812 Rensi : Mencapai Tujuan
Shalom Alaichem b'Shem Jeshua HaMaschiah. Renungan siang ini bertema:
_*MENCAPAI TUJUAN*_
Berdasarkan pengalaman saya pada waktu tinggal di Australia Barat, ada 3 cara untuk mencapai ke suatu tujuan atau tempat yang belum pernah saya kunjungi karena luasnya wilayah itu.
Cara 1. Dengan menggunakan _map_( peta). Untuk itu dibutuhkan peta edisi terbaru atau setidaknya berusia (hanya)1 tahun lebih lama agar _up to date_ terhadap kondisi terbaru yang sarat dengan perubahan (maklum waktu itu belum ada GPS atau aplikasi HP yg macam2). Penggunaan peta, membutuhkan waktu untuk mempelajarinya terlebih dahulu agar nantinya tidak kerepotan karena terpaksa membacanya sambil mengendara.
Cara 2. Dengan bertanya kepada teman yang familiar dengan tempat itu via HP. Cara ini lebih praktis daripada cara pertama, tapi kendalanya adalah faktor "S"= *sungkan*, karena dimungkinkan setiap saat menghubunginya untuk menanyakan lokasi yang tepat, sehingga bisa-bisa sepanjang jalan hp "terhubung" terus untuk konunikasi pada nya, selain itu juga pemborosan pulsa, faktor ada tidaknya sinyal juga sangat pengaruh, lagi juga dapat mengganggunya kalau teman tersebut butuh "online" dengan orang lain.
Cara 3. Berkendaraan dengan teman yang benar-benar mengenal tempat itu, sebagai PEMANDU arah. Cara ini pasti sangat menjanjikan ketimbang kedua cara di atas, karena adanya *kepastian* arah yang ditempuh sudah jelas.
Saudaraku, kehidupan kita bisa diumpamakan ibarat sebuah perjalanan yang panjang, ke tempat-tempat yang belum pernah kita kunjungi. Terlebih dari semuanya itu kita memiliki satu tempat tujuan yang masih asing dan belum jelas arah menuju ke sana, padahal itulah *tujuan utama* hidup kita, yaitu *Sorga*.
Dengan 3 cara di atas
~*Cara 1* dengan pedoman "map" = tuntunan duniawi yang hanya "sementara" yang selalu butuh *pembaruan* sesuai *perubahan* waktu.
*Cara 2*, bergantung pada "hp" (alat perantara)= alat atau sesama kita, yang memilki *keterbatasan* yang sama dengan kita, yang terkadang malah menjerumuskan karena lebih *mengutamakan kepentingannya sendiri*, sama sekali tidak bisa diandalkan...
Seperti kata
*Yesaya 2:22" Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas,* dan sebagai apakah ia dapat dianggap?"
*Cara 3*, dengan mengajak bersama-sama *Teman* yang "familiar" atau bahkan *Sang Pemilik* tempat tujuan (hidup) kita, yaitu *TUHAN YESUS*. Kita "menemuiNya" untuk memohonNya sebagai penuntun hidup kita, karena
*Kata Yesus* kepadanya: *"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku".(Yohanes 14:6)*
Memang berjalan bersama PEMANDU SEJATI bukan berarti perjalanan kita akan mulus-mulus saja, rata, atau tanpa hambatan
*(Ingat syair lagu : Allah tak pernah janji langit selalu biru, bunga-bunga mekar tanpa layu, kesukaan tanpa air mata....)*, jalanan gelap menakutkan, penuh jebakan dan banyak "polisi tidur" dalam jarak dekat, yang membuat perjalanan kita *tertahan*dan kadang terasa tidak
nyaman
*Mazmur 119:110, Orang-orang fasik telah memasang jerat terhadap aku*, tetapi aku tidak sesat dari titah-titah-Mu.
Semua itu _OKAY_ tapi ingatlah apa yang difirmankan dalam
Filipi 1:29 "Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk *percaya kepada Kristus*, melainkan juga untuk *menderita untuk Dia"*
Tapi yakinlah bahwa *semua perkara itu dapat kita lalui bersama-NYA*, karena kalau PEMANDU SEJATI bersama kita, sehingga siapa yang bisa melawan? Siapa yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan, kesesakan, atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang ? *(Roma 8 :31b & 35)*
Percayalah kalau kita mengundang-Nya untuk memandu "kendaraan" kehidupan kita, apapun penghalang di sepanjang perjalanan hidup kita, tidak lagi membuat kita bingung, meneteskan airmata atau putus asa melainkan rasa aman, sukacita, damai sejahtera dan penuh harapan karena bersamaNya *semua BADAI PASTI BERLALU* Asalkan kita *setia menuruti dan melakukan PanduanNYA dan merapat terus kepada-NYA* maka janjiNya dalam
Mazmur 91:14-15 "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka *Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya,* sebab ia mengenal nama-Ku.
Bila ia berseru kepada-Ku, *Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.*
Jika itu yang kita miliki maka pastilah kita _MENCAPAI "TUJUAN"_.yaitu kehidupan kekal, hari depan penuh harapan dan sukacita surgawi senantiasa menaungi hidup kita.
Selamat berjalan bersamaNYA. Selamat beraktifitas. Tuhan Yesus memberkati.
*PD AUTOPIA Malang*
08052017
Anturanggi Tantri
_*MENCAPAI TUJUAN*_
Berdasarkan pengalaman saya pada waktu tinggal di Australia Barat, ada 3 cara untuk mencapai ke suatu tujuan atau tempat yang belum pernah saya kunjungi karena luasnya wilayah itu.
Cara 1. Dengan menggunakan _map_( peta). Untuk itu dibutuhkan peta edisi terbaru atau setidaknya berusia (hanya)1 tahun lebih lama agar _up to date_ terhadap kondisi terbaru yang sarat dengan perubahan (maklum waktu itu belum ada GPS atau aplikasi HP yg macam2). Penggunaan peta, membutuhkan waktu untuk mempelajarinya terlebih dahulu agar nantinya tidak kerepotan karena terpaksa membacanya sambil mengendara.
Cara 2. Dengan bertanya kepada teman yang familiar dengan tempat itu via HP. Cara ini lebih praktis daripada cara pertama, tapi kendalanya adalah faktor "S"= *sungkan*, karena dimungkinkan setiap saat menghubunginya untuk menanyakan lokasi yang tepat, sehingga bisa-bisa sepanjang jalan hp "terhubung" terus untuk konunikasi pada nya, selain itu juga pemborosan pulsa, faktor ada tidaknya sinyal juga sangat pengaruh, lagi juga dapat mengganggunya kalau teman tersebut butuh "online" dengan orang lain.
Cara 3. Berkendaraan dengan teman yang benar-benar mengenal tempat itu, sebagai PEMANDU arah. Cara ini pasti sangat menjanjikan ketimbang kedua cara di atas, karena adanya *kepastian* arah yang ditempuh sudah jelas.
Saudaraku, kehidupan kita bisa diumpamakan ibarat sebuah perjalanan yang panjang, ke tempat-tempat yang belum pernah kita kunjungi. Terlebih dari semuanya itu kita memiliki satu tempat tujuan yang masih asing dan belum jelas arah menuju ke sana, padahal itulah *tujuan utama* hidup kita, yaitu *Sorga*.
Dengan 3 cara di atas
~*Cara 1* dengan pedoman "map" = tuntunan duniawi yang hanya "sementara" yang selalu butuh *pembaruan* sesuai *perubahan* waktu.
*Cara 2*, bergantung pada "hp" (alat perantara)= alat atau sesama kita, yang memilki *keterbatasan* yang sama dengan kita, yang terkadang malah menjerumuskan karena lebih *mengutamakan kepentingannya sendiri*, sama sekali tidak bisa diandalkan...
Seperti kata
*Yesaya 2:22" Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas,* dan sebagai apakah ia dapat dianggap?"
*Cara 3*, dengan mengajak bersama-sama *Teman* yang "familiar" atau bahkan *Sang Pemilik* tempat tujuan (hidup) kita, yaitu *TUHAN YESUS*. Kita "menemuiNya" untuk memohonNya sebagai penuntun hidup kita, karena
*Kata Yesus* kepadanya: *"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku".(Yohanes 14:6)*
Memang berjalan bersama PEMANDU SEJATI bukan berarti perjalanan kita akan mulus-mulus saja, rata, atau tanpa hambatan
*(Ingat syair lagu : Allah tak pernah janji langit selalu biru, bunga-bunga mekar tanpa layu, kesukaan tanpa air mata....)*, jalanan gelap menakutkan, penuh jebakan dan banyak "polisi tidur" dalam jarak dekat, yang membuat perjalanan kita *tertahan*dan kadang terasa tidak
nyaman
*Mazmur 119:110, Orang-orang fasik telah memasang jerat terhadap aku*, tetapi aku tidak sesat dari titah-titah-Mu.
Semua itu _OKAY_ tapi ingatlah apa yang difirmankan dalam
Filipi 1:29 "Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk *percaya kepada Kristus*, melainkan juga untuk *menderita untuk Dia"*
Tapi yakinlah bahwa *semua perkara itu dapat kita lalui bersama-NYA*, karena kalau PEMANDU SEJATI bersama kita, sehingga siapa yang bisa melawan? Siapa yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan, kesesakan, atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang ? *(Roma 8 :31b & 35)*
Percayalah kalau kita mengundang-Nya untuk memandu "kendaraan" kehidupan kita, apapun penghalang di sepanjang perjalanan hidup kita, tidak lagi membuat kita bingung, meneteskan airmata atau putus asa melainkan rasa aman, sukacita, damai sejahtera dan penuh harapan karena bersamaNya *semua BADAI PASTI BERLALU* Asalkan kita *setia menuruti dan melakukan PanduanNYA dan merapat terus kepada-NYA* maka janjiNya dalam
Mazmur 91:14-15 "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka *Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya,* sebab ia mengenal nama-Ku.
Bila ia berseru kepada-Ku, *Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.*
Jika itu yang kita miliki maka pastilah kita _MENCAPAI "TUJUAN"_.yaitu kehidupan kekal, hari depan penuh harapan dan sukacita surgawi senantiasa menaungi hidup kita.
Selamat berjalan bersamaNYA. Selamat beraktifitas. Tuhan Yesus memberkati.
*PD AUTOPIA Malang*
08052017
Anturanggi Tantri
Komentar
Posting Komentar