1713 Rensi: Jangan Duakan SUARAKU

Shalom Aleichem  b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Tema renungan siang hari ini:

*Jangan Duakan SUARAKU*

Dasar firmannya dari:

*1 Samuel 15:24- 26*
Berkatalah Saul kepada Samuel: " Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah Tuhan dan perkataanmu; *tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka*.Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku; kembalilah bersama-sama dengan aku,maka aku akan sujud menyembah kepada Tuhan.Tetapi jawab Samuel kepada Saul: "Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan engkau,sebab engkau telah menolak firman Tuhan; sebab itu Tuhan telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel."

Tuhan berfirman melalui nabi Samuel bahwa bangsa Israel harus berperang, menumpas dan membinasakan bangsa Amalek dengan tidak bersisa   termasuk hewan-hewannya. Saul yang saat itu dipilih Tuhan sebagai raja telah melanggar perintah Tuhan. Tidak semuanya di tumpas,
melainkan  rakyat Israel mengambil jarahan dengan menyelamatkan kambing domba  dan lembu - lembu yang terbaik dengan maksud untuk dipersembahkan kepada Tuhan.
Sepertinya baik tujuannya untuk persembahan, tetapi melanggar perintah Tuhan, tidak mendengarkan benar - benar suara Tuhan melalui nabi Samuel,melakukan yang jahat di mata Tuhan. *Menduakan suaraNya*, lebih mendengarkan suara rakyat Israel karena lebih takut dengan rakyatnya.Dan celakanya lagi hal ini membuat Tuhan menyesal telah menjadikan Saul sebagai raja.

Di masa sekarang ini,  memang benar, banyak pilihan, tantangan tapi juga kemudahan  dan keuntungan yang dunia tawarkan kepada kita, sering menjadikan dilema bagi kita untuk memutuskannya. Hal - hal  sederhana dan sepele yang *sepertinya tidak apa-apa* bagi kita tetapi sesungguhnya *menjadi apa-apa* di hadapan Tuhan.

Saya ingat ketika saya mengalami jatuh sakit berat di tahun 2015, teman-teman dekat saya baik yang muslim maupun non muslim ngerasani tetapi juga menasehati saya untuk lebih menjaga kesehatan, dianggap kecapekan karena terlalu banyak memikirkan pelayanan di gereja, terlalu sering beribadah ke gereja (kebetulan saat itu ada pelayanan yang membutuhkan kontinuitas dan ada rentetan ibadah gereja di luar hari Minggu). Mereka menganggap hal ini tidak seimbang dengan kebutuhan pribadi dan  menyarankan saya untuk lebih banyak sediakan waktu memikirkan diri sendiri (refreshing), sering berkumpul bersama mereka (mengikuti kesenangan duniawi misal ke tempat karaoke dll). Saat itu saya hanya bisa tersenyum dan mengucapkan terimakasih atas perhatian mereka. Tetapi di hati saya, saya merasa miris. *Ampuni ya Bapa..mereka tidak mengerti  apa yang mereka ucapkan...* yang saya hadapi adalah Pribadi yang luar biasa..yang Maha Kudus.. yang tidak bisa kita atur dengan seenaknya.. Pribadi itu adalah Tuhan Yesus Kristus sendiri..  beribadah dan melakukan pekerjaanNya adalah di atas segala-galanya di atas kepentingan pribadi.

Dan saya bersyukur , Tuhan Yesus Kristus mampukan saya untuk tidak sungkan dan berani memilih menolak dengan halus ajakan mereka saat itu.
Mari saudara kita renungkan bersama dan uji diri kita masing-masing :

1.Di situasi saat ini apakah kita lebih mau mendengar suaraNya ketimbang akal budi kita ? *Tidak menduakan suaraNya?*

2.  Mampukah kita bertahan setia untuk mendengar dan melaksanakan  perintahNya di atas kepentingan pribadi atau duniawi ini?

3. Sudahkah kita setia mulai dari hal yang kecil ( Lukas 16 :10)?

🙏Ya Bapa, mampukan kami untuk berkata *ya di atas ya.. tidak di atas tidak..  seturut kehendak dan kebenaran FirmanHu..* seperti di Matius 5 :37 , karena kami tidak ingin membuat Bapa cemburu.. kami *tidak ingin menduakan suaraHu*.. tuntun terus kami ya,Roh Kudus..beri kami kekuatan.. kami yang penuh dengan dosa,kelemahan dan  kekurangan ini .. kami ucap syukur, ya Bapa.. Haleluya.. Amin.

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua.
Amin.

*PD Betlehem Surabaya*
06082018
Ninis Atmodjo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR