1793 Rensi: MENDENGAR LANGSUNG
Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Mashiach, renungan siang ini dengan tema:
*MENDENGAR LANGSUNG*
Dasar firmannya dari:
*Kejadian 2:16-18, 21-22* (TB) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
Berdasarkan firman di atas kita ketahui bahwa penciptaan Hawa setelah Tuhan Allah Bapa berfirman langsung kepada Adam sehingga Hawa tidak mendengar langsung bertatap muka. Bahayanya adalah imannya mudah digoyahkan oleh iblis sehingga Hawa tergoda untuk melanggar perintah-Nya yang diputarbalikkan oleh si iblis.
Mendengar langsung sabda Bapa itu lebih baik karena dikuatkan-Nya untuk mampu melaksanakan sabda tersebut. Demikian juga Sara yang tidak mendengar langsung, tetapi berada di balik pintu. Sara tidak mempercayai sabda Bapa, bahkan menertawakannya. Saat ditanya Tuhan pun Sara mengelak (karena takut, padahal sudah terlambat karena sudah dilakukannya), padahal Tuhan mengetahui segalanya.
*Kejadian 18:9-15* (TB) Lalu kata mereka kepadanya: "Di manakah Sara, isterimu?" Jawabnya: "Di sana, di dalam kemah." Dan firman-Nya: "Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki." Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya. Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: "Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?" Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: "Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua? Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki." Lalu Sara menyangkal, katanya: "Aku tidak tertawa," sebab ia takut; tetapi TUHAN berfirman: "Tidak, memang engkau tertawa!"
Istri Lot pun tidak diceritakan bahwa dia mendengar langsung sabda-Nya lewat malaikat-Nya. Sudah dipesan jangan menoleh ke belakang supaya jangan mati lenyap, isteri Lot malah menoleh. Akibatnya, isteri Lot pun menjadi tiang garam. Bagi orang lain, termasuk kita, ini adalah bukti konkret, dampak langsung, dan peringatan keras bahwa jika tidak melakukan Sabda-Nya dengan benar akan mengalami celaka.
Istri Lot sebenarnya mengikuti, berjalan di belakang, namun tidak terfokus pada Sabda-Nya, bahkan melanggarnya. Maka jadilah seperti yang difirmankan-Nya: *mati lenyap*.
*Kejadian 19:17, 26* (TB) Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di mana pun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap." Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.
Sementara, walaupun pernah jatuh ke dalam dosa, Daud menyadari bahkan memohon ampun serta senantiasa berada dekat pada-Nya sehingga Tuhan Allah Bapa menolongnya dalam situasi apa pun. Bahkan, dalam sehari Daud tujuh kali melakukan puji-pujian penyembahan kepada-Nya sehingga bersaksi sebagai berikut:
*Mazmur 145:18* (TB) TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.
*Mazmur 94:22* (TB) Tetapi TUHAN adalah kota bentengku dan Allahku adalah gunung batu perlindunganku.
Bagi Daud, Tuhan adalah gunung batu tempatnya berlindung, maka kita pun wajib melakukan seperti itu. _Mendengar langsung sabda-Nya yang kudus di persekutuan doa_, sangat lebih baik daripada “katanya” karena ada kuat kuasa Roh Kudus-Nya yang siap menolong kita dan melindungi kita dari bujukan dan rayuan iblis. Karena janji-Nya:
*Ibrani 13:5b* (TB) "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
*Ibrani 13:8* (TB) Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.
Nah, mari kita semakin mendekat, mendengar Sabda kudus-Nya, berupaya melakukannya, maka Tuhan Yesus yang tetap sama itu pasti menolong dan memberkati kita. Amin. Imanuel, haleluya!
*PD AUTOPIA MALANG*
16092018
Ninik SR
*MENDENGAR LANGSUNG*
Dasar firmannya dari:
*Kejadian 2:16-18, 21-22* (TB) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
Berdasarkan firman di atas kita ketahui bahwa penciptaan Hawa setelah Tuhan Allah Bapa berfirman langsung kepada Adam sehingga Hawa tidak mendengar langsung bertatap muka. Bahayanya adalah imannya mudah digoyahkan oleh iblis sehingga Hawa tergoda untuk melanggar perintah-Nya yang diputarbalikkan oleh si iblis.
Mendengar langsung sabda Bapa itu lebih baik karena dikuatkan-Nya untuk mampu melaksanakan sabda tersebut. Demikian juga Sara yang tidak mendengar langsung, tetapi berada di balik pintu. Sara tidak mempercayai sabda Bapa, bahkan menertawakannya. Saat ditanya Tuhan pun Sara mengelak (karena takut, padahal sudah terlambat karena sudah dilakukannya), padahal Tuhan mengetahui segalanya.
*Kejadian 18:9-15* (TB) Lalu kata mereka kepadanya: "Di manakah Sara, isterimu?" Jawabnya: "Di sana, di dalam kemah." Dan firman-Nya: "Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki." Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya. Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: "Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?" Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: "Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua? Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki." Lalu Sara menyangkal, katanya: "Aku tidak tertawa," sebab ia takut; tetapi TUHAN berfirman: "Tidak, memang engkau tertawa!"
Istri Lot pun tidak diceritakan bahwa dia mendengar langsung sabda-Nya lewat malaikat-Nya. Sudah dipesan jangan menoleh ke belakang supaya jangan mati lenyap, isteri Lot malah menoleh. Akibatnya, isteri Lot pun menjadi tiang garam. Bagi orang lain, termasuk kita, ini adalah bukti konkret, dampak langsung, dan peringatan keras bahwa jika tidak melakukan Sabda-Nya dengan benar akan mengalami celaka.
Istri Lot sebenarnya mengikuti, berjalan di belakang, namun tidak terfokus pada Sabda-Nya, bahkan melanggarnya. Maka jadilah seperti yang difirmankan-Nya: *mati lenyap*.
*Kejadian 19:17, 26* (TB) Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di mana pun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap." Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.
Sementara, walaupun pernah jatuh ke dalam dosa, Daud menyadari bahkan memohon ampun serta senantiasa berada dekat pada-Nya sehingga Tuhan Allah Bapa menolongnya dalam situasi apa pun. Bahkan, dalam sehari Daud tujuh kali melakukan puji-pujian penyembahan kepada-Nya sehingga bersaksi sebagai berikut:
*Mazmur 145:18* (TB) TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.
*Mazmur 94:22* (TB) Tetapi TUHAN adalah kota bentengku dan Allahku adalah gunung batu perlindunganku.
Bagi Daud, Tuhan adalah gunung batu tempatnya berlindung, maka kita pun wajib melakukan seperti itu. _Mendengar langsung sabda-Nya yang kudus di persekutuan doa_, sangat lebih baik daripada “katanya” karena ada kuat kuasa Roh Kudus-Nya yang siap menolong kita dan melindungi kita dari bujukan dan rayuan iblis. Karena janji-Nya:
*Ibrani 13:5b* (TB) "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
*Ibrani 13:8* (TB) Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.
Nah, mari kita semakin mendekat, mendengar Sabda kudus-Nya, berupaya melakukannya, maka Tuhan Yesus yang tetap sama itu pasti menolong dan memberkati kita. Amin. Imanuel, haleluya!
*PD AUTOPIA MALANG*
16092018
Ninik SR
Komentar
Posting Komentar