852 Rensi: Jangan Sampai Allah Kecewa
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan kali ini berdasarkan firman pada:
*Markus 11:13*
*Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.*
*Matius 21: 19*
*Dekat jalan itu Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata -Nya kepada pohon itu, “Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!” dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu.*
Dengan tema:
*JANGAN SAMPAI ALLAH KECEWA*
Saudaraku kekasih Kristus, Kedua firman di atas adalah tanggapan dua orang saksi terhadap satu peristiwa yang sama, dengan sudut pandang berbeda. Markus menekankan ketiadaan buah karena memang sedang tidak musim, sementara Matius menekankan kekecewaan Tuhan Yesus sehingga mengutuk pohon tersebut.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus,
Lazimnya petani buah, setelah menanam dan merawat suatu tanaman, tentulah mengharapkan buah manis. Namun, seringkali tidak sesuai harapan. Sama dengan yang kami lakukan. Kami menanam pohon durian sudah empat belas tahun. Apa pun sudah kami lakukan. Memberi pupuk terbaik, memberikan ruang cahaya, namun belum pernah sekali pun berbuah. Tidak sesuai dengan promosi penjualnya saat kami membeli bibit tanaman itu. Benar-benar mengecewakan! Sebenarnya ingin memotong, namun biarlah kami cukup menerima pasokan oksigen dari daunnya saja! Tidak demikian dengan yang Tuhan Yesus lakukan pada pohon ara di atas. Pohon tersebut dikutuk dan langsung mengering alias mati!
Petani yang baik selalu memperhatikan tanamannya. Petani berharap hasil panenan pun berlipat-lipat. Berbagai daya dan upaya dilakukan, panca usaha tani dilaksanakan demi hasil yang baik. Ini tertera pada firman berikut:
*Yohanes 15:2*
*Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah dibersihkan-Nya supaya ia lebih banyak berbuah.*
Kadang petani pun menangguhkan untuk menebang pohon yang tidak berguna dan masih berharap tahun berikutnya berbuah.
*Lukas 13: 7-9*
*Lalu Ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukan buahnya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma. Jawab orang itu: Tuan biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah ia!*
Saudara-saudaraku,
Tuhan Yesus menghendaki kita menghasilkan buah rohani. Satu di antaranya yang paling mudah diucapkan adalah *penguasaan diri*. Sudahkah kita mampu menguasai diri dengan baik? Saya pribadi menyadari betapa sulit melakukannya. Saat teman yang lebih muda menyuruh saya begini begitu, saya melakukannya, namun dengan “nggrundel” dalam hati saya katakan, “Loh, kamu siapa kok menyuruh seperti itu?” Padahal mungkin saja dia dipakai Tuhan Yesus untuk mengetes apakah yang saya lakukan seperti untuk Tuhan Yesus. Ternyata tidak. Dus, saya tidak lulus! Saya belum bisa menguasai diri. Belum lagi kalau diolok, dihina, dimarahi tanpa tahu sebabnya. Tentu saya pun ikut berang, ikut marah-marah. Lah, di manakah penguasaan diri saya? Sungguh, saya belum mampu melakukannya! Sabar, tetap tersenyum, dan tetap berlaku tenang dalam menghadapi segala perkara, itu yang saya mohon agar saya bisa menghasilkan buah-buah roh yang lain. Ah, kali ini saya pun masih mengecewakan hati-Nya!
Beruntung Tuhan Yesus dengan sabarnya mengingatkan kita, menegur, mendidik, dan menghajar lewat PD Autopia
*2 Timotius 3:16*
*Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.*
Dengan demikian paling tidak kita bisa memohon ampun dan semakin peka menghadapi setiap permasalahan hidup. Berbahagialah kita yang mendengar, menyimpan dan melakukan sabda Tuhan Yesus. Tuhan Yesus memberkati.
