702 Rensi: Pilihlah Yang Bemar
Shalom Aleichem be Shem Yeshua ha Mashiach
Saudara-saudari kekasih dalam TUHAN Yesus, renungan siang ini berjudul:
*“PILIHLAH YANG BENAR”*
Pilihlah persamaan yang benar dari soal Aljabar berikut:
(x+y) kuadrat = …
Apakah:
A. x kuadrat + y kuadrat
B. x kuadrat + 2xy + y kuadrat
Ya, pilihan jawaban yang benar adalah pilihan B.
Siapa yang menemukan hukum Aljabar di atas kok bisa dikatakan BENAR? Coba kita praktikkan dalam soal Matematika: dengan menggantikan x dan y dengan angka,
(1+2) kuadrat
<=> 1 kuadrat + 2(1x2) + 2 kuadrat
<=> 1 + 4 + 4 = *9*
atau sama dengan
(3) kuadrat = *9*
Bagi sebagian dari kita soal diatas sangat sederhana tapi bagi sebagian dari kita malah sangat _njelimet_. Malahan mungkin ada yang ngotot. *Tidak bisa* , _dari mana muncul “2xy”_ lha wong yang ada di soal kan x dan y, terus dikuadratkan, jadi harusnya sama saja dengan x kuadrat ditambah y kuadrat (pilihan A). Terima atau tidak, pilihan yang benar adalah B, karena begitulah Hukum Aljabar dan Matematika yang BENAR.
Untuk Hukum Matematika saja, kita perlu teliti dan mengingat rumusan mana yang benar yang harus dipakai.
Lalu, bagaimana dengan rumusan HIDUP kita sesuai Ilmu Alkitabiah?
Dari semua persoalan hidup, kita selalu dihadapkan dengan 2 pilihan, *Pilihan A* yang berisi Perintah Allah dan ketetapan-ketetapan Nya dan *Pilihan B* yang berisi keputusan pribadi dengan konsekuensi-konsekuensi yang mengikuti. Sama seperti murid yang belajar Matematika dan pasti menghadapi ulangan untuk kenaikan kelas, uniknya kitab ULANGAN dari Alkitab juga menulis
Ulangan 30: 19-20:
_”(19) Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, (20) dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka.”_
Dalam setiap SOAL yang diberikan dalam ULANGAN kehidupan, TUHAN Yesus selalu menyediakan jawaban yang BENAR sekarang kita mau mengikuti rumusan jawaban atau KUNCI SOAL dari pertanyaan-pertanyaan hidup kita itu atau tidak. Sepenuhnya terserah kita. Pilihan yang benar adalah PILIHAN A, analogi dalam hukum Matematika tadi bila tidak diikuti rumusan yang benar maka pasti jawabannya SALAH => NILAI JELEK => TIDAK NAIK KELAS => bisa-bisa DROP-OUT atau dikeluarkan dari sekolah - dikeluarkan dari rencana damai sejahtera ALLAH (merdeka _diumbar_ sekarep-karep e). Karena diajari kok gak pinter-pinter. Iya ngeyel terus diberitahu padahal jawabannya sudah diberitahu malah sok pintar.
Kalau tolak ukur KEBENARAN itu dari diri sendiri, lalu siapakah yang akan membenarkan kita? Semoga ROH KEBENARAN dalam FIRMAN ALLAH senantiasa hidup dan berbuah dalam diri kita.
Bukan Pak/Bu Guru Aljabar kita yang butuh nilai baik, kita dapat nilai baik/buruk pun tidak ngefek dengan beliau, kita yang butuh dikoreksi agar dibenarkan sesuai tatanan standar ALLAH agar layak disebut murid-murid bahkan anak-anak ALLAH
*(Roma 8: 14-17)*.
TUHAN YESUS memberkati
Amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
16032017
Andrias Trisusanto
Saudara-saudari kekasih dalam TUHAN Yesus, renungan siang ini berjudul:
*“PILIHLAH YANG BENAR”*
Pilihlah persamaan yang benar dari soal Aljabar berikut:
(x+y) kuadrat = …
Apakah:
A. x kuadrat + y kuadrat
B. x kuadrat + 2xy + y kuadrat
Ya, pilihan jawaban yang benar adalah pilihan B.
Siapa yang menemukan hukum Aljabar di atas kok bisa dikatakan BENAR? Coba kita praktikkan dalam soal Matematika: dengan menggantikan x dan y dengan angka,
(1+2) kuadrat
<=> 1 kuadrat + 2(1x2) + 2 kuadrat
<=> 1 + 4 + 4 = *9*
atau sama dengan
(3) kuadrat = *9*
Bagi sebagian dari kita soal diatas sangat sederhana tapi bagi sebagian dari kita malah sangat _njelimet_. Malahan mungkin ada yang ngotot. *Tidak bisa* , _dari mana muncul “2xy”_ lha wong yang ada di soal kan x dan y, terus dikuadratkan, jadi harusnya sama saja dengan x kuadrat ditambah y kuadrat (pilihan A). Terima atau tidak, pilihan yang benar adalah B, karena begitulah Hukum Aljabar dan Matematika yang BENAR.
Untuk Hukum Matematika saja, kita perlu teliti dan mengingat rumusan mana yang benar yang harus dipakai.
Lalu, bagaimana dengan rumusan HIDUP kita sesuai Ilmu Alkitabiah?
Dari semua persoalan hidup, kita selalu dihadapkan dengan 2 pilihan, *Pilihan A* yang berisi Perintah Allah dan ketetapan-ketetapan Nya dan *Pilihan B* yang berisi keputusan pribadi dengan konsekuensi-konsekuensi yang mengikuti. Sama seperti murid yang belajar Matematika dan pasti menghadapi ulangan untuk kenaikan kelas, uniknya kitab ULANGAN dari Alkitab juga menulis
Ulangan 30: 19-20:
_”(19) Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, (20) dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka.”_
Dalam setiap SOAL yang diberikan dalam ULANGAN kehidupan, TUHAN Yesus selalu menyediakan jawaban yang BENAR sekarang kita mau mengikuti rumusan jawaban atau KUNCI SOAL dari pertanyaan-pertanyaan hidup kita itu atau tidak. Sepenuhnya terserah kita. Pilihan yang benar adalah PILIHAN A, analogi dalam hukum Matematika tadi bila tidak diikuti rumusan yang benar maka pasti jawabannya SALAH => NILAI JELEK => TIDAK NAIK KELAS => bisa-bisa DROP-OUT atau dikeluarkan dari sekolah - dikeluarkan dari rencana damai sejahtera ALLAH (merdeka _diumbar_ sekarep-karep e). Karena diajari kok gak pinter-pinter. Iya ngeyel terus diberitahu padahal jawabannya sudah diberitahu malah sok pintar.
Kalau tolak ukur KEBENARAN itu dari diri sendiri, lalu siapakah yang akan membenarkan kita? Semoga ROH KEBENARAN dalam FIRMAN ALLAH senantiasa hidup dan berbuah dalam diri kita.
Bukan Pak/Bu Guru Aljabar kita yang butuh nilai baik, kita dapat nilai baik/buruk pun tidak ngefek dengan beliau, kita yang butuh dikoreksi agar dibenarkan sesuai tatanan standar ALLAH agar layak disebut murid-murid bahkan anak-anak ALLAH
*(Roma 8: 14-17)*.
TUHAN YESUS memberkati
Amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
16032017
Andrias Trisusanto
Komentar
Posting Komentar