tanyakan masing-masing dalam pribadi kita (termasuk saya dan keluarga) , berapa persen mulut dan lidah ini kita gunakan untuk memuji Tuhan Yesus, memberitakan kesaksian-kesaksian, menceritakan kebaikan Allah Roh Kudus dalam membangun pribadi dan keluarga kita, dibandingkan dengan mengurusi “rumah tangga” orang lain?
Lebih baik menjadi saksi Kristus yang memberitakan keajaiban-keajaiban yang kita alami juga menceritakan firman-firman Tuhan yang digenapi dalam hidup kita.
Mari berpikir bagaimana agar perkataan kita dapat memberi manfaat bagi diri kita dan orang lain tanpa menghakimi tingkah laku orang lain.
Bila masih terselip perkataan yang menyakiti orang lain segera mohon ampun kepada Allah, dan meminta maaf kepada orang yang kita sakiti.
Mengingat renungan dari Bapak Eddy Mulyono tanggal 12 Juli – “HATI-HATI DENGAN UCAPANMU”
Lukas 6: 37
“Jangan menghakimi supaya kamu tidak dihakimi. Jangan menghukum supaya kamu tidak dihukum. Ampunilah dan kamu akan diampuni”
Versi Jawa:
“Aja maido liyané, supaya Gusti Allah ora maido kowé. Aja nyalahké liyané, supaya Gusti Allah ora nyalahké kowé. Ngapuraa liyané, supaya Gusti Allah ngapura kowé.”
Tetap bersemangat! Mari mulai fokus melaksanakan kebaikan, menabur benih cinta kasih agar damai di hati.
Tuhan Yesus memberkati.
PD AUTOPIA Malang
15062016
Andrias Trisusanto
Komentar
Posting Komentar