2048 Rema: Iman Melandasi Aspek Sosial
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, renungan malam ini dengan tema:
*Iman Melandasi Aspek Sosial*
Dasar firmanNya dari:
*Markus 2:1-12*
Nats.
*Markus 2:2-3*
_2:2 Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, 2:3 ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang._
Saudara terkasih,
Membaca perikop diatas terasa biasa saja, tetapi jika membaca disertai sudut pandang visualiasi disertai refleksi akan menemukan sisi berbeda.
Mari merunut sejenak disertai visualisasi bahwa Yesus masuk ke suatu daerah atau pun kota. Orang-orang dari luar daerah atau pun luar kota menuju kota tersebut.
Selama menuju kota tempat Yesus berhenti tentu dengan senang hati, riang gembira.
Kedatangan Yesus disambut luar biasa meriah, seperti pejabat hendak mengadakan kunjungan kerja.
Sepanjang jalan terlihat berbagai lapisan masyarakat menanti, menyambut dan mengelu-elukan Yesus.
Lambaian tangan, suara panggilan Yesus,bahkan teriakan Yesussssss. Yeesussss.
Lalu, Yesus sampai dalam suatu rumah. Disana berjubel orang-orang menunggu menanti, berdesakan hendak menempati posisi dekat Yesus. Rumah tidak menampung jumlah orang ingin masuk lebih dalam tetapi apa daya.
Yesus menyampaikan berbagai pandangan, berbagai ajaran, berbagai uraian. Bagi orang yang datang tentu hal tersebut sungguh menyejukkan, menenangkan, menggembirakan, menghibur, menasehati. Tatapan mata tiap orang begitu serius, begitu cerah mendengar ajaran Yesus.
Tanpa diduga-duga ada orang yang ingin menerombol masuk rumah, tentu saja tindakan tersebut membuat orang lain terganggu, pikirnya ( _datang terlambat ingin masuk saja_ ). Apalagi yang ingin masuk ialah empat orang menandu orang lumpuh. Orang-orang disekitar tentu tidak mau tahu bagaimana yang ditandu, mengapa ditandu. Tetapi yang jelas ada beberapa orang berusaha menerombol masuk.
Tampaknya keempat orang penandu tidak kehabisan akal, kreatifitas menyelesaikan masalah patut diacungi jempol (meskipun tidak selayaknya). Yaitu keempat orang tersebut menjebol atap rumah agar bisa menurunkan tenda agar orang lumpuh lebih dekat Yesus.
Dan, Yesus pun menyembuhkan orang lumpuh.
Hikmatnya ialah siapa pun sesungguhnya lumpuh. Lumpuh dalam artian luas bukan sakit penyakit atau pun medis, tetapi lumpuh emosinya, lumpuh sosialnya, lumpuh intelektualnya, lumpuh imannya, lumpuh relasinya, lumpuh hatinya, lumpuh semangatnya, dan lumpuh lumpuh lainnya.
Artinya lumpuh disini bahwa tiap orang memeiliki sisi sisi keterbatasan, sisi sisi kelemahan, sisi sisi kekurangan, sisi sisi ketakberdayaan, namun orang-orang disekitar atau pun orang lain memiliki keunggulan, kelebihan, kemampuan lain.
Proses penyelamatan, proses penyempurnaan, proses menguatkan, butuh orang lain (tidak bisa seorang diri) maka keterbatasan hendaknya tidak membatasi upaya penyelamatan, keterbatasan tidak membuat tembok pemisah, demikian pula keunggulan, kelebihan hendaknya tidak membuat jurang pemisah dengan keterbatasan orang lain.
Momen titik temu antara orang lumpuh dan orang lebih, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang bukan hanya peristiwa sosial semata tetapi dilandasi iman percaya campur tangan karya Allah sangat berperan.
Proses penyelematan sesungguhnya tidak hanya berlaku bagi orang lumpuh tetapi terahadap empat orang penandu juga mengalami proses penyelematan.
Katakan kedua pihak memiliki tujuan, focus sama yaitu Yesus Sang Juru Selamat.
