823 Regi: Kemantapan Iman
Shalom Alaichem b'Shem Jeshua HaMasciach,
Saudara terkasih dalam Kristus, renungan pagi hari, Minggu 14 Mei 2017, dengan tema
*KEMANTAPAN IMAN*
Firman yang menjadi dasar:
Kejadian 12:4 (TB) Lalu *pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya,* dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.
Kejadian 22:3 (TB) *Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham,* ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu *berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang _dikatakan Allah_ kepadanya.*
Firman-firman ini sungguh luar biasa. Alkitab tidak mencatat adanya _sanggahan sedikitpun_ dari Abraham. Dua kali perintah Allah yang benar-benar berat, diterima dan dilakukan Abraham dengan ketaatan yang luar biasa..!
Tanpa bertanya bagaimana nanti, saya harus kemana, lewat mana, Abraham melakukan dengan langkah yang pasti.
Tetapi, Abraham juga manusia biasa, sama dengan kita. Ada saat-saat di dalam penantian akan janji Allah, Abraham juga galau..
Kejadian 17:17 (TB) Lalu *tertunduklah Abraham dan tertawa* serta berkata dalam hatinya: *"Mungkinkah* bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?"
Sangat manusiawi, Abraham ternyata juga pernah berpikir,"mungkinkah..?" terhadap janji Allah, yang memang secara akal budi sangat mustahil. Namun Allah memakai Abraham sebagai teladan iman yang patut dicontoh. Sekalipun pernah juga iman Abraham tergerus sehingga Abraham mengambil Hagar dan akhirnya membuat permasalahan yang tak kunjung usai hingga berakhirnya jaman kelak.
Tetapi yang ingin saya tekankan adalah iman yang tanpa syarat atau kemantapan iman yang dimiliki seorang Abraham. Tanpa bertanya, tanpa berdebat, tanpa meng-otak-atik, apalagi membantah.
Dan setelah Allah benar-benar menggenapi janji-Nya dengan lahirnya Ishak, Abraham menuju kepada *kemantapan iman* yang sempurna, sehingga ketika Ishak "diminta" Allah untuk dipersembahkan, Abraham pun berangkat, lagi-lagi tanpa tanya ini dan itu.. "Just do it..!"
*Roma 4:20-21* (TB) Tetapi terhadap janji Allah ia *tidak bimbang karena ketidakpercayaan,* malah ia *diperkuat dalam imannya* dan ia memuliakan Allah,
*dengan penuh keyakinan,* bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
Saudara terkasih dalam Kristus, tidak mudah mempunyai iman seperti Abraham, tetapi juga bukan berarti hal yang tidak mungkin. Karena Allah memberikan contoh yang begitu jelas, begitu nyata, dan bila Abraham yang sama-sama manusia nya dengan kita bisa seperti itu, maka sepatutnya kitapun bisa.
Terus berjuang sampai benar-benar iman kita sempurna di hadapanNya.
Selamat beribadah, tetap bersemangat,Tuhan Yesus memberkati.Amin
*PD AUTOPIA MALANG*
14052017
hasannysantoso
Saudara terkasih dalam Kristus, renungan pagi hari, Minggu 14 Mei 2017, dengan tema
*KEMANTAPAN IMAN*
Firman yang menjadi dasar:
Kejadian 12:4 (TB) Lalu *pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya,* dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.
Kejadian 22:3 (TB) *Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham,* ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu *berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang _dikatakan Allah_ kepadanya.*
Firman-firman ini sungguh luar biasa. Alkitab tidak mencatat adanya _sanggahan sedikitpun_ dari Abraham. Dua kali perintah Allah yang benar-benar berat, diterima dan dilakukan Abraham dengan ketaatan yang luar biasa..!
Tanpa bertanya bagaimana nanti, saya harus kemana, lewat mana, Abraham melakukan dengan langkah yang pasti.
Tetapi, Abraham juga manusia biasa, sama dengan kita. Ada saat-saat di dalam penantian akan janji Allah, Abraham juga galau..
Kejadian 17:17 (TB) Lalu *tertunduklah Abraham dan tertawa* serta berkata dalam hatinya: *"Mungkinkah* bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?"
Sangat manusiawi, Abraham ternyata juga pernah berpikir,"mungkinkah..?" terhadap janji Allah, yang memang secara akal budi sangat mustahil. Namun Allah memakai Abraham sebagai teladan iman yang patut dicontoh. Sekalipun pernah juga iman Abraham tergerus sehingga Abraham mengambil Hagar dan akhirnya membuat permasalahan yang tak kunjung usai hingga berakhirnya jaman kelak.
Tetapi yang ingin saya tekankan adalah iman yang tanpa syarat atau kemantapan iman yang dimiliki seorang Abraham. Tanpa bertanya, tanpa berdebat, tanpa meng-otak-atik, apalagi membantah.
Dan setelah Allah benar-benar menggenapi janji-Nya dengan lahirnya Ishak, Abraham menuju kepada *kemantapan iman* yang sempurna, sehingga ketika Ishak "diminta" Allah untuk dipersembahkan, Abraham pun berangkat, lagi-lagi tanpa tanya ini dan itu.. "Just do it..!"
*Roma 4:20-21* (TB) Tetapi terhadap janji Allah ia *tidak bimbang karena ketidakpercayaan,* malah ia *diperkuat dalam imannya* dan ia memuliakan Allah,
*dengan penuh keyakinan,* bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
Saudara terkasih dalam Kristus, tidak mudah mempunyai iman seperti Abraham, tetapi juga bukan berarti hal yang tidak mungkin. Karena Allah memberikan contoh yang begitu jelas, begitu nyata, dan bila Abraham yang sama-sama manusia nya dengan kita bisa seperti itu, maka sepatutnya kitapun bisa.
Terus berjuang sampai benar-benar iman kita sempurna di hadapanNya.
Selamat beribadah, tetap bersemangat,Tuhan Yesus memberkati.Amin
*PD AUTOPIA MALANG*
14052017
hasannysantoso
Komentar
Posting Komentar