1802 Rensi: BELAJAR DARI TINDAKAN BIJAK MATIUS

Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Tema renungan siang ini adalah:

*BELAJAR DARI TINDAKAN BIJAK MATIUS*

Berdasarkan firman

*Matius 9:9-13* (TB) Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya, "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus, "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata,"Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini, Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan  karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."


Tiga tokoh yang kita soroti pada firman ini, yakni (1) *Tuhan Yesus*, (2) *Matius*, dan (3) *kaum Farisi*.

(1) *Tuhan Yesus* dalam firman ini mendengar bisik dan isi hati kaum Farisi yang mengecam-Nya, namun dengan bijak
menyadarkan akan pentingnya kehadiran-Nya sebagai tabib agung yang mampu menyembuhkan sakit jasmani, rohani, dan keimanan kepada siapa pun yang siap menerima-Nya.
Tuhan Yesus juga menegaskan bahwa setiap orang berdosa memerlukan kehadiran-Nya untuk diampuni dan dibenarkan- Nya.

Masalahnya adalah banyak yang tidak menyadari bahwa sebenarnya kita ini sangat berdosa dan membutuhkan uluran tangan kasih-Nya untuk berubah dan bertumbuh di dalam-Nya. Banyak yang lupa bahwa semua orang bejat, tidak ada seorang pun yang berbuat baik dalam penglihatan-Nya . Berbahagialah  kita yang selalu  diingatkan-Nya untuk menyadari kesalahan dan kekurangan kita:

*Mazmur 53:3-4* (TB) Allah memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia, untuk melihat apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah menyimpang, sekaliannya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.

*Mazmur 14:3* (TB) Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.

(2) *Matius* sebagai sosok yang diberkati sebab mengikut-Nya tanpa bertangguh, berdalih, maupun berbantah. Langsung percaya dan bertindak tanpa memikirkan risiko apa pun. Ini adalah teladan bijak bagi kita. Jujur, seringkali kita tidak mengandalkan Tuhan Yesus, bahkan sering bertindak sembrono dengan mengandalkan keakuan dan akal budi pribadi. Nah, detik ini mari belajar dari sosok Matius yang tanpa bertanya, namun langsung bertindak sesuai kehendak-Nya:

*Matius 7:21* (TB) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

*Matius 16: 24* (TB) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku.

Syarat mengikut Dia adalah menyangkal diri, kemudian memikul salib, dan setelah itu mengikut Tuhan Yesus. Untuk menyangkal diri inilah perlu berlatih dan berupaya keras. Banyak contoh yang dialami saudara kita, misalnya mendahulukan datang ke undangan Tuhan Yesus pada acara kebaktian ataukah pada acara duniawi pada jam yang sama? Hal dilematis  ini akan teratasi dengan enjoy jika kita mendahulukan mencari kerajaan Allah sebagaimana *Matius 6:33*.
Acara kebaktian persekutuan doa mestinya menjadi prioritas sebab di situlah sumber berkat baik berkat jasmani maupun terutama berkat rohani.

(3) *Kaum Farisi* sebagai kelompok yang selalu mencari-cari kesalahan dan kelemahan Tuhan Yesus ataupun Firman-Nya. Padahal, Tuhan Yesus tidak pernah bersalah, domba tanpa cela. Bukankah kita pun sering menjelma menjadi sosok kaum Farisi ini ketika misalnya permohonan kita belum dikabulkan-Nya? Bukankah kita sering memiliki pikiran atau bahkan ucapan begini, *“Tuhan Yesus itu bagaimana sih.. apa tidak mendengar doaku?*”

*Lukas 16:15* (TB) Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu.

Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita untuk meneladani sosok Matius dengan mampu menyangkal diri sebagai syarat mengikut-Nya. Mampu menjadi pengikut-Nya yang *STMJ: setia, taat, manut, dan jalankan* kehendak-Nya! Haleluya. Amin

*PD AUTOPIA MALANG*
20092018
Ninik SR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR