1384 Regi: Makanan yang Secukupnya

Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Tema regi ini adalah:

*Makanan yang Secukupnya.*

Dasar firmannya  dari:

*Matius 6:11*
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.

Kata *secukupnya*, bukan *sebanyak-banyaknya* menjadi *penekanan* dari permintaan  pada *Doa Bapa Kami* ini. Dengan demikian ,Bapa menghendaki *agar kita mencukupkan segala sesuatu dalam hidup kita*.

Rasul Paulus dalam Kitab Ibrani juga menegaskan: *"Janganlah* hidupmu dikuasai oleh *cinta akan uang*, tetapi hendaklah kalian *puas dengan apa yang ada padamu*. Sebab Allah sudah berkata,
*"Aku tidak akan membiarkan atau akan meninggalkan engkau."* *Ibrani 13: 5 (BIS)*.

Yesaya yang hidup pada abad ke-8 SM menubuatkan bahwa penyertaan TUHAN lebih penting daripada segala-galanya:
“Dan walaupun TUHAN memberi kamu roti dan air serba sedikit, namun *Pengajarmu tidak akan menyembunyikan diri  lagi*, tetapi matamu akan terus melihat Dia,
*Yesaya 30: 20 (TB)*

Yang artinya meskipun apa yang ada pada kita terbatas, namun *Sang Sumber Pemberi* itu kita rasakan *keberadaan-Nya di sekitar kita*, maka apalah yang kita takutkan, sebab TUHAN siap memberikan pertolongan sewaktu-waktu kepada kita, sehingga kita juga tidak akan berkekurangan.

Berlimpahan harta benda tidak memberikan jaminan akan keselamatan jiwa kita, bahkan kekayaan juga bisa menyesatkan hidup karena waktu kita diperbudak oleh harta benda tersebut. Kisah nyata yang dialami Steve Jobs (alm.), pemilik brand computer terkenal Apple memiliki harta mencapai Rp. 67 triliun, sebelum menghembuskan napas terakhir mengungkapkan: “Dalam dunia bisnis, aku simbol kesuksesan, sebagai pekerja keras yang menjadikan harta dan diriku tidak bisa dilepaskan. Namun, *kehidupan mewah itu menghasilkan ilusi bukan kebahagiaan sejati,* sehingga sekarang aku mengerti asal seseorang memiliki harta secukupnya saja untuk kebutuhannya cukuplah.
Harta kekayaan yang kuperoleh di dunia ini tidak bisa kubawa pergi, yang kubawa adalah kasih yang murni yang ada dalam hatiku. *Cinta kasih itulah yang bisa membawaku ke arah jalan terang.”*

Saudara kekasih Kristus, bukankah Salomo yang sangat kaya juga mengatakan bahwa sia-sialah semua yang ada di bawah matahari:

“Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan *segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah*, lihatlah, segala sesuatu *adalah kesia-siaan* dan *usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari*. *Pengkotbah 2:11 (TB)*.

Tuhan Yesus menegaskan bahwa *hanyalah kasih yang terbesar* dari ketiga hal yang tinggal:

Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih,  dan *yang paling besar di antaranya ialah kasih*.
*1 Korintus13: 13 (TB)*.

Sekarang, manakah yang harus kita kejar, untuk mendapatkan harta atau uang secara berlimpah-limpah?
Ataukah mengejat perbuatan kasih?
Jelaslah bahwa jawaban yang tepat adalah mengejar *perbuatan kasih*.
Oleh karenanya, *selamat melakukan tindakan kasih dalam praktek kehidupan sehari-hari yang akan mengantarkan kita hingga ke depan pintu gerbang sorgawi dan memasuki kehidupan damai sejahtera kekal*.

Immanuel! Amin

*PD Autopia Malang*
21022018
*gunawanwibisono*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR