1776 Rensi: MENGAKUINYA DI DEPAN MANUSIA

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan siang  ini diambil dari:

*Lukas 12:8-9* (TB) Aku berkata kepadamu: *Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah.* Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah.

Tema renungan ini:

*MENGAKUINYA DI DEPAN MANUSIA*

Saudaraku, seringkali saat berada di kantin, depot, restaurant  apalagi bersama rekan sekantor yang belum meyakini iman kita, kita tidak berdoa sebelum menyantap hidangan yang ada. Saya pun harus menyingkirkan alasan malu dan gengsi, saat berada di depan santapan nikmat dan siap menyantapnya, saya harus mengucap syukur dengan cara berdoa. Memohon agar hidangan disucikan dan diberkati, itu sangat vital. Kalau tidak, bisa saja saya keracunan, kan? Sayangnya, terkadang ada saja yang malu. Sementara saudara kita yang dari seberang mengucapkan syukurnya, kita pura-pura tidak mendengar. Padahal, harusnya itu merupakan kesempatan emas untuk menunjukkan bahwa kita adalah anak-anak Tuhan.

Jika kita tidak menunjukkan sikap berdoa sebelum makan, sama saja dengan kita menyangkal-Nya. Sementara pada nats di atas  *Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah*.

Tidak perlu malu atau gengsi untuk menangkupkan kedua belah telapak tangan, berdoa, memohon berkat-Nya. Justru itu sebagai ciri khas betapa baiknya perilaku anak-anak Tuhan Yesus. Hal sepele yang sangat memberkati, kan? Itu pun sebagai kesaksian yang nyata, realita yang perlu dilestarikan!

Dari perilaku tersebut seringkali kita mengetahui siapa-siapa saudara seiman kita. Karena itu, takperlu ditutup-tutupi. Justru harus dan wajib ditunjukkan di depan umum!

*Kolose 2:6-7* (TB) Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

Saya terbiasa makan makanan sederhana ala kampung, namun pernah dibawa oleh sanak keluarga ke tempat istimewa yang menyajikan menu unik dari mancanegara. Urusan rasa, menurut saya, tidak mampu mengalahkan menu kesukaan saya, nasi penyet tempe kacang! Namun, demi menghormati yang mentraktir, saya pun tetap memuji makanan asing di lidah itu.Satu hal yang harus saya ingat dan camkan adalah: Jika ditraktir di restaurant  oleh sanak kerabat seperti itu, saya berpikir, “Tidak setiap hari kita makan di tempat bergengsi. Jadi, apa salahnya mumpung di tempat seperti itu kita menunjukkan identitas kekristenan kita!” maka, saya tetap mengajak mengawalinya dengan doa ucapan syukur. Hingga saat pulang saya ditanya pramusaji, “Ibu dari gereja mana? Terima kasih atas kunjungannya, semoga masakan dan pelayanan kami tidak mengecewakan!”  Puji Tuhan Yesus, ternyata seseorang telah memperhatikan dan mengetahui bahwa saya pengikut Tuhan Yesus.

Demikian pula saat duduk di kursi pesawat terbang atau alat angkut apa pun, lazimnya kita pun langsung menutup mata berdoa. Memang demi keselamatan perjalanan, hal itu sangat penting, kan?

Saya pun pernah  tidak mendapat pasangan karena anggota tim ganjil, saya terpaksa harus duduk berdua dengan orang lain saat menikmati suatu alat angkut permainan di negeri jiran. Setelah tersenyum kepada ibu muda di sebelah saya, saya langsung memejamkan mata berdoa. Nah, ibu tersebut ternyata  juga Nasrani! Namun, alat angkut mainan yang semula saya pikir nanti di atas dapat menikmati pemandangan di bawah dengan enjoy, perkiraan saya sangat meleset! Walau hanya beberapa menit ternyata memberikan pengalaman sangat luar biasa. Kami diguncang, dimiringkan, diolengkan dalam kecepatan tinggi. Beruntung sekali saya mengawalinya dengan doa! Padahal, jantung saya bermasalah, kan? Dan jujur, saya hanya memejamkan mata sambil berdoa! Tidak menikmatinya sama sekali! Turun dari alat itu, oleh beberapa orang saya langsung dipeluk erat. Dan menantu pun meminta maaf karena semula tidak mengetahui bagaimana cara kerja alat itu. Puji Tuhan Yesus!  Bagaimana pun alat itu telah berhasil mengetes jantung saya! Ternyata saya tidak pingsan! Haleluya!

Berdasarkan pengalaman tersebut, saya semakin yakin bahwa apa pun harus dilakukan bersama Tuhan Yesus. Saya tidak perlu malu atau gengsi untuk berdoa sebagai wujud identitas Kristen. Yah, saya harus kuat sebagaimana firman berikut:

*Efesus 6:10-11* (TB) Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis.

Tuhan Yesus memberkati. Imanuel

*PD AUTOPIA MALANG*
07092018
Ninik SR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR