1739 Regi: KACANG LUPA KULIT

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Firman renungan pagi hari ini dengan tema:

*KACANG LUPA KULIT..*

Dasar firmannya dari:

*Mazmur 8:5* (TB) 
*apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? APAKAH anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?*

Kita semua tahu lagu ini..
*Kasih setia Hu yang kurasakan..*
*lebih tinggi dari langit biru.._  _dst..*

Reff lagu ini mengatakan
*..siapakah aku ini Tuhan,  jadi biji mataHu..*

Bagi saya, bila berdasar pada ayat di atas,  kalimat lagu itu harus diganti dengan *apakah aku ini Tuhan..* 
Karena sebutan apa dan siapa ini mengandung arti yang sangat berbeda.  "Apa" lebih pas untuk kata yang berkonotasi benda,  sesuatu yang mati tak bernyawa,  sedangkan "siapa" lebih berkonotasi kepada sebuah pribadi,  yang hidup dan berjati diri.
Dan,  saya suka kalimat yang sangat tepat dalam alkitab kita,  yang menggambarkan kita sebagai benda tak bernyawa,  bahkan sangat kecil..

*Mazmur 103:14 (TB)*  Sebab Dia sendiri tahu *APA kita*, Dia ingat, bahwa *kita ini debu*.

Dari Mazmur 8:5, hingga Mazmur 103:14, penyebutan manusia selalu pada kata "apa", yang berkonotasi pada benda,  ingat,  *BUKAN* "siapa.."
Bahkan,  penulis Mazmur dengan nada merendahkan manusia menulis dalam

*Mazmur 49:21*
*Manusia, yang dengan segala kegemilangannya tidak mempunyai pengertian, BOLEH DISAMAKAN DENGAN HEWAN yang dibinasakan.*

Memang,  sejatinya kita hanyalah tanah. Debu. Berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu..
Dalam pandangan Allah,  kita tetaplah sama dengan pada waktu penciptaan awal manusia,  debu tanah.  Allah tahu apa kita ini dengan begitu cermat,  akurat dan tepat. 
Kira-kira apa yang bisa kita butuhkan atau mengambil keuntungan dari sebutir debu..? 
Tidak ada sama sekali..!
Malahan, bagi kita,  debu hanyalah benda yang mengganggu saja.  Sebisa mungkin kita singkirkan.  Sebisa mungkin kita kebaskan dari tubuh kita.
Apapun yang kita lakukan,  sejatinya tidak berpengaruh kepada Allah,  yang memiliki otoritas dan kewenangan Illahi yang luar biasa.

*Ayub 35:6-7* (TB) 
*Jikalau engkau berbuat dosa, apa yang akan kaulakukan terhadap Dia? Kalau pelanggaranmu banyak, apa yang kaubuat terhadap Dia?*
*Jikalau engkau benar, apakah yang kauberikan kepada Dia? Atau apakah yang diterima-Nya dari tanganmu?*

Demikian juga dijelaskan dalam

*Ayub 22:2-3* (TB) 
*"Apakah manusia berguna bagi Allah? Tidak, orang yang berakal budi hanya berguna bagi dirinya sendiri.*
*Apakah ada manfaatnya bagi Yang Mahakuasa, kalau engkau benar, atau keuntungannya, kalau engkau hidup saleh?*

Jadi,  sesungguh-sungguhnya,  Allah *SAMA SEKALI TIDAK* membutuhkan kita..!
Ingat,  jangan menjadi *kacang lupa kulit.*
Debu tetaplah debu.  Karena itu mari,  semakin menyadari keberadaan kita sebagai debu,  jangan lupa diri.. 
Semakin belajar menjadi debu yang berkenan di hadapanNya,  supaya sekalipun debu,  tapi "sedikit" berarti dalam pemandanganNya.

Selamat beribadah,  Tetap bersemangat..!
Tuhan Yesus memberkati. Amin.

*PD AUTOPIA Malang*
19082018
```hasannysantoso```

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR