1818 Rema: BERSERAH PADA RANCANGAN BAPA

Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan malam ini bertema

*BERSERAH  PADA RANCANGAN  BAPA*

Berdasarkan firman dari:

*Yakobus 4:13-15* (TB) Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung", sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: *"Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."*


Seringkali kita mengatakan bahwa besok aku akan melakukan hal ini itu, minggu ini targetku begini begitu, namun ternyata semua itu gagal.
Pada hari yang kita tentukan terjadi sesuatu yang menghalangi rencana kita tersebut. Apa yang telah kita canangkan dalam jadwal kerja, tidak terjadi sebagaimana mestinya karena satu dan lain hal.
Ini sesuai dengan firman pada:

*Amsal 19:21* (TB) Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.


Saya ingat persis puluhan tahun silam, alm. Ibu Nana (adik alm. Bpk Atmodjo) yang sudah membeli tiket bus ke Denpasar, namun pada hari H gagal karena mendadak mengalami diare hebat. Ternyata, bus yang hendak ditumpanginya tersebut mengalami kecelakaan karena adanya sebuah bom yang meledak di kendaraan itu. Nampaknya diare tersebut sebagai musibah, namun ternyata hal ini sebagai wujud kasih dan penyelamatan-Nya. Jika tidak mengalami diare, pasti beliau ikut hancur  dalam kecelakaan bom tersebut.

Selain itu, tahun 1990 silam budhe saya dari Surabaya akan ke Malang dengan menggunakan travel karena membawa banyak bahan untuk ulang tahun cucunya di Malang. Semula budhe saya akan mengajak dua cucu dari Surabaya, namun saat dijemput sang cucu rewel sehingga budhe berangkat sendirian. Ternyata, travel tersebut mengalami kecelakaan di Purwasari, ditabrak bus yang berpapasan karena ban depan bus meletus. Kendaraan travel rusak parah dan budhe pun meninggal dunia. Andaikan sang cucu jadi ikut, pasti akan menambah jumlah korban tewas, bukan? 

Dengan demikian, kita layak bersyukur dalam segala hal karena rancangan Bapa lebih baik daripada rancangan manusia karena Bapa menghendaki penyelamatan dan kasih karunia-Nya. Bapa berjanji akan selalu menyertai bagai tiang awan dan tiang api sehingga kita takperlu takut ikut dalam rancangan-Nya, karena itu:

*Ulangan 31:7b-8* (TB) "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk bersama-sama dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka, dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya. Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati."


Dengan demikian, seyogyanya kita menyerahkan rencana dan rancangan yang kita susun dalam doa dan ucapan syukur sebab rancangan Bapa bukanlah rancangan kita:

*Yesaya 55:8* (TB) Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.


Akhirnya, marilah kita hanya berharap kepada Bapa, sebab yang berharap kepada-Nya akan diberkati-Nya:

*Yeremia 17:7* (TB) Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!


Kiranya damai sejahtera Bapa, Putra, dan Roh Kudus melingkupi hidup kita sekarang dan selamanya, amin.

*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR