829 Regi: Dalam Kondisi Apakah Kita Bersyukur
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Masiach
Tema renungan pagi ini adalah:
*Dalam kondisi apakah kita bersyukur?*
Dasar firman
*Mazmur 100: 4* *"Masuklah melalui gerbang-Nya dengan lagu syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian. Bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah Dia!"* (BIS).
Suatu hari ketika saya diundang untuk berbicara pada sebuah perusahaan besar, di kamar kecilnya, terdapat lukisan pohon dengan tulisan yang menarik: _"Satu pohon menghasilkan 1,2 kg Oksigen per hari; satu orang membutuhkan 0,5 kg Oksigen per hari. Satu pohon menunjang kehidupan dua orang; menebang satu pohon meniadakan dua orang. Mari berterima kasih pada pohon."_
Demikian pula banyak ilmuwan berdecak kagum atas keseimbangan alam, terlebih jika dikaitkan dengan kompleksitas sistem tata surya. Jutaan bintang mengorbit tanpa bersentuhan satu sama lain, demikian pula matahari senantiasa terbit dan terbenam pada waktu yang konstan. Mereka berterima kasih atas tatanan ini.
Akan tetapi, takjub terhadap alam mengingatkan akan celaan Paulus pada: *Roma 1: 25* *Kebenaran tentang Allah pun sudah mereka ganti dengan kebohongan. Mereka justru menjunjung dan menyembah benda-benda ciptaan lebih daripada Penciptanya, yaitu Allah yang terpuji selama-lamanya.* (Shellabear, 2000).
Serupa dengan perihal di atas, kitapun tanpa sadar hanya terpaku pada *peristiwa "besar"* dalam kehidupan kita berupa mujizat-mujizat-Nya. Kita berterimakasih ketika: disembuhkan dari sakit yang mematikan, diberi kelepasan dari pergumulan berat; sebaliknya tidak bersyukur apabila tidak mendapatkan mujizat, tidak bisa bertekun, tidak taat dan tidak setia dalam mengambil bagian akan penderitaan Kristus. Seharusnya melalui pekerjaan kasih ,kita meneladani Yesus. Seperti yang diungkapkan Paulus pada *1 Petrus 4: 13* *Namun, bersukacitalah karena kamu ikut ambil bagian dalam penderitaan Kristus sehingga kamu dapat bersukacita dan bergembira pada saat kemuliaan-Nya dinyatakan.* (AYT).
*Dalam kondisi apakah kita bersyukur?*
BERSYUKUR BUKAN SAJA PADA SAAT PERGUMULAN DILEPASKAN ATAU SAKIT DISEMBUHKAN, NAMUN TERLEBIH PADA SAAT BISA IKUT AMBIL BAGIAN DALAM PENDERITAAN KRISTUS.
Kiranya Roh Kudus memampukan kita untuk terus bersyukur dalam segala perkara amin.
*PD Autopia Malang*
17052017
*GunawanWibisono*
Tema renungan pagi ini adalah:
*Dalam kondisi apakah kita bersyukur?*
Dasar firman
*Mazmur 100: 4* *"Masuklah melalui gerbang-Nya dengan lagu syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian. Bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah Dia!"* (BIS).
Suatu hari ketika saya diundang untuk berbicara pada sebuah perusahaan besar, di kamar kecilnya, terdapat lukisan pohon dengan tulisan yang menarik: _"Satu pohon menghasilkan 1,2 kg Oksigen per hari; satu orang membutuhkan 0,5 kg Oksigen per hari. Satu pohon menunjang kehidupan dua orang; menebang satu pohon meniadakan dua orang. Mari berterima kasih pada pohon."_
Demikian pula banyak ilmuwan berdecak kagum atas keseimbangan alam, terlebih jika dikaitkan dengan kompleksitas sistem tata surya. Jutaan bintang mengorbit tanpa bersentuhan satu sama lain, demikian pula matahari senantiasa terbit dan terbenam pada waktu yang konstan. Mereka berterima kasih atas tatanan ini.
Akan tetapi, takjub terhadap alam mengingatkan akan celaan Paulus pada: *Roma 1: 25* *Kebenaran tentang Allah pun sudah mereka ganti dengan kebohongan. Mereka justru menjunjung dan menyembah benda-benda ciptaan lebih daripada Penciptanya, yaitu Allah yang terpuji selama-lamanya.* (Shellabear, 2000).
Serupa dengan perihal di atas, kitapun tanpa sadar hanya terpaku pada *peristiwa "besar"* dalam kehidupan kita berupa mujizat-mujizat-Nya. Kita berterimakasih ketika: disembuhkan dari sakit yang mematikan, diberi kelepasan dari pergumulan berat; sebaliknya tidak bersyukur apabila tidak mendapatkan mujizat, tidak bisa bertekun, tidak taat dan tidak setia dalam mengambil bagian akan penderitaan Kristus. Seharusnya melalui pekerjaan kasih ,kita meneladani Yesus. Seperti yang diungkapkan Paulus pada *1 Petrus 4: 13* *Namun, bersukacitalah karena kamu ikut ambil bagian dalam penderitaan Kristus sehingga kamu dapat bersukacita dan bergembira pada saat kemuliaan-Nya dinyatakan.* (AYT).
*Dalam kondisi apakah kita bersyukur?*
BERSYUKUR BUKAN SAJA PADA SAAT PERGUMULAN DILEPASKAN ATAU SAKIT DISEMBUHKAN, NAMUN TERLEBIH PADA SAAT BISA IKUT AMBIL BAGIAN DALAM PENDERITAAN KRISTUS.
Kiranya Roh Kudus memampukan kita untuk terus bersyukur dalam segala perkara amin.
*PD Autopia Malang*
17052017
*GunawanWibisono*
Komentar
Posting Komentar