1393 Rensi: MELAKUKAN SEPERTI YANG DISABDAKAN*
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Tema renungan siang ini
*MELAKUKAN SEPERTI YANG DISABDAKAN*
Firmannya diambil dari
*2 Raja-raja 5: 10-14* (TB) Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir." Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: "Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati. Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: *Mandilah dan engkau akan menjadi tahir." Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya* kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir.
Naaman, panglima raja yang terpadang, disayangi, dan disegani sedang menderita sakit kusta. Pelayan istrinya, gadis Aram yang menjadi tawanan, memberitahukan bahwa ada nabi di Israel yang bisa menyambuhkannya. Singkat kata Naaman datang dan mendapat pesan untuk membenamkan diri di Sungai Yordan. Semula Naaman menggunakan akal budinya, namun akhirnya mau mendengar saran pegawai-pegawainya. Akhirnya, Naaman disembuhkan-Nya karena mengikuti atau menuruti pesan yang disampaikan Allah lewat Nabi Elisa.
Berulang-ulang Bapa berpesan agar kita menuruti apa yang dipesankan lewat karya Roh Kudus tanpa menggunakan akal budi.
Bapa menekankan agar kita percaya dan melakukan kehendak-Nya. Beruntunglah Naaman mau mendengar saran pegawainya dan melakukan pesan Allah, dan dengan demikian mengalami mujizat-Nya yang luar biasa.
Sarana yang diberikan kepada kita terkadang seolah tidak relevan dengan penyakit kita. Namun, jika kita imani, sarana itu benar-benar menjadi berkat dan mendatangkan mujizat luar biasa. Bapa pun berfirman bahwa sarana itu berasal dari alam.
Misalnya, beberapa tahun silam Bapa memberi sarana
bagi penderita sakit kulit dengan mengonsumsi kadal bakar (Jawa ‘ditunu’). Demikian juga untuk yang menderita demam berdarah diminta mengonsumsi sup RW.
Hasilnya? Puji Tuhan Yesus, pasien mengalami kesembuhan. Ada juga yang dipesan untuk mengonsumsi bawang rebus, jus mengkudu, sambiloto, dan sebagainya. Saya pribadi untuk kesembuhan syaraf mata kiri yang keduten, Bapa bersabda agar mengonsumsi jus wortel. Haleluya kini proses menuju pemulihan. Yakin kesembuhan pasti boleh saya rasakan. Amin.
Sabda dua minggu lalu, kita harus SeMaTa, yakni setia, manut, dan taat. Mari kita baca lagi, apa hadiah bagi yang SeMaTa pada firman berikut:
*1 Samuel 3: 8-10 (TB)* Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Ia pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa TUHANlah yang memanggil anak itu. Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: "Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar." Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya. Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar."
Saat Samuel menuruti pesan Nabi Eli untuk menjawab seperti sabda di atas, Bapa pun memakai Samuel sebagai kepanjangan tangan-Nya menyatakan kehendak-Nya bagi jemaat pilihan-Nya. Kita pun harusnya seperti itu. Siap mendengar apa yang disadakan Bapa melalui persekutuan doa tempat kita masing-masing. Dengan mendengar Sabda itu, kami beranalogi, menganggap sebagai pedagang yang ‘kulakan’ sehingga memiliki modal yang memadai. Modal itulah yang kami gunakan untuk memberitakan kabar keselamatan, menceritakan kesaksian hidup kepada saudara-saudara lain, baik yang sekandang maupun yang di luar kandang.
Melakukan seperti yang dipesankan ini juga akan mendatangkan berkat bagi diri pribadi khususnya, dan keluarga besar kita. Perhatikan sabda berikut:
*1 Raja-raja 17:3-6 (TB)* "Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana." Lalu ia pergi dan ia melakukan seperti firman TUHAN; ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu.
Pada sabda ini Nabi Elia diselamatkan dari kekeringan dan paceklik. Karena menuruti dan melakukan pesan-Nya Elia tidak berkekurangan. Bapa berkenan memakai siapa saja atau apa saja untuk memberkati kita. Demikian juga yang akan terjadi pada diri kita.
Jika melakukan sabda via nubuatan di persekutan doa, pasti kita pun takakan berkekurangan baik secara jasmani maupun rohani. Kami sering memperoleh belas kasih Bapa yang tidak terduga. Tiba-tiba saja ada hamba-hamba Bapa yang digerakkan hatinya dan dipakai-Nya untuk mengisi dompet kami yang sedang tipis. Bahkan, saat kehabisan beras pun, Bapa mengirimi kami satu sak beras melalui mantan siswa. Sungguh,takpernah dibiarkan-Nya kita kelaparan ataupun kekurangan! Ada sejuta cara Bapa untuk mencukupkannya!
Pada sabda berikut dinyatakan bahwa yang mengasihi-Nya berarti menuruti Sabda Bapa, sementara jika tidak mengasihi, tidak menuruti Sabda-Nya akan terkutuk.
*Yohanes 14:15 (TB)* "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
*1 Korintus 16:22 (TB)* Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia. Maranata!
Akhirnya, biarlah Rohul Kudus yang memandu dan membantu kita untuk melakukan hidup SeMaTa (setia, manut, dan taat). Imanuel.
*PD AUTOPIA MALANG*
25022018
Ninik SR
Tema renungan siang ini
*MELAKUKAN SEPERTI YANG DISABDAKAN*
Firmannya diambil dari
*2 Raja-raja 5: 10-14* (TB) Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir." Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: "Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati. Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: *Mandilah dan engkau akan menjadi tahir." Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya* kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir.
Naaman, panglima raja yang terpadang, disayangi, dan disegani sedang menderita sakit kusta. Pelayan istrinya, gadis Aram yang menjadi tawanan, memberitahukan bahwa ada nabi di Israel yang bisa menyambuhkannya. Singkat kata Naaman datang dan mendapat pesan untuk membenamkan diri di Sungai Yordan. Semula Naaman menggunakan akal budinya, namun akhirnya mau mendengar saran pegawai-pegawainya. Akhirnya, Naaman disembuhkan-Nya karena mengikuti atau menuruti pesan yang disampaikan Allah lewat Nabi Elisa.
Berulang-ulang Bapa berpesan agar kita menuruti apa yang dipesankan lewat karya Roh Kudus tanpa menggunakan akal budi.
Bapa menekankan agar kita percaya dan melakukan kehendak-Nya. Beruntunglah Naaman mau mendengar saran pegawainya dan melakukan pesan Allah, dan dengan demikian mengalami mujizat-Nya yang luar biasa.
Sarana yang diberikan kepada kita terkadang seolah tidak relevan dengan penyakit kita. Namun, jika kita imani, sarana itu benar-benar menjadi berkat dan mendatangkan mujizat luar biasa. Bapa pun berfirman bahwa sarana itu berasal dari alam.
Misalnya, beberapa tahun silam Bapa memberi sarana
bagi penderita sakit kulit dengan mengonsumsi kadal bakar (Jawa ‘ditunu’). Demikian juga untuk yang menderita demam berdarah diminta mengonsumsi sup RW.
Hasilnya? Puji Tuhan Yesus, pasien mengalami kesembuhan. Ada juga yang dipesan untuk mengonsumsi bawang rebus, jus mengkudu, sambiloto, dan sebagainya. Saya pribadi untuk kesembuhan syaraf mata kiri yang keduten, Bapa bersabda agar mengonsumsi jus wortel. Haleluya kini proses menuju pemulihan. Yakin kesembuhan pasti boleh saya rasakan. Amin.
Sabda dua minggu lalu, kita harus SeMaTa, yakni setia, manut, dan taat. Mari kita baca lagi, apa hadiah bagi yang SeMaTa pada firman berikut:
*1 Samuel 3: 8-10 (TB)* Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Ia pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa TUHANlah yang memanggil anak itu. Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: "Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar." Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya. Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar."
Saat Samuel menuruti pesan Nabi Eli untuk menjawab seperti sabda di atas, Bapa pun memakai Samuel sebagai kepanjangan tangan-Nya menyatakan kehendak-Nya bagi jemaat pilihan-Nya. Kita pun harusnya seperti itu. Siap mendengar apa yang disadakan Bapa melalui persekutuan doa tempat kita masing-masing. Dengan mendengar Sabda itu, kami beranalogi, menganggap sebagai pedagang yang ‘kulakan’ sehingga memiliki modal yang memadai. Modal itulah yang kami gunakan untuk memberitakan kabar keselamatan, menceritakan kesaksian hidup kepada saudara-saudara lain, baik yang sekandang maupun yang di luar kandang.
Melakukan seperti yang dipesankan ini juga akan mendatangkan berkat bagi diri pribadi khususnya, dan keluarga besar kita. Perhatikan sabda berikut:
*1 Raja-raja 17:3-6 (TB)* "Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana." Lalu ia pergi dan ia melakukan seperti firman TUHAN; ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu.
Pada sabda ini Nabi Elia diselamatkan dari kekeringan dan paceklik. Karena menuruti dan melakukan pesan-Nya Elia tidak berkekurangan. Bapa berkenan memakai siapa saja atau apa saja untuk memberkati kita. Demikian juga yang akan terjadi pada diri kita.
Jika melakukan sabda via nubuatan di persekutan doa, pasti kita pun takakan berkekurangan baik secara jasmani maupun rohani. Kami sering memperoleh belas kasih Bapa yang tidak terduga. Tiba-tiba saja ada hamba-hamba Bapa yang digerakkan hatinya dan dipakai-Nya untuk mengisi dompet kami yang sedang tipis. Bahkan, saat kehabisan beras pun, Bapa mengirimi kami satu sak beras melalui mantan siswa. Sungguh,takpernah dibiarkan-Nya kita kelaparan ataupun kekurangan! Ada sejuta cara Bapa untuk mencukupkannya!
Pada sabda berikut dinyatakan bahwa yang mengasihi-Nya berarti menuruti Sabda Bapa, sementara jika tidak mengasihi, tidak menuruti Sabda-Nya akan terkutuk.
*Yohanes 14:15 (TB)* "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
*1 Korintus 16:22 (TB)* Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia. Maranata!
Akhirnya, biarlah Rohul Kudus yang memandu dan membantu kita untuk melakukan hidup SeMaTa (setia, manut, dan taat). Imanuel.
*PD AUTOPIA MALANG*
25022018
Ninik SR
Komentar
Posting Komentar