*PD AUTOPIA MALANG*
28052017
Ninik S Rahay
Renungan kali ini berdasarkan firman pada:
*Markus 11:13*
*Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.*
*Matius 21: 19*
*Dekat jalan itu Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata -Nya kepada pohon itu, “Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!” dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu.*
Dengan tema:
*JANGAN SAMPAI ALLAH KECEWA*
Saudaraku kekasih Kristus, Kedua firman di atas adalah tanggapan dua orang saksi terhadap satu peristiwa yang sama, dengan sudut pandang berbeda. Markus menekankan ketiadaan buah karena memang sedang tidak musim, sementara Matius menekankan kekecewaan Tuhan Yesus sehingga mengutuk pohon tersebut.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus,
Lazimnya petani buah, setelah menanam dan merawat suatu tanaman, tentulah mengharapkan buah manis. Namun, seringkali tidak sesuai harapan. Sama dengan yang kami lakukan. Kami menanam pohon durian sudah empat belas tahun. Apa pun sudah kami lakukan. Memberi pupuk terbaik, memberikan ruang cahaya, namun belum pernah sekali pun berbuah. Tidak sesuai dengan promosi penjualnya saat kami membeli bibit tanaman itu. Benar-benar mengecewakan! Sebenarnya ingin memotong, namun biarlah kami cukup menerima pasokan oksigen dari daunnya saja! Tidak demikian dengan yang Tuhan Yesus lakukan pada pohon ara di atas. Pohon tersebut dikutuk dan langsung mengering alias mati!
Petani yang baik selalu memperhatikan tanamannya. Petani berharap hasil panenan pun berlipat-lipat. Berbagai daya dan upaya dilakukan, panca usaha tani dilaksanakan demi hasil yang baik. Ini tertera pada firman berikut:
*Yohanes 15:2*
*Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah dibersihkan-Nya supaya ia lebih banyak berbuah.*
Kadang petani pun menangguhkan untuk menebang pohon yang tidak berguna dan masih berharap tahun berikutnya berbuah.
*Lukas 13: 7-9*
*Lalu Ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukan buahnya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma. Jawab orang itu: Tuan biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah ia!*
Saudara-saudaraku,
Tuhan Yesus menghendaki kita menghasilkan buah rohani. Satu di antaranya yang paling mudah diucapkan adalah *penguasaan diri*. Sudahkah kita mampu menguasai diri dengan baik? Saya pribadi menyadari betapa sulit melakukannya. Saat teman yang lebih muda menyuruh saya begini begitu, saya melakukannya, namun dengan “nggrundel” dalam hati saya katakan, “Loh, kamu siapa kok menyuruh seperti itu?” Padahal mungkin saja dia dipakai Tuhan Yesus untuk mengetes apakah yang saya lakukan seperti untuk Tuhan Yesus. Ternyata tidak. Dus, saya tidak lulus! Saya belum bisa menguasai diri. Belum lagi kalau diolok, dihina, dimarahi tanpa tahu sebabnya. Tentu saya pun ikut berang, ikut marah-marah. Lah, di manakah penguasaan diri saya? Sungguh, saya belum mampu melakukannya! Sabar, tetap tersenyum, dan tetap berlaku tenang dalam menghadapi segala perkara, itu yang saya mohon agar saya bisa menghasilkan buah-buah roh yang lain. Ah, kali ini saya pun masih mengecewakan hati-Nya!
Beruntung Tuhan Yesus dengan sabarnya mengingatkan kita, menegur, mendidik, dan menghajar lewat PD Autopia
*2 Timotius 3:16*
*Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.*
Dengan demikian paling tidak kita bisa memohon ampun dan semakin peka menghadapi setiap permasalahan hidup. Berbahagialah kita yang mendengar, menyimpan dan melakukan sabda Tuhan Yesus. Tuhan Yesus memberkati.
*PD AUTOPIA MALANG*
28052017
Ninik S Rahay
Komentar
Posting Komentar