1352 Regi: Ucapan Apakah untuk Tuhan

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan pagi ini diambil dari:

Yesaya 38:15 (TB)  *Apakah yang akan kukatakan dan kuucapkan kepada TUHAN; bukankah Dia yang telah melakukannya? Aku sama sekali tidak dapat tidur karena pahit pedihnya perasaanku.*

Dengan tema:

*Ucapan apakah untuk Tuhan*

Ketika perasaan pahit dan pedih, sering membuat banyak orang menggerutu, menyesali nasib dan tidak jarang juga menyalahkan orang lain dan Tuhan Allah yang disembahnya. Kondisi yang demikian juga membuat tidak dapat tidur, hidupnya tidak tenang dan gelisah ketika mengalami sakit, pahit dan pedihnya kehidupan.

Sebagai orang yang beriman hal ini patutklah kita contoh bagaimana Hizkia menyikapi penderitaan hidupnya, ia menyadari betul bahwa manusia tidak dapat berbuat apa-apa, manusia bisa merasakan semuanya karena kehendak Allah saja, bahkan Hizkia mampu berkata-kata yang lain dari pada umumnya manusia, ucapan Hizkia juga tidak sama dengan kita yang mengaku percaya dan ber iman kepada Tuhan Yesus, ketika kita mengalami kepedihan dan penderitaan hidup, tapi lihat apa yang Hizkia ucapkan pada  Allahnya.

Yesaya 38:17 (TB)  *Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi keselamatan bagiku; Engkaulah yang mencegah jiwaku dari lobang kebinasaan. Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-Mu.*

Kalau kita mengalami seperti Hizkia apa yang kita ucapkan kepada Tuhan Allah kita?
Bersyukur dan menyadari seperti Hizkia bahwa penderitaan pahit ternyata Allah berikan untuk keselamatan jiwa supaya terhindar dari lobang kebinasaan ?
Atau sebaliknya, kita menggerutu dan menyalahkan Tuhan kita? 
Sebagaimana ungkapan dalam

Mazmur 22:2-3 (TB) *Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang*

Jika ini yang kita lakukan pertanyaannya, apa kuasa dan hak kita sehingga berani mengucapkan yang seperti itu kepada Allah Sang pemilik kehidupan kita?
Sudah lupakah siapa kita dan siapa Allah itu? 
Bukankah kita hanya bagaikan  tanah ditangan tukang periuk?  Kita mau dibuat atau dibentuk apapun adalah dalam kuasa tukang periuk.
Masih haruskah kita protes dan mengatakan *jangan bentuk aku seperti ini, tapi bentuklah aku seperti yang ku mau*
Maka ingatlah firman Tuhan yang seperti dalam

Roma 9:20 (TB)  *Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: "Mengapakah engkau membentuk aku demikian?"*

Sebagai orang yang percaya seharusnya kita taat akan perintah Allah dan percaya dengan janjiNya, sebab jika hidup kita benar pasti DIA tidak akan membiarkan kita jatuh tergeletak, bahkan DIA akan menolong dan melepaskan kita dari permasalahan kita.
Karena itu sudah seharusnya dan sudah sepantasnya *ucapan kita adalah mohon ampun dalam pertobatan, juga mengucap syukur* atas perkenan Allah untuk merasakan sedikit salib Kristus.
Sebab rencana Allah melalui kepedihan dan kepahitan hidup adalah untuk keselamatan jiwa kita, sebagaimana yang Hizkia ucapkan pada Tuhan Allahnya.

Karena itu marilah terus berusaha untuk dapat melakukan apa yang menjadi perintah Allah kita, dengan *Ucapan bibir untuk kemuliaan NamaNya* dengan

1 Tesalonika 5:18 (TB)  *Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.*

Saudaraku mari undang kekuatan dan kuasa Roh Kudus agar kita dimampukan, melakukan perintah Tuhan Yesus untuk senantiasa mengucap syukur  dalam segala hal.
Selamat ber aktivitas,terus berjuang dengan semangat meraih hari depan yang penuh harapan bersama Tuhan Yesus,  amin.

*PD AUTOPIA MALANG*
05022018
Wibisono.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR