1810 Rema: Buah Pohon Kehidupan
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan malam kali ini diambil dari :
*Kejadian 3 : 22*
Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang *jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.*"
Tema renungan :
*Buah Pohon Kehidupan*
Bila kita pahami ayat diatas, memang Tuhan Allah tidak mengijinkan lagi manusia Hawa dan Adam yang sudah tidak mentaati perintahNYA masuk kembali ke Taman Eden, bahkan Allah tidak ingin tangan manusia yang sudah jatuh dalam dosa itu meraih kembali buah dari pohon kehidupan karena akibatnya mereka akan hidup untuk selama-lamanya.
Padahal mereka telah berbuat dosa, Allah menghendaki mereka menjalani *masa hukuman* atas pelanggaran mereka.
Dan ternyata dosa mereka makin menjadi, terbukti dengan kejahatan pembunuhan yang dilakukan oleh Kain terhadap Habel, kemudian kejadian Nuh, Sodom dan Gomora dan seterusnya sampai Allah berkeputusan untuk mengirimkan anakNYA yang kudus, Tuhan Yesus yang mengorbankan nyawanya untuk dosa-dosa manusia. Karena tanpa Allah sendiri yang turun ke bumi, maka bumi rusak oleh pelanggaran manusia, padahal penciptaan Allah akan bumi dan seluruh isinya sangat indah dan baik.
*Kejadian 6 : 11-12*
11 Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.
12 Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.
Saudaraku lihatlah dampak dari ketidaktaatan manusia pertama, akibatnya dosa itu terus menerus ada sampai saat ini. Lalu setelah penebusan Tuhan Yesus Kristus, masihkah kita ingin seperti Adam dan Hawa?
Kembali tidak taat dan dengan sengaja melanggar perintah Allah?
Masihkah kita ingin terus mewariskan dosa ini kepada keturunan kita?
Kepada orang lain yang juga menurunkan kepada keturunannya turun menurun?
Ingat saudaraku, tidak ada dosa kecil atau dosa besar, semuanya sama tetap tergolong DOSA.
Karenanya, tidakkah kita ingin sehati dan segambar dengan Allah yang merindukan manusia ciptaanNYA tidak hidup dalam dosa?
Bisakah kita menjadi pelopor atau teladan dalam kebaikan dan kebenaran?
*Titus 2 : 7*
dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu,
*1 Petrus 2 : 21*
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
FirmanNYA sudah jelas, tinggal bagaimana kita melakukannya, akankah kita tetap mewariskan dosa kita bagi saudara-saudara kita atau keturunan kita turun temurun?
Atau kita ikuti jejak Kristus, dengan tidak melanggar perintahNYA dan tidak lagi memakan laranganNYA “Buah Kehidupan”.
Terus bersemangat, berjuang menjadi teladan bagi orang yang belum mengenal Kristus, dengan hidup dalam kekudusan dan kebenaran Allah.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Salam kasih,
*PD Imanuel, Jakarta*
24092018
Lilies
*Kejadian 3 : 22*
Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang *jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.*"
Tema renungan :
*Buah Pohon Kehidupan*
Bila kita pahami ayat diatas, memang Tuhan Allah tidak mengijinkan lagi manusia Hawa dan Adam yang sudah tidak mentaati perintahNYA masuk kembali ke Taman Eden, bahkan Allah tidak ingin tangan manusia yang sudah jatuh dalam dosa itu meraih kembali buah dari pohon kehidupan karena akibatnya mereka akan hidup untuk selama-lamanya.
Padahal mereka telah berbuat dosa, Allah menghendaki mereka menjalani *masa hukuman* atas pelanggaran mereka.
Dan ternyata dosa mereka makin menjadi, terbukti dengan kejahatan pembunuhan yang dilakukan oleh Kain terhadap Habel, kemudian kejadian Nuh, Sodom dan Gomora dan seterusnya sampai Allah berkeputusan untuk mengirimkan anakNYA yang kudus, Tuhan Yesus yang mengorbankan nyawanya untuk dosa-dosa manusia. Karena tanpa Allah sendiri yang turun ke bumi, maka bumi rusak oleh pelanggaran manusia, padahal penciptaan Allah akan bumi dan seluruh isinya sangat indah dan baik.
*Kejadian 6 : 11-12*
11 Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.
12 Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.
Saudaraku lihatlah dampak dari ketidaktaatan manusia pertama, akibatnya dosa itu terus menerus ada sampai saat ini. Lalu setelah penebusan Tuhan Yesus Kristus, masihkah kita ingin seperti Adam dan Hawa?
Kembali tidak taat dan dengan sengaja melanggar perintah Allah?
Masihkah kita ingin terus mewariskan dosa ini kepada keturunan kita?
Kepada orang lain yang juga menurunkan kepada keturunannya turun menurun?
Ingat saudaraku, tidak ada dosa kecil atau dosa besar, semuanya sama tetap tergolong DOSA.
Karenanya, tidakkah kita ingin sehati dan segambar dengan Allah yang merindukan manusia ciptaanNYA tidak hidup dalam dosa?
Bisakah kita menjadi pelopor atau teladan dalam kebaikan dan kebenaran?
*Titus 2 : 7*
dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu,
*1 Petrus 2 : 21*
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
FirmanNYA sudah jelas, tinggal bagaimana kita melakukannya, akankah kita tetap mewariskan dosa kita bagi saudara-saudara kita atau keturunan kita turun temurun?
Atau kita ikuti jejak Kristus, dengan tidak melanggar perintahNYA dan tidak lagi memakan laranganNYA “Buah Kehidupan”.
Terus bersemangat, berjuang menjadi teladan bagi orang yang belum mengenal Kristus, dengan hidup dalam kekudusan dan kebenaran Allah.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Salam kasih,
*PD Imanuel, Jakarta*
24092018
Lilies
Komentar
Posting Komentar