724 Rensi: Hadir Di Hadirat Allah

Shalom Alaichem b'Shem Yeshua Ha Masiach, firman Tuhan Yesus  siang ini dari:

Keluaran 3: 5-8
5. Lalu Ia berfirman: “Janganlah dekat-dekat:  tanggalkan kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.”
6. Lagi Ia berfirman: “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub.” Lalu Musa
    menutupi mukanya sebab ia takut memandang Allah.
7. Dan TUHAN berfirman: ”Aku telah memperhatikan dengan sungguh  kesengsaraan umat-Ku di tanah
    Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.
8. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi, dan orang
   Yebus.

Dengan tema:
*HADIR DI HADIRAT ALLAH*
Saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus
Setidaknya ada dua hal yang dapat disoroti dalam kutipan firman di atas.
Yang pertama adalah:  *“… tanggalkan kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.”*

Tuhan Yesus adalah kudus karena itu kita pun harus kudus. Wajib menanggalkan kasut manakala menghadap tahta Tuhan Yesus, berarti menanggalkan dan meninggalkan kemunafikan, kedegilan, kefasikan, kejahatan, dan aneka perbuatan dosa seperti yang tertulis pada

Galatia 5: 19
*Perbuatan daging telah nyata, yaitu: kecemaran, percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan sebagainya.*

Tuhan Yesus menghendaki agar kita benar-benar steril. Bahkan, pada saat mempersembahkan persembahan pun, Tuhan Yesus mengingatkan seperti  ini:

Matius 5:23-24
Sebab itu jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada di dalam hati saudaramu terhadap engkau, *tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.*

Yang kedua bangsa Israel dibawa oleh Tuhan Allah meninggalkan Mesir, tempat perbudakan. Demikiannjuga Kita tidak akan pernah bisa keluar dari belenggu perbudakan dosa, tanpa kasih karunia Tuhan Yesus. Sebab telah difirmankan

Mazmur 14:3
*Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.*
Dan
Mazmur 49:7
*Tidak seorang pun dapat membebaskan dirinya atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya.*

Dari rangkaian Mazmur di atas dinyatakan bahwa tidak seorang pun yang berbuat baik apalagi mencari Tuhan. Oleh karena itulah, Tuhan Yesus yang berinisiatif mencari, memanggil, dan memilih kita secara luar biasa.

Selanjutnya, selama proses Tuhan menuntun umatNya keluar dari Mesir, yang terjadi adalah betapa umat menggerutu, bersungut, bahkan sempat membuat berhala yang tentu saja mendukakan hati Tuhan. Padahal, dengan setia Tuhan bertanggung jawab atas kehidupan mereka. Dicurahkan-Nya manna untuk makanan mereka. Dilindungi dan dinaungi-Nya dengan tiang awan dan tiang api. Namun, umat tidak menghargai “jasa” Tuhan Allahnya. Tidak mampu bersyukur dalam segala hal sehingga akibatnya semakin panjang proses perjalanan iman yang harus dilalui.
Demikian juga selama proses pemurnian iman itu, Tuhan Yesus memang menggunakan berbagai metode ujian, cobaan, latihan. Kita  selayaknya tetap ‘taat’ dan ‘setia’ tanpa berkeluh kesah, menggerutu, bersungut-sungut. Namun, harus berpasrah diri sebagaimana

Mazmur 37:5  *"Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan, percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak”*

Tuhan Yesus memperhatikan dan berbelas kasih kepada semua manusia. Namun, sayangnya, manusia tidak pernah puas dan bersyukur, mereka cenderung rakus, merasa kurang. Padahal, telah diajarkan dalam doa Bapa Kami, *“Berilah kami hari ini makanan yang secukupnya.”* Tapi manusia cenderung mendikte dan memaksakan kehendaknya kepada Tuhan Yesus. Sering pula memerintah dengan seenaknya, padahal siapakah kita? Hanya debu!

Namun, berlagak pandai, menasihati Tuhan Yesus. Padahal, apa yang akan terjadi satu jam kemudian, sehari, seminggu, sebulan, setahun yang akan datang sama sekali tidak diketahuinya. Sementara itu, Tuhan Yesus mengetahui apa saja yang akan terjadi. Namun, manusia berlagak “sok tahu”, “sok pintar”. Untunglah Tuhan Yesus sabar luar biasa! Rancangan Tuhan Yesus hanya demi keselamatan manusia semata.
Manusia senang menarget Tuhan Yesus, padahal telah diajarkan pula bahwa doa selalu diakhiri dengan: “Biarlah rencana dan kehendak Bapa yang terjadi!” *“Jangan kehendakku Bapa, kehendak-Mu jadilah!”*
Manusia maunya serba instan, sak deg sak nyet, spontan.

Sampai di sini saya sadari betapa jelek karakter manusia, betapa besar dosa manusia. Karena itu, seringkali Tuhan pun bersabda, *“Apik-apik e manungso iku yen urip lumaku ono ing pamratobat ”*, ( sebaik- baiknya manusia itu kalau hidup berjalan dalam pertobatan),  sejalan dengan sabda pada

Yesaya 30:15b
*“Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu”*

Betapa tidak! Dalam sehari saja dosa itu sudah setinggi leher. Bagaimana amal dan perbuatan baik bisa menyelamatkan? Tidak! Sama sekali tidak! Pengampunan itu hanya berasal dari Tuhan Yesus. Walaupun dosa kita semerah kirmizi akan dijadikannya seputih salju.
Sekarang, bagaimana kita mampu menanggalkan karakter negatif dan belenggu dosa tersebut? Tuhan Yesus membuka kedua tangan-Nya sambil berseru

Yesaya 1:18, *“Marilah, baiklah kita beperkara, firman Tuhan, sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti salju”*

Tuhan Yesus juga telah mengundang manusia, agar masalah dan beban hidupnya, dijadikan ringan karena Tuhan Yesus berkenan memberi kelegaan,  seperti firmanNya di

Matius 11:28 *“Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu”*

Dengan datang kepada Tuhan Yesus dengan sepenuh hati, segenap jiwa, sambil menyadari betapa kotor dan bejatnya kita, Tuhan Yesus tentu berkenan menerima hidup dan ibadah kita. Amin .

Tuhan Yesus memberkati.

*PD AUTOPIA MALANG*

Ninik S Rahayu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR