1804 Rensi: Bersukacita dalam penderitaan
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua ha Mashiach.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus renungan siang ini diambil dari :
*Injil Lukas 2:33-35*
Dengan tema :
*Bersukacita dalam penderitaan*
Nats :
Dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri.
Jaman now, mengucap syukur dalam keadaan susah masih sulit ditemukan, kecuali bila orang itu benar-benar memiliki relasi yang intim dengan Tuhan.
Seringkali, orang lebih banyak mengeluh, mengomel, meragukan pertolongan Tuhan, putus-asa dan mengurung diri bahkan tidak mau terlibat lagi dalam berbagai kegiatan rohani serta mencari pertolongan dari manusia.
Bagaimana dengan diri kita saat ini?
Saat kita diizinkan mengalami hal-hal yang buruk dan tidak menyenangkan bahkan penderitaan yang tak kunjung selesai, apakah kita masih mampu untuk tetap bersyukur dan berkata: dalam segala hal, Tuhan Yesus tetap baik dan sayang padaku?
Marilah kita belajar dari bunda Maria, dia tetap mampu bersukacita dalam penderitaannya, dia tak menyangkal atau mengutuki Tuhan bahkan dia tetap percaya pada Tuhan yang tak akan meninggalkannya, dia juga tak meminta 'lepaskanlah aku dari semua penderitaan ini'.
Yang tetap terucap dari mulut bunda Maria adalah: terjadilah padaku menurut kehendak-Mu dan jiwaku memuliakan Tuhan.
Pertanyaannya:
- Maukah kita tetap bersukacita dan mengucap syukur dalam segala hal?
- Masihkah kita percaya bahwa Tuhan Yesus selalu ada bersama dengan kita?
- Beranikah kita berkata: terjadilah padaku menurut kehendak-Mu Tuhan?
Dengan iman yang teguh, kita akan dimampukan untuk tetap mengalami betapa Tuhan itu baik bahkan teramat baik.
Seperti bunda Maria, hendaklah kita tetap mau belajar setia sampai akhir hidup kita.
Doa:
Yesusku, ku mau setia pada-Mu sampai selamanya, amin.
*Sukarno yoseph*
21092018
Makassar
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus renungan siang ini diambil dari :
*Injil Lukas 2:33-35*
Dengan tema :
*Bersukacita dalam penderitaan*
Nats :
Dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri.
Jaman now, mengucap syukur dalam keadaan susah masih sulit ditemukan, kecuali bila orang itu benar-benar memiliki relasi yang intim dengan Tuhan.
Seringkali, orang lebih banyak mengeluh, mengomel, meragukan pertolongan Tuhan, putus-asa dan mengurung diri bahkan tidak mau terlibat lagi dalam berbagai kegiatan rohani serta mencari pertolongan dari manusia.
Bagaimana dengan diri kita saat ini?
Saat kita diizinkan mengalami hal-hal yang buruk dan tidak menyenangkan bahkan penderitaan yang tak kunjung selesai, apakah kita masih mampu untuk tetap bersyukur dan berkata: dalam segala hal, Tuhan Yesus tetap baik dan sayang padaku?
Marilah kita belajar dari bunda Maria, dia tetap mampu bersukacita dalam penderitaannya, dia tak menyangkal atau mengutuki Tuhan bahkan dia tetap percaya pada Tuhan yang tak akan meninggalkannya, dia juga tak meminta 'lepaskanlah aku dari semua penderitaan ini'.
Yang tetap terucap dari mulut bunda Maria adalah: terjadilah padaku menurut kehendak-Mu dan jiwaku memuliakan Tuhan.
Pertanyaannya:
- Maukah kita tetap bersukacita dan mengucap syukur dalam segala hal?
- Masihkah kita percaya bahwa Tuhan Yesus selalu ada bersama dengan kita?
- Beranikah kita berkata: terjadilah padaku menurut kehendak-Mu Tuhan?
Dengan iman yang teguh, kita akan dimampukan untuk tetap mengalami betapa Tuhan itu baik bahkan teramat baik.
Seperti bunda Maria, hendaklah kita tetap mau belajar setia sampai akhir hidup kita.
Doa:
Yesusku, ku mau setia pada-Mu sampai selamanya, amin.
*Sukarno yoseph*
21092018
Makassar
Komentar
Posting Komentar