1745 Regi: Belajar dari Kejatuhan Salomo
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Para kekasih Kristus, dasar firman TUHAN yang kita pergunakan pada renungan pagi ini diambil dari
*2 Tawarikh 7: 11 – 22.*
Dengan ayat pokok 17 dan 18:
*“Mengenai engkau (Salomo), jika engkau hidup di hadapan-Ku sama seperti Daud, ayahmu, dan berbuat sesuai dengan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan jika engkau tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku, maka Aku akan meneguhkan takhta kerajaanmu, ...”*
Tema:
*Belajar dari Kejatuhan Salomo*
Pada kehidupan Salomo, banyak mujizat TUHAN yang diberikan atasnya:
1. Sebetulnya Salomo tidak berhak jadi raja, sebab peraturan raja Israel haruslah berasal dari anak sulung permaisuri, sedangkan Salomo anak kedua dari selir Daud, janda Uria, orang Het, yang bernama Batsyeba. Melalui Daud, Allah menetapkan Salomo sebagai raja: …,
*"Demi Allah yang hidup, yang telah menyelamatkan aku dari segala macam bahaya, aku menyatakan … bahwa putramu, Salomo, menjadi raja baru dan ia akan duduk di atas takhtaku, ..."*
(1 Raja-raja 1: 29-30).
2. Allah tidak saja memberikan *hikmat dan pengetahuan* sebagaimana yang diminta Salomo, namun juga: *kekayaan, harta benda dan kemuliaan (2 Tawarikh 1: 12).*
3. Selama empat puluh tahun pemerintahan Salomo, Kerajaan Israel berkembang pesat, istana dibangun dan diperbaharui, *Bait Suci Allah didirikan dan Allah pun hadir menemuinya.*
Wajarlah sebagai raja yang berhikmat, Salomo menjadi sangat terkenal dan raja-raja di seantero wilayah Israel datang kepadanya mengajak bersahabat, menghormati, menyembah hingga mempersembahkan anak-anak perempuan mereka menjadi istri-istri Salomo.
Namun sayangnya, pada masa tuanya kebijaksanaan Salomo dipergunakan untuk menyenangkan hati para istri mudanya dengan memperbolehkan mereka membangun rumah-rumah berhala yang akhirnya menyeret Salomo ikut menyembah berhala di rumah itu tanpa menyadari bahwa hal itu merupakan kekejian di mata Allah, akibat Salomo telah melupakan perjanjian dengan Allah:
2 Tawarikh 7:19-20 (TB) *Tetapi jika kamu ini berbalik dan meninggalkan segala ketetapan dan perintah-Ku yang telah Kuberikan kepadamu, dan pergi beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya,maka Aku akan mencabut kamu dari tanah-Ku yang telah Kuberikan kepadamu,* dan rumah ini yang telah Kukuduskan bagi nama-Ku, akan Kubuang dari hadapan-Ku, dan akan Kujadikan kiasan dan sindiran di antara segala bangsa.
sehingga Salomo dibuang dari hadapan-Nya.
Kondisi Salomo menjadi kegenapan firman ini:
*“Lebih baik seorang muda miskin tetapi berhikmat dari pada seorang raja tua tetapi bodoh, yang tak mau diberi peringatan lagi.”*(Pengkotbah 4: 13).
Saudara-saudara kekasih Kristus, kalau Salomo yang pernah berhikmat bisa jatuh; apabila mengandalkan diri sendiri seberapa besar kemampuan kita bisa menandingi dia. Sehingga, kita pun pasti dengan mudah jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan!
Namun bersyukur karena Tuhan Yesus telah mengutus Roh Kudus tinggal di dalam diri kita: *”…. Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.* (Roma 8: 11). *Roh Kudus* inilah yang akan *memimpin* kita *kedalam kebenaran*, *bahkan* *seluruh kebenaran-Nya*:
“… apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran … *(Yohanes 16: 13).*
Semua perkara dalam kehidupan kita, dari yang terkecil sekalipun, marilah *kita bawa ke hadapan Roh Kudus memohon pimpinan-Nya, agar kita menerima kebenaran dari-Nya dan diluputkan dari kejatuhan.*
Jangan seperti halnya Salomo, dia lupa akibat keteledorannya, sehingga jatuh ke dalam jurang yang mematikan.
*Marilah senantiasa menyukakan hati Roh Kudus yang tinggal di dalam diri kita, sehingga kita diluputkan dari maut dan dipimpin-Nya ke jalan yang benar. Immanuel!* Amin
*PD Autopia Malang*
22082018
_gunawanwibisono_
Para kekasih Kristus, dasar firman TUHAN yang kita pergunakan pada renungan pagi ini diambil dari
*2 Tawarikh 7: 11 – 22.*
Dengan ayat pokok 17 dan 18:
*“Mengenai engkau (Salomo), jika engkau hidup di hadapan-Ku sama seperti Daud, ayahmu, dan berbuat sesuai dengan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan jika engkau tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku, maka Aku akan meneguhkan takhta kerajaanmu, ...”*
Tema:
*Belajar dari Kejatuhan Salomo*
Pada kehidupan Salomo, banyak mujizat TUHAN yang diberikan atasnya:
1. Sebetulnya Salomo tidak berhak jadi raja, sebab peraturan raja Israel haruslah berasal dari anak sulung permaisuri, sedangkan Salomo anak kedua dari selir Daud, janda Uria, orang Het, yang bernama Batsyeba. Melalui Daud, Allah menetapkan Salomo sebagai raja: …,
*"Demi Allah yang hidup, yang telah menyelamatkan aku dari segala macam bahaya, aku menyatakan … bahwa putramu, Salomo, menjadi raja baru dan ia akan duduk di atas takhtaku, ..."*
(1 Raja-raja 1: 29-30).
2. Allah tidak saja memberikan *hikmat dan pengetahuan* sebagaimana yang diminta Salomo, namun juga: *kekayaan, harta benda dan kemuliaan (2 Tawarikh 1: 12).*
3. Selama empat puluh tahun pemerintahan Salomo, Kerajaan Israel berkembang pesat, istana dibangun dan diperbaharui, *Bait Suci Allah didirikan dan Allah pun hadir menemuinya.*
Wajarlah sebagai raja yang berhikmat, Salomo menjadi sangat terkenal dan raja-raja di seantero wilayah Israel datang kepadanya mengajak bersahabat, menghormati, menyembah hingga mempersembahkan anak-anak perempuan mereka menjadi istri-istri Salomo.
Namun sayangnya, pada masa tuanya kebijaksanaan Salomo dipergunakan untuk menyenangkan hati para istri mudanya dengan memperbolehkan mereka membangun rumah-rumah berhala yang akhirnya menyeret Salomo ikut menyembah berhala di rumah itu tanpa menyadari bahwa hal itu merupakan kekejian di mata Allah, akibat Salomo telah melupakan perjanjian dengan Allah:
2 Tawarikh 7:19-20 (TB) *Tetapi jika kamu ini berbalik dan meninggalkan segala ketetapan dan perintah-Ku yang telah Kuberikan kepadamu, dan pergi beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya,maka Aku akan mencabut kamu dari tanah-Ku yang telah Kuberikan kepadamu,* dan rumah ini yang telah Kukuduskan bagi nama-Ku, akan Kubuang dari hadapan-Ku, dan akan Kujadikan kiasan dan sindiran di antara segala bangsa.
sehingga Salomo dibuang dari hadapan-Nya.
Kondisi Salomo menjadi kegenapan firman ini:
*“Lebih baik seorang muda miskin tetapi berhikmat dari pada seorang raja tua tetapi bodoh, yang tak mau diberi peringatan lagi.”*(Pengkotbah 4: 13).
Saudara-saudara kekasih Kristus, kalau Salomo yang pernah berhikmat bisa jatuh; apabila mengandalkan diri sendiri seberapa besar kemampuan kita bisa menandingi dia. Sehingga, kita pun pasti dengan mudah jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan!
Namun bersyukur karena Tuhan Yesus telah mengutus Roh Kudus tinggal di dalam diri kita: *”…. Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.* (Roma 8: 11). *Roh Kudus* inilah yang akan *memimpin* kita *kedalam kebenaran*, *bahkan* *seluruh kebenaran-Nya*:
“… apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran … *(Yohanes 16: 13).*
Semua perkara dalam kehidupan kita, dari yang terkecil sekalipun, marilah *kita bawa ke hadapan Roh Kudus memohon pimpinan-Nya, agar kita menerima kebenaran dari-Nya dan diluputkan dari kejatuhan.*
Jangan seperti halnya Salomo, dia lupa akibat keteledorannya, sehingga jatuh ke dalam jurang yang mematikan.
*Marilah senantiasa menyukakan hati Roh Kudus yang tinggal di dalam diri kita, sehingga kita diluputkan dari maut dan dipimpin-Nya ke jalan yang benar. Immanuel!* Amin
*PD Autopia Malang*
22082018
_gunawanwibisono_
Komentar
Posting Komentar