Keyakinan Iman dalam iman kedua pihak inilah point pentingnya. Karena satu orang lumpuh maka empat orang diselamatkan karena Iman.
Jika tanpa campur tangan Allah mendekatkan, menyatukan, mempertemukan maka peristiwa tersebut tidak akan pernah terjadi, akan tetap ada jurang pemisah , yang orang lumpuh semakin lumpuh yang lebih mampu semakin egois.
Marilah tetap membuka ruang bagi karya Allah Bapa dalam diri agar proses penyelamatan dari waktu ke waktu terus dinyatakan.
Selamat berjuang memberi ruang hati, ruang Iman bahwa aspek sosial perlu dilandasi oleh Iman demi menghadirkan Kerajaan Allah Bapa dalam diri kita masing masing ketika beraktivitas sosial.
Tuhan Yesus memberkati, Amin
*PD Autopia Malang*
_kukuh widijatmoko_
*Iman Melandasi Aspek Sosial*
Dasar firmanNya dari:
*Markus 2:1-12*
Nats.
*Markus 2:2-3*
_2:2 Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, 2:3 ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang._
Saudara terkasih,
Membaca perikop diatas terasa biasa saja, tetapi jika membaca disertai sudut pandang visualiasi disertai refleksi akan menemukan sisi berbeda.
Mari merunut sejenak disertai visualisasi bahwa Yesus masuk ke suatu daerah atau pun kota. Orang-orang dari luar daerah atau pun luar kota menuju kota tersebut.
Selama menuju kota tempat Yesus berhenti tentu dengan senang hati, riang gembira.
Kedatangan Yesus disambut luar biasa meriah, seperti pejabat hendak mengadakan kunjungan kerja.
Sepanjang jalan terlihat berbagai lapisan masyarakat menanti, menyambut dan mengelu-elukan Yesus.
Lambaian tangan, suara panggilan Yesus,bahkan teriakan Yesussssss. Yeesussss.
Lalu, Yesus sampai dalam suatu rumah. Disana berjubel orang-orang menunggu menanti, berdesakan hendak menempati posisi dekat Yesus. Rumah tidak menampung jumlah orang ingin masuk lebih dalam tetapi apa daya.
Yesus menyampaikan berbagai pandangan, berbagai ajaran, berbagai uraian. Bagi orang yang datang tentu hal tersebut sungguh menyejukkan, menenangkan, menggembirakan, menghibur, menasehati. Tatapan mata tiap orang begitu serius, begitu cerah mendengar ajaran Yesus.
Tanpa diduga-duga ada orang yang ingin menerombol masuk rumah, tentu saja tindakan tersebut membuat orang lain terganggu, pikirnya ( _datang terlambat ingin masuk saja_ ). Apalagi yang ingin masuk ialah empat orang menandu orang lumpuh. Orang-orang disekitar tentu tidak mau tahu bagaimana yang ditandu, mengapa ditandu. Tetapi yang jelas ada beberapa orang berusaha menerombol masuk.
Tampaknya keempat orang penandu tidak kehabisan akal, kreatifitas menyelesaikan masalah patut diacungi jempol (meskipun tidak selayaknya). Yaitu keempat orang tersebut menjebol atap rumah agar bisa menurunkan tenda agar orang lumpuh lebih dekat Yesus.
Dan, Yesus pun menyembuhkan orang lumpuh.
Hikmatnya ialah siapa pun sesungguhnya lumpuh. Lumpuh dalam artian luas bukan sakit penyakit atau pun medis, tetapi lumpuh emosinya, lumpuh sosialnya, lumpuh intelektualnya, lumpuh imannya, lumpuh relasinya, lumpuh hatinya, lumpuh semangatnya, dan lumpuh lumpuh lainnya.
Artinya lumpuh disini bahwa tiap orang memeiliki sisi sisi keterbatasan, sisi sisi kelemahan, sisi sisi kekurangan, sisi sisi ketakberdayaan, namun orang-orang disekitar atau pun orang lain memiliki keunggulan, kelebihan, kemampuan lain.
Proses penyelamatan, proses penyempurnaan, proses menguatkan, butuh orang lain (tidak bisa seorