1718 Rensi: Hamba bagi sesama
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua ha Mashiach
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus renungan siang ini diambil :
*Injil Matius 20:20-28*
Dengan tema:
*Hamba bagi sesama*
Nats :
*Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.*
Jaman now, banyak orang lebih suka dilayani, disanjung, dihormati, dinomorsatukan, dianggap paling penting dan diunggulkan dsb.
Hari ini, kita mau meneladan Tuhan Yesus, Dia adalah Anak Allah namun Dia mau merendahkan diri untuk wafat demi keselamatan hidup kita, yang mengaku sebagai Anak Tuhan.
Bagaimana dengan diri kita saat ini?
Apakah kita berani melepaskan segala atribut kebanggaan kita dan menggantikannya dengan hidup sederhana, jujur, lemah lembut, sabar, tulus, berlaku benar dan tak mudah dirayu oleh gemerlapan dunia serta tetap beriman pada Tuhan Yesus sampai akhir hidup.
Yesus-lah teladan hidup kita.
Kalau Tuhan Yesus saja mau merendahkan diri untuk menjadi pelayan dan hamba maka kita sebagai Anak Tuhan pun harus berani berlaku seperti itu juga.
Ingat, apa gunanya sebuah kesuksesan di dunia ini kalau hidup kita tetap amburadul dan setengah hati dalam mengimani Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita?
Pertanyaannya:
- Maukah kita terus hidup dalam Kebenaran Firman Tuhan?
- Sudahkah kita berlaku benar, kudus dan sesuai dengan Firman Tuhan saja?
- Beranikah kita meninggalkan dan menanggalkan keegoisan diri?
Lakukanlah kebaikan dan kebajikan setiap saat lebih dari pada mengejar harta duniawi.
Jangan hidup tanpa kasih Tuhan tetapi hiduplah selalu dalam Terang Kasih Tuhan setiap saat.
Raihlah dan kejarlah kekudusan, kebenaran, kebahagiaan, sukacita dan damai sejahtera serta ketenangan jiwa selagi kita masih kuat karna jika sudah waktunya, kita takkan mampu melakukan apa-apa lagi.
Doa:
Yesusku, kumau selalu melekat pada Hati-Mu saja, amin.
*Sukarno yoseph*
09082018
Makassar
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus renungan siang ini diambil :
*Injil Matius 20:20-28*
Dengan tema:
*Hamba bagi sesama*
Nats :
*Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.*
Jaman now, banyak orang lebih suka dilayani, disanjung, dihormati, dinomorsatukan, dianggap paling penting dan diunggulkan dsb.
Hari ini, kita mau meneladan Tuhan Yesus, Dia adalah Anak Allah namun Dia mau merendahkan diri untuk wafat demi keselamatan hidup kita, yang mengaku sebagai Anak Tuhan.
Bagaimana dengan diri kita saat ini?
Apakah kita berani melepaskan segala atribut kebanggaan kita dan menggantikannya dengan hidup sederhana, jujur, lemah lembut, sabar, tulus, berlaku benar dan tak mudah dirayu oleh gemerlapan dunia serta tetap beriman pada Tuhan Yesus sampai akhir hidup.
Yesus-lah teladan hidup kita.
Kalau Tuhan Yesus saja mau merendahkan diri untuk menjadi pelayan dan hamba maka kita sebagai Anak Tuhan pun harus berani berlaku seperti itu juga.
Ingat, apa gunanya sebuah kesuksesan di dunia ini kalau hidup kita tetap amburadul dan setengah hati dalam mengimani Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita?
Pertanyaannya:
- Maukah kita terus hidup dalam Kebenaran Firman Tuhan?
- Sudahkah kita berlaku benar, kudus dan sesuai dengan Firman Tuhan saja?
- Beranikah kita meninggalkan dan menanggalkan keegoisan diri?
Lakukanlah kebaikan dan kebajikan setiap saat lebih dari pada mengejar harta duniawi.
Jangan hidup tanpa kasih Tuhan tetapi hiduplah selalu dalam Terang Kasih Tuhan setiap saat.
Raihlah dan kejarlah kekudusan, kebenaran, kebahagiaan, sukacita dan damai sejahtera serta ketenangan jiwa selagi kita masih kuat karna jika sudah waktunya, kita takkan mampu melakukan apa-apa lagi.
Doa:
Yesusku, kumau selalu melekat pada Hati-Mu saja, amin.
*Sukarno yoseph*
09082018
Makassar
Komentar
Posting Komentar