1800 Regi: TUHAN MELIHAT DAN MENYELIDIKI HATI

Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Tema renungan pagi ini:

*TUHAN MELIHAT DAN MENYELIDIKI HATI*

Dasar firmannya dari:

1Samuel 16:7b
“..., tetapi *TUHAN melihat hati.*"

dan

Yeremia 17:10
“Aku, *TUHAN, yang menyelidiki hati,* ..."


Keberhasilan hubungan antara TUHAN dengan manusia sangat tergantung dari bagaimana isi hati manusia terhadap TUHAN. Tindakan dan perbuatan yang menyukakan hati TUHAN sesungguhnya dihasilkan dari kerendahan hati di hadapan-Nya.
Untuk mengetahui isi hati yang sungguh merendah di hadapan TUHAN, marilah kita belajar dari Daud, melalui bacaan:

*2 Samuel 15: 25-26* Lalu berkatalah raja kepada Zadok: "Bawalah tabut Allah itu kembali ke kota; *jika aku mendapat kasih karunia di mata TUHAN, maka Ia akan mengizinkan aku kembali, sehingga aku akan melihatnya lagi, juga tempat kediamannya*. Tetapi *jika Ia berfirman, begini: Aku tidak berkenan kepadamu, maka aku bersedia, biarlah dilakukan-Nya kepadaku apa yang baik di mata-Nya."*


Tabut Perjanjian Allah haruslah dibawa oleh raja kemanapun dia pergi, bahkan pada saat berperang sekalipun, karena Allah berfirman dari atas tabut itu. Namun, situasi yang dihadapi Raja Daud pada saat itu sangat berbeda. Dia tengah melarikan diri dari kejaran Absalom, putra kandungnya sendiri, yang telah merebut tahtanya. Oleh karena kondisi buruk inilah Daud tidak menghendaki tabut itu dibawa bersama dengan dia, justru disuruhnya tabut itu dikembalikan ke kota. Dari sini kita bisa mempelajari isi hati Daud saat menghadapi suatu permasalahan yang berat yang mengancam kehidupannya.

Daud tidak kecewa dan marah kepada TUHAN, melainkan menghormati TUHAN dengan cara mengembalikan tabut ke kota, seraya berucap:
_*“jika aku mendapat kasih karunia di mata TUHAN, maka Ia akan mengizinkan aku kembali,*_
sehingga aku akan melihatnya lagi, juga tempat kediamannya.” Suatu ungkapan kerendahan hati yang tulus dalam menerima keadaan yang sangat tidak menyenangkan.

Hal ini berlawanan dengan Saul ketika mengetahui bahwa dirinya sudah tidak diurapi lagi melainkan Daud. Saul marah dan ingin membunuh Daud.

Selanjutnya, Daud lebih meninggikan dan memuliakan TUHAN lagi dengan berujar: _*“Tetapi jika Ia berfirman, begini: Aku tidak berkenan kepadamu, maka aku bersedia, biarlah dilakukan-Nya kepadaku apa yang baik di mata-Nya."*_

Betapa luar biasa isi hati Daud terhadap TUHAN, tidak ada sedikitpun dalam hatinya kekecewaan, penyesalan apalagi kemarahan kepada TUHAN yang disembahnya dengan penuh kesetiaan, ketaatan dan kekaguman dalam keadaan apapun.

Setelah TUHAN melihat isi hati Daud yang demikian, Ia masih menyelidikinya lagi. Untuk apa? Untuk memberi balasan yang setimpal terhadap tingkah langkah dan hasil perbuatan Daud. Hasil penyelidikan TUHAN terhadap Daud menyimpulkan bahwa Daud merupakan pribadi yang membuat hati-Nya berkenan (1 Samuel 13: 14).

Dengan demikian Daud pun menerima balasan yang setimpal, Absalom terpukul kalah dan mati melalui peperangan besar yang memakan hingga dua puluh ribu korban (2 Samuel 18:7-15).

Sekarang marilah kita menilik hati kita masing-masing. Sudahkah kita merendahkan hati di hadapan TUHAN, dalam keadaan apapun?
Setia dan taat dalam menjalankan firman-firman-Nya?
Figur Daud memberikan inspirasi bagi kita,tidak hanya melalui isi hati yang baik terhadap TUHAN, tetapi juga melalui sikap dan perbuatan nyata dalam kehidupannya.

Roh Kudus, mampukanlah kami meneladani hati Daud, agar tingkah-laku dan perbuatan kami pun menyenangkan hati TUHAN, serta kamipun akan menerima balasan yang setimpal atas perbuatan kami dari-Hu. Immanuel, Amin.

*PD Autopia - Malang*

  _gunawanwibisono_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR