698 Rensi: Saat Berserah

Shalom Alaichem b'Shem Yeshua Ha Masiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus firman siang ini dengan tema:

*SAAT BERSERAH*

Dasar firman:
Lukas 22:42. *Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.*

Seorang ibu baru saja kehilangan putra yang masih berusia empat tahun akibat penyakit kanker. Seseorang mencoba menghiburnya dengan berkata, “Sabar ya Bu, Tuhan tidak mungkin membebani kita lebih daripada yang dapat kita tanggung.” Maksud perkataan itu tentu saja supaya Ibu itu dikuatkan, tetapi ternyata Ibu itu justru semakin tertekan dan membuatnya bertanya-tanya tentang derita yang dialaminya dengan persaan hati yang mengatakan *_“Tapi mengapa saya tidak dapat menanggung rasa pedih dari kepergian putra saya?”_* tanyanya. Ibu itu menyadari bahwa kepedihan itu terlalu berat baginya dan ia sangat membutuhkan Tuhan utk memeluknya erat-erat.

Sama seperti orang yang mencoba menghibur Ibu itu dengan kata-kata, “Tuhan tidak mungkin membebani kita lebih daripada yang dapat kita tanggung,” kita pasti mengambilnya dari

1 Korintus 10:13 (TB)  Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Yang berkata *“Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”* Konteks dari ayat itu sebenarnya adalah tentang pencobaan dan bukan penderitaan. Dalam hal pencobaan, kita dapat memilih untuk lari atau keluar dari hal itu. Tetapi *_dalam hal penderitaan_*, kita *sama sekali tidak mempunyai pilihan untuk lari*, karena *mau tidak mau harus* menghadapinya.

Yesus juga menghadapi penderitaan yang begitu berat saat di taman Getsemani. Yesus secara manusia sesungguhnya ingin menghindar dari penderitaan itu. Itu nyata dari doaNYA, *“Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku.”* Tapi Yesus tahu bahwa tidak ada pilihan bagi-NYA, IA harus melewati penderitaan itu sehingga IA berkata, *“Bukan kehendak-Ku yg jadi, melainkan kehendak-MU yang jadi.”*

Ketika kita mengalami beban hidup yang begitu hebat, entah itu karena kehilangan sesuatu yang kita kasihi atau datangnya sebuah persoalan. Itulah *saat yang tepat bagi kita untuk menyerahkan hidup kita kepada-NYA*. Jujurlah bahwa kita tidak sanggup menanggung beban derita itu seorang diri. *BERHARAPLAH PADA-NYA. Ketika kita berserah kepada-NYA, Tuhan akan memeluk erat-erat dan bahkan memikul segala beban kita*.

Selamat siang, selamat berjalan bersamaNYA, selamat memberikan yang terbaik dari diri dan selamat menjadi berkat untuk kemuliaan Kristus.

Jesus bless us.

*PD AUTOPIA MALANG*
13032017
Anandini Branti

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR