1742 Rensi: Damai Dihati Damai Dibumi
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua ha Mashiach
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus renungan siang ini diambil dari :
*Injil Matius 17:22-27*
Dengan tema :
*- damai dihati damai dibumi -*
Nats :
*Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham?*
Jaman now, orang lebih suka menuntut 'hak' daripada melakukan kewajibannya.
Sebagai anak-anak Tuhan, kita harus memberi contoh yang baik dalam segala hal, kita harus sadar akan semua kewajiban kita, pajak, misalnya.
Hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan kepada setiap dari kita yang mengaku sebagai anak-anak Tuhan, hendaklah kita tidak menjadi batu sandungan yang dapat mencelakakan orang lain.
Hendaklah hidup kita dapat menjadi teladan dan berkat bagi orang lain, bukan malah menjadi sumber celaka dan bencana serta kesedihan.
Pertanyaannya:
- Maukah kita menjadi batu penjuru bagi orang lain?
- Sudahkah kita hidup dalam Kebenaran Firman Tuhan setiap saat?
- Beranikah kita menolak segala dosa dan kenikmatannya?
Dimanapun kita berada, hendaklah selalu menjadi sumber cintakasih, pengampunan, belaskasih, keadilan, kebenaran, kejujuran, kebahagiaan, ketenangan, kedamaian serta ketertiban dalam segala hal, bisa?
Kewajiban harus dijalankan dengan tulus hati dan hak seseorang harus diberikan dengan jujur maka pasti ada damai di hati dan di bumi.
Doa:
Yesusku, ku mau menjadi batu penjuru bukan menjadi batu sandungan, amin.
*Sukarno yoseph*
20082018
Makassar
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus renungan siang ini diambil dari :
*Injil Matius 17:22-27*
Dengan tema :
*- damai dihati damai dibumi -*
Nats :
*Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham?*
Jaman now, orang lebih suka menuntut 'hak' daripada melakukan kewajibannya.
Sebagai anak-anak Tuhan, kita harus memberi contoh yang baik dalam segala hal, kita harus sadar akan semua kewajiban kita, pajak, misalnya.
Hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan kepada setiap dari kita yang mengaku sebagai anak-anak Tuhan, hendaklah kita tidak menjadi batu sandungan yang dapat mencelakakan orang lain.
Hendaklah hidup kita dapat menjadi teladan dan berkat bagi orang lain, bukan malah menjadi sumber celaka dan bencana serta kesedihan.
Pertanyaannya:
- Maukah kita menjadi batu penjuru bagi orang lain?
- Sudahkah kita hidup dalam Kebenaran Firman Tuhan setiap saat?
- Beranikah kita menolak segala dosa dan kenikmatannya?
Dimanapun kita berada, hendaklah selalu menjadi sumber cintakasih, pengampunan, belaskasih, keadilan, kebenaran, kejujuran, kebahagiaan, ketenangan, kedamaian serta ketertiban dalam segala hal, bisa?
Kewajiban harus dijalankan dengan tulus hati dan hak seseorang harus diberikan dengan jujur maka pasti ada damai di hati dan di bumi.
Doa:
Yesusku, ku mau menjadi batu penjuru bukan menjadi batu sandungan, amin.
*Sukarno yoseph*
20082018
Makassar
Komentar
Posting Komentar