1768 Rensi: SUNGGUH AJAIB BAGIKU

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan siang hari ini dengan tema:

*SUNGGUH AJAIB BAGIKU*

Dasar firmannya dari:

*Mazmur 139:17-18a* (TB) Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya! Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak daripada pasir.

Saudaraku kekasih Kristus, pernahkah kita merenungkan bagaimana keajaiban Tuhan Yesus yang sudah kita terima selama ini?
Pernahkah Anda menghitung berkat yang Tuhan berikan?
Menghitung berkat sendiri dan bukan berkat orang lain adalah tindakan yang bijaksana. Ketika kita menghitung berkat sendiri, timbullah rasa kagum dan bangga akan Tuhan. Kita melihat dan bisa merasakan betapa baik dan pedulinya Bapa di surga melimpahi kita anugerah luar biasa.

Suami saya memiliki kebiasaan unik. Dia selalu mencatat berkat jasmani dan rohani yang Tuhan Yesus anugerahkan. Misalnya, pada hari dan tanggal sekian Tuhan Yesus membelikan kompor gas, pada hari yang lain Tuhan Yesus membelikan kulkas, dan sebagainya. Bahkan, saat terserempet sepeda  motor pun dituliskannya dengan lengkap.
Dia mengatakan dalam bahasa Jawa, _*“Yen anak ngetok-ngetokake peparing, wong tuwa seneng atine. Semono ugo Gusti Yesus, yen awake dewe ngetok-ngetokake peparinge, yo mesti rena ing galih!”*_
Terjemahan bebas, jika si anak memperlihatkan pemberian orang tua, orang tua pun senang. Demikian juga dengan Tuhan Yesus, jika kita menganggap pemberian-Nya sangat berarti pastilah Tuhan Yesus pun senang!”

Daud merenung, membayangkan dan menghitung anugerah Tuhan, sejak ia diciptakan dalam rahim ibunya. Daud yang seorang raja itu berkata, jika ia merenungkan dan menghitung kebaikan Tuhan atas dirinya, ia tidak bisa memahami pikiran Tuhan. Jumlahnya terlalu banyak, bahkan melebihi jumlah pasir. Kita memang tidak dapat mengikuti pikiran Bapa karena lebih tinggi daripada  langit, lebih dalam daripada lautan, lebih luas daripada samudra, dan lebih banyak daripada pasir.

Mari mulai menghitung berkat Tuhan atas kita, jangan menghitung berkat orang lain. Menghitung berkat orang lain, merusak diri kita dan merusak hubungan kita dengan Tuhan.

*Mazmur 139: 6-7* (TB) Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?

Kita percaya bahwa Tuhan Yesus berkenan menyertai kita ke mana pun kita melangkah. Karena itu, seyogyanya senantiasa memohon tuntunan-Nya agar tidak menyimpang dari  kehendak-Nya sebagaimana doa Daud :

*Mazmur 139: 23-24* (TB)  Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!

Mari kita belajar dari Daud, jika kita sudah diberkati dalam karier, tugas, dan pekerjaan kita  janganlah kita menjauh dari Tuhan dan janganlah kita menjadi serupa dengan dunia ini.

*Roma 12: 2* (TB) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Mari kita tingkatkan hubungan kita dengan Tuhan Yesus melalui senantiasa menghitung berkat-berkat-Nya. Semakin mengasihi Tuhan melalui mengasihi sesama kita. Kiranya berkat-Nya yang sudah melimpah itu bisa menjadikan kita sebagai saluran dan jalan berkat bagi sesama pula. Lebih mengasihi dan menyayangi keluarga pula sehingga segala berkat yang kita peroleh dari Tuhan itu semuanya akan membawa kebahagiaan dalam keluarga, bukan menjadi suatu malapetaka.

Mari renungkan keajaiban Tuhan dalam kehidupan kita!
Selamat berkarya bagi Tuhan Yesus dan selamat menjadi berkat bagi sesama. Imanuel!

*PD AUTOPIA MALANG*
03092018
Ninik SR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR