1814 Rema: Kehendak Allah
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan malam ini berdasar firman:
**Kejadian 17:18-21 (TB)*
Dan Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!" Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya. Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar. Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga."
Renungan ini bertemakan :
*Kehendak Allah*
Bapa Ishak sangat beruntung karena sebelum lahirpun sudah ditetapkan untuk memegang ketetapan perjanjian dengan Sang Pemilik Sorga. Abraham yang belum mengerti benar bahwa Sarah akan mengandung, sempat terbersit kalimat
_ "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!"_ dan dijawab dengan tegas oleh Allah "Tidak!".
Hal ini sangat jelas merupakan kehendak Allah dalam memilih dan menetapkan Ishak (yang bahkan belum lahir) untuk menjadi anak pewaris perjanjian yang kekal untuknya dan keturunannya.
Namun, Ismael pun sebenarnya diberkati (karena permintaan Abraham semata) dan bapak atas 12 raja-raja namun bukan perjanjian kekal atas keselamatan dan penyertaan Alah Bapa.
Dalam penerapannya saat ini, baiklah kita sadar diri siapa kita ini; apakah layak disebut anak-anak pewaris perjanjian kerajaan kekal ataukah masih menjadi anak-anak yang diberkati saja.
Kedua status ini harus nampak bedanya.
*Matius 25:31-36 (TB)*
"Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku."
Roh Kudus memberkati kita semua.
Amin.
*PD Autopia Malang*
27092018
Andrias
Renungan malam ini berdasar firman:
**Kejadian 17:18-21 (TB)*
Dan Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!" Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya. Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar. Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga."
Renungan ini bertemakan :
*Kehendak Allah*
Bapa Ishak sangat beruntung karena sebelum lahirpun sudah ditetapkan untuk memegang ketetapan perjanjian dengan Sang Pemilik Sorga. Abraham yang belum mengerti benar bahwa Sarah akan mengandung, sempat terbersit kalimat
_ "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!"_ dan dijawab dengan tegas oleh Allah "Tidak!".
Hal ini sangat jelas merupakan kehendak Allah dalam memilih dan menetapkan Ishak (yang bahkan belum lahir) untuk menjadi anak pewaris perjanjian yang kekal untuknya dan keturunannya.
Namun, Ismael pun sebenarnya diberkati (karena permintaan Abraham semata) dan bapak atas 12 raja-raja namun bukan perjanjian kekal atas keselamatan dan penyertaan Alah Bapa.
Dalam penerapannya saat ini, baiklah kita sadar diri siapa kita ini; apakah layak disebut anak-anak pewaris perjanjian kerajaan kekal ataukah masih menjadi anak-anak yang diberkati saja.
Kedua status ini harus nampak bedanya.
*Matius 25:31-36 (TB)*
"Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku."
Roh Kudus memberkati kita semua.
Amin.
*PD Autopia Malang*
27092018
Andrias
Komentar
Posting Komentar