1759 Regi: Bergaul Akrab dengan TUHAN
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Topik renungan pagi ini adalah:
*Bergaul Akrab dengan TUHAN*
Dasar firmannya dari
*Kejadian 3:6-7 (TB)* Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.
Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Melalui kejadian di atas, barangkali terlintas dalam pikiran kita, seandainya Hawa tidak membujuk Adam memakan buah itu, maka keberadaan kitapun nyaman di Taman Eden, tempat yang indah dan menyenangkan. Tidak terdapat beban hidup seberat di dunia ini, karena akibat kutuk yang dijatuhkan TUHAN kepada leluhur kita itu ternyata kutuk itupun berlaku atas diri kita, yaitu: bagi perempuan akan bersusah payah mengandung dan mengalami kesakitan pada saat bersalin, namun akan birahi terhadap suami yang menguasainya
*Kejadian 3: 15 dan 16*,
serta dampak yang dirasakan oleh suaminya: dengan bersusah payah akan mencari rezeki seumur hidupnya
*(Kejadian 3: 17-19).*
*Seandainya* Adam dan Hawa tidak melanggar perintah TUHAN, pastilah nikmat sekali hidup di Eden dengan segala sesuatunya ada tanpa kita harus bersusah payah mendapatkannya.
Pengandaian itu jelas tidak mungkin menjadi kenyataan dan hal itu hanyalah melemahkan iman kita saja. Karenanya, banyak diantara orang percaya, jika mengalami permasalahan yang berat mereka ingin lari dari kenyataan, tidak mau menghadapinya. Mengapa demikian? Padahal Allah menyediakan solusi atas permasalahan itu. Inilah buktinya:
“Karena Allah begitu mengasihi manusia di dunia ini, sehingga Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan mendapat hidup sejati dan kekal.” *Yohanes 3: 16 (BIS).*
Di sini ditegaskan bahwa setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus tidak binasa, melainkan mendapatkan hidup sejati dan kekal. Pasti kita semua mengingini kehidupan kekal ini. Permasalahannya, bagaimana caranya?
Melalui Rasul Paulus kita menjumpai bahwa kejatuhan manusia terjadi karena mereka mengandalkan hikmat sendiri: “supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada *kekuatan Allah*
*1 Korintus 2: 5.*
Peristiwa kejatuhan Adam dan Hawa terjadi karena keduanya *tidak bersandar pada kekuatan Allah.* Pertanyaan berikutnya, bagaimanakah kita bisa bersandar pada kekuatan Allah itu? Kekuatan Allah bisa kita peroleh melalui *pergaulan yang akrab dengan Allah*, hal ini setidaknya bisa kita lihat melalui kehidupan: Henokh, Nuh, Abraham, Ayub dan Daud.
1. *Henokh hidup bergaul dengan Allah* tiga ratus tahun … *Kejadian 5: 21-24*,
setelah itu Henokh diangkat dalam kemuliaan oleh Allah.
2. …; dan *Nuh* itu hidup bergaul dengan Allah.
*Kejadian6: 9*
Hanya Nuh dan keluarganya yang diselamatkan pada peristiwa air bah.
3. … *“Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham …”*
*Kejadian. 26:24.*
Allah menyebutkan nama Abraham sebagai orang yang sangat dekat dengan-Nya dan sebagai orang yang paling diberkati-Nya.
4. “Itulah hari-hari kejayaanku, *ketika keakraban Allah menaungi rumahku.”*
*Ayub 29: 4 - BIS.*
Ayub dipulihkan berlipatganda setelah melewati masa pencobaannya.
5. *“Mataku tetap terarah kepada TUHAN, …”
*Maznur 15: 15a*
TUHAN menjadikan Daud raja terhebat sepanjang sejarah bangsa Israel.
Ciri-ciri orang yang bergaul akrab dengan TUHAN adalah *mau merendahkan diri di hadapan TUHAN, dan juga mau merendahkan hati di hadapan manusia.* Untuk itu, marilah kita berupaya sungguh-sungguh dalam hal merendahkan hati kepada siapapun juga. Karena melalui kerendahan hati itu, *karakter kita akan dibangun untuk berbuah, yaitu: buah-buah roh yang menyukakan hati Allah.*
Dengan sepenuh hati, marilah *memohon pertolongan Roh Kudus, agar kita dimampukan memiliki kerendahan hati dan bergaul karib dengan TUHAN, hingga buah-buah roh yang kita hasilkan kelak kita persembahkan kepada TUHAN, supaya dengan buah-buah roh itu kita diperkenan memasuki kehidupan sejati di Kerajaan Sorga nan kekal yang diliputi sukacita dan damai sejahtera. Immanuel!* Amin
*PD Autopia – Malang*
29072
gunawanwibisono
Topik renungan pagi ini adalah:
*Bergaul Akrab dengan TUHAN*
Dasar firmannya dari
*Kejadian 3:6-7 (TB)* Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.
Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Melalui kejadian di atas, barangkali terlintas dalam pikiran kita, seandainya Hawa tidak membujuk Adam memakan buah itu, maka keberadaan kitapun nyaman di Taman Eden, tempat yang indah dan menyenangkan. Tidak terdapat beban hidup seberat di dunia ini, karena akibat kutuk yang dijatuhkan TUHAN kepada leluhur kita itu ternyata kutuk itupun berlaku atas diri kita, yaitu: bagi perempuan akan bersusah payah mengandung dan mengalami kesakitan pada saat bersalin, namun akan birahi terhadap suami yang menguasainya
*Kejadian 3: 15 dan 16*,
serta dampak yang dirasakan oleh suaminya: dengan bersusah payah akan mencari rezeki seumur hidupnya
*(Kejadian 3: 17-19).*
*Seandainya* Adam dan Hawa tidak melanggar perintah TUHAN, pastilah nikmat sekali hidup di Eden dengan segala sesuatunya ada tanpa kita harus bersusah payah mendapatkannya.
Pengandaian itu jelas tidak mungkin menjadi kenyataan dan hal itu hanyalah melemahkan iman kita saja. Karenanya, banyak diantara orang percaya, jika mengalami permasalahan yang berat mereka ingin lari dari kenyataan, tidak mau menghadapinya. Mengapa demikian? Padahal Allah menyediakan solusi atas permasalahan itu. Inilah buktinya:
“Karena Allah begitu mengasihi manusia di dunia ini, sehingga Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan mendapat hidup sejati dan kekal.” *Yohanes 3: 16 (BIS).*
Di sini ditegaskan bahwa setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus tidak binasa, melainkan mendapatkan hidup sejati dan kekal. Pasti kita semua mengingini kehidupan kekal ini. Permasalahannya, bagaimana caranya?
Melalui Rasul Paulus kita menjumpai bahwa kejatuhan manusia terjadi karena mereka mengandalkan hikmat sendiri: “supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada *kekuatan Allah*
*1 Korintus 2: 5.*
Peristiwa kejatuhan Adam dan Hawa terjadi karena keduanya *tidak bersandar pada kekuatan Allah.* Pertanyaan berikutnya, bagaimanakah kita bisa bersandar pada kekuatan Allah itu? Kekuatan Allah bisa kita peroleh melalui *pergaulan yang akrab dengan Allah*, hal ini setidaknya bisa kita lihat melalui kehidupan: Henokh, Nuh, Abraham, Ayub dan Daud.
1. *Henokh hidup bergaul dengan Allah* tiga ratus tahun … *Kejadian 5: 21-24*,
setelah itu Henokh diangkat dalam kemuliaan oleh Allah.
2. …; dan *Nuh* itu hidup bergaul dengan Allah.
*Kejadian6: 9*
Hanya Nuh dan keluarganya yang diselamatkan pada peristiwa air bah.
3. … *“Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham …”*
*Kejadian. 26:24.*
Allah menyebutkan nama Abraham sebagai orang yang sangat dekat dengan-Nya dan sebagai orang yang paling diberkati-Nya.
4. “Itulah hari-hari kejayaanku, *ketika keakraban Allah menaungi rumahku.”*
*Ayub 29: 4 - BIS.*
Ayub dipulihkan berlipatganda setelah melewati masa pencobaannya.
5. *“Mataku tetap terarah kepada TUHAN, …”
*Maznur 15: 15a*
TUHAN menjadikan Daud raja terhebat sepanjang sejarah bangsa Israel.
Ciri-ciri orang yang bergaul akrab dengan TUHAN adalah *mau merendahkan diri di hadapan TUHAN, dan juga mau merendahkan hati di hadapan manusia.* Untuk itu, marilah kita berupaya sungguh-sungguh dalam hal merendahkan hati kepada siapapun juga. Karena melalui kerendahan hati itu, *karakter kita akan dibangun untuk berbuah, yaitu: buah-buah roh yang menyukakan hati Allah.*
Dengan sepenuh hati, marilah *memohon pertolongan Roh Kudus, agar kita dimampukan memiliki kerendahan hati dan bergaul karib dengan TUHAN, hingga buah-buah roh yang kita hasilkan kelak kita persembahkan kepada TUHAN, supaya dengan buah-buah roh itu kita diperkenan memasuki kehidupan sejati di Kerajaan Sorga nan kekal yang diliputi sukacita dan damai sejahtera. Immanuel!* Amin
*PD Autopia – Malang*
29072
gunawanwibisono
Komentar
Posting Komentar