1371 Rensi: Siapa Tahu?

Shalom Aleichem b'shem Yeshua ha Mashiach.
Renungan siang ini diambil dari:

*Yoel 2:12-14 (TB)*
"Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh." Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. *Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN,* Allahmu.

Dengan judul:

*Siapa tahu?*

Pertobatan seseorang berdasarkan ayat di atas ternyata belum tentu menghasilkan pengampunan dan berkat.
Kesungguhan pertobatan itu diuji tidak hanya dengan mengoyakkan hati dengan mengaduh dan menangis, menyesali dosa-dosa saja, tapi harus dengan segenap hati dan berpuasa juga.
Itupun belum cukup ternyata inti pertobatan yang paling penting adalah *BERBALIK dari tingkah laku itu mengarahkan diri kembali kepada Allah.*

*Siapa tahu* TUHAN Allah berkenan mengampuni dan meringankan hukuman kita serta memberkati kita.
Makna *siapa tahu* berarti: *Tidak ada yang tahu* dan bahwa Allah tidak bisa disetir oleh manusia:
"Bila aku melakukan A maka hasilnya AA dan bila aku melakukan B maka hasilnya BB". Tidak demikian!
Tapi TUHAN Allah kita pasti melihat hati kesungguhan apakah kita benar-benar bertobat.
Sebuah pertobatan yang diperkenan Allah terjadi seperti yang dilakukan Raja Hizkia:

*Yesaya 38:5 (TB)*
"Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi,"

Siapa yang tahu kalau Allah akan mengampuni Hizkia dan memberinya tambahan umur 15 tahun?
Yesaya pun tidak tahu,
Yesaya hanya penyampai firman, yang mana apa yang dikatakannya adalah sesungguhnya perintah dari Allah sendiri.
Adakah seorang nabi bisa mempermainkan usia dari seorang raja? Bila bukan Allah sendiri yang berfirman.
Jadi, mari dengan sungguh-sungguh hidup dalam pertobatan *siapa tahu* Allah berkenan melihat hati kita yang penuh penyesalan dan mau kembali berbalik ke jalan-Nya serta berkenan melimpahkan berkat-Nya; yakni dengan pertobatan yang sungguh bukan yang semu.

TUHAN Yesus memberkati.
Amin.

*PD Autopia Malang*
14022018
Andrias Tri Susanto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR