1385 Rensi: Sauh, pengharapan yang tak terlihat
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan siang ini dengan tema:
*Sauh, pengharapan yang tak terlihat*
Sauh adalah bagian dari jangkar yang di ceburkan ke dalam laut berbentuk kait untuk membuat kapal tetap berada di tempatnya ketika berlabuh atau agar kapal tidak bergerak ketika ada ombak menerpa.
*Keluaran 15:9-10 (TB)* Kata musuh: Aku akan mengejar, akan mencapai mereka, akan membagi-bagi jarahan; nafsuku akan kulampiaskan kepada mereka, akan kuhunus pedangku; tanganku akan melenyapkan mereka!
Engkau meniup dengan taufan-Mu, laut pun menutupi mereka; sebagai timah mereka tenggelam dalam air yang hebat.
Sauh yang tak terlihat ibarat iman kita yang tak terlihat tapi menentukan setiap keputusan yang kita ambil.
Situasi yang dialami oleh Bangsa Israel sangatlah dapat kita rasakan tapi diluar dugaan, Allah menyatakan tindakan yang tidak pernah dibayangkan.
Ingatkah kita dengan film tentang penyeberangan Bangsa Israel melalui lautan yang terbelah. Hidup kita juga sering dalam kondisi seperti itu, dan lebih berbahaya lagi kita malah berteriak dengan lantang bahwa Allah tidak Ada.
Padahal dalam film tadi dicontohkan bahwa Musa datang menyembah pada Allah dan memohon pertolongan, saat dia juga tak mampu memberi jawab kepada Bangsa Israel.
Lalu bagaimana dengan kita?.
Saudaraku, memang untuk menguji iman, kita harus diperhadapkan dengan peristiwa-peristiwa di sepanjang kehidupan kita, tanpa pengujian, kita tidak pernah bisa mengakui Allah berjalan bersama kita :
*Yesaya 48:10*
Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi *Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan.*
Kita harus bersyukur karena iman yang dianugerahkan oleh Tuhan Yesus kepada kita maka ketika kita berada di dapur kesengsaraan kita tidak menjadi murtad.
Perwujudan adanya iman dalam diri kita adalah mampu mengendalikan diri dengan tetap Setia, Taat dan Manut.
Diibaratkan sauh dalam kehidupan kita, itulah tindakan iman kita sehingga kita bisa menahan diri dan tetap kuat untuk tidak terhanyut oleh ombak yang besar, yang diciptakan iblis.
Sulitkah melakukannya? bila menggunakan akal budi pasti akan sulit. Tapi ingat kita memiliki Roh Kudus yang senantiasa menolong kita,
*1 Yohanes 4:4*
Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab *Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.*
Bagaimana kita bisa menyadari Roh Kudus ada pada kita ?
*Yohanes 14:26*
tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Binalah hubungan baik dengan Tuhan Yesus melalui persekutuan yang akrab, maka imanmu akan terasah dan selalu menyadari kehadiran Roh Kudus dalam hidup kita sehingga kita tidak terombang ambing.
*Yakobus 1:6*
*Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang,* sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Salam,
*PD Imanuel Jakarta*
21022018
Lilies Simatupang
*Sauh, pengharapan yang tak terlihat*
Sauh adalah bagian dari jangkar yang di ceburkan ke dalam laut berbentuk kait untuk membuat kapal tetap berada di tempatnya ketika berlabuh atau agar kapal tidak bergerak ketika ada ombak menerpa.
*Keluaran 15:9-10 (TB)* Kata musuh: Aku akan mengejar, akan mencapai mereka, akan membagi-bagi jarahan; nafsuku akan kulampiaskan kepada mereka, akan kuhunus pedangku; tanganku akan melenyapkan mereka!
Engkau meniup dengan taufan-Mu, laut pun menutupi mereka; sebagai timah mereka tenggelam dalam air yang hebat.
Sauh yang tak terlihat ibarat iman kita yang tak terlihat tapi menentukan setiap keputusan yang kita ambil.
Situasi yang dialami oleh Bangsa Israel sangatlah dapat kita rasakan tapi diluar dugaan, Allah menyatakan tindakan yang tidak pernah dibayangkan.
Ingatkah kita dengan film tentang penyeberangan Bangsa Israel melalui lautan yang terbelah. Hidup kita juga sering dalam kondisi seperti itu, dan lebih berbahaya lagi kita malah berteriak dengan lantang bahwa Allah tidak Ada.
Padahal dalam film tadi dicontohkan bahwa Musa datang menyembah pada Allah dan memohon pertolongan, saat dia juga tak mampu memberi jawab kepada Bangsa Israel.
Lalu bagaimana dengan kita?.
Saudaraku, memang untuk menguji iman, kita harus diperhadapkan dengan peristiwa-peristiwa di sepanjang kehidupan kita, tanpa pengujian, kita tidak pernah bisa mengakui Allah berjalan bersama kita :
*Yesaya 48:10*
Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi *Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan.*
Kita harus bersyukur karena iman yang dianugerahkan oleh Tuhan Yesus kepada kita maka ketika kita berada di dapur kesengsaraan kita tidak menjadi murtad.
Perwujudan adanya iman dalam diri kita adalah mampu mengendalikan diri dengan tetap Setia, Taat dan Manut.
Diibaratkan sauh dalam kehidupan kita, itulah tindakan iman kita sehingga kita bisa menahan diri dan tetap kuat untuk tidak terhanyut oleh ombak yang besar, yang diciptakan iblis.
Sulitkah melakukannya? bila menggunakan akal budi pasti akan sulit. Tapi ingat kita memiliki Roh Kudus yang senantiasa menolong kita,
*1 Yohanes 4:4*
Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab *Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.*
Bagaimana kita bisa menyadari Roh Kudus ada pada kita ?
*Yohanes 14:26*
tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Binalah hubungan baik dengan Tuhan Yesus melalui persekutuan yang akrab, maka imanmu akan terasah dan selalu menyadari kehadiran Roh Kudus dalam hidup kita sehingga kita tidak terombang ambing.
*Yakobus 1:6*
*Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang,* sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Salam,
*PD Imanuel Jakarta*
21022018
Lilies Simatupang
Komentar
Posting Komentar