846 Rensi: Nama Anak dan Rencana Tuhan TerhadapNya

Shalom Aleichem b'Shem Yoshua Ha Mashiach. Renungan kali ini berdasarkan firman pada:

*Hosea 1: 4, 6*
4. Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Hosea:”Berilah nama Yizreel kepada anak itu,sebab sedikit waktu lagi maka Aku akan menghukum keluarga Yehu karena hutang darah Yizreel dan Aku akan mengakhiri pemerintahan kamu Israel.
6. lalu perempuan itu mengandung lagi dan melahirkan seorang anak perempuan. Berfirmanlah TUHAN kepada Hosea:”Berilah nama Lo Ruhama kepada anak itu, sebab Aku tidak akan menyayangi lagi kamu Israel, dan sama sekali tidak akan mengampuni mereka.

Dengan tema :

*NAMA ANAK DAN RENCANA TUHAN TERHADAPNYA*

Seperti lazimnya pasangan yang hendak memiliki anak, sebelum sang buah hati lahir, calon ortu pasti menyiapkan nama untuk  buah hatinya. Demikian juga kami. Jika lahir perempuan, karena anak pertama sudah lelaki, kami akan memberi nama Eunike Anggi Narwastu. Saat itu belum ada USG sehingga kelahiran buah hati tidak diketahui sebelumnya.

Namun, yang lahir adalah bayi lelaki dengan berat badan 3,99 kg dan panjang 50 cm. Tentu  kami tidak memiliki nama sehingga pada gelang tangannya tertulis nama ayahnya ditambah Jr (junior). Seminggu  setelah kelahiran, saat  kebaktian khusus Tuhan Yesus memberikan nama Nikolas dengan harapan agar menjadi ksatria.

Lima tahun kemudian, kami masih berharap putra ketiga kami perempuan. Namun, sekali lagi, yang lahir adalah lelaki. Sekali  lagi nama perempuan yang kami siapkan tidak terpakai. Dan suatu siang seminggu setelah kelahirannya, Tuhan mengumpulkan soko guru piranti di Jalan Rajabasa 3. Di situlah Tuhan menganugerahi nama Obed Trinurcahyo. Sabda-Nya “Obed” itu akan dipakai Tuhan, “tri” putra ketiga, sedangkan Nurcahyo adalah cahaya yang bercahaya-cahaya.

Ternyata, seperti halnya pemberian nama pada zaman Hosea, kami pun mengalaminya. Bahkan, apa yang dijanjikan oleh-Nya sungguh-sungguh nyata. Putra kedua kami yang diharapkan menjadi “ksatria” itu telah menunjukkan tanggung jawabnya. Saat masih berstatus mahasiswa dia memiliki pacar. Setiap hari dengan setia, dia mengantar dan menjemput gadis yang bersekolah di salah satu SMA Negeri kota ini. Bahkan, adiknya sering marah karena sang kakak lebih mendahulukan antar jemput kekasihnya daripada adiknya.

Suatu saat putra kami mengajak kami datang kepada orang tua kekasihnya ini. Pada saat pertemuan tersebut putra kami secara gentle dan tegar mengemukakan bahwa sejak saat itu dia tidak bertanggung jawab jika terjadi sesuatu terhadap kekasihnya itu. Dia mengembalikan gadis itu dengan baik-baik karena ada pihak ketiga. Kami terharu, salut, dan bangga kepada putra kami karena dia berani membawa kami menjadi saksi bahwa di antara mereka sudah tidak memiliki hubungan lagi.

Demikian pula dengan putra ketiga kami. Ternyata, Tuhan Yesus berkenan memakainya sebagai alat kepanjangan tangan Bapa di bidang kesehatan. Tuhan Yesus menganugerahkan prestasi luar biasa, sifat dan sikapnya begitu rendah hati dan peduli.

Semula kami mendikte Tuhan Yesus dengan memaksa memohon anak perempuan, ternyata kini kami memperoleh menantu yang cantik dan manis, takut akan Tuhan, dan sangat bersahaja. Terima kasih. Kami berpesan kepada generasi yang sedang membangun bahtera rumah tangga, mendoakan putra putri dengan memohon lima hal: pinter, wasis, wicaksono, mursid, sampurna seperti yang dipesankan khusus oleh-Nya kepada kami pada medio 1980 itu sangatlah penting. Mengajak putra putri kebaktian brayat setiap hari dan membawa mereka ke persekutuan doa itu sangatlah bermanfaat untuk kehidupan rohaninya.
Di persekutuan doa inilah Tuhan Yesus akan mendidik putra putri kita dengan seutuhnya.
Tuhan Yesus memberkati

*PD AUTOPIA MALANG*
25052017
Ninik S Rahayu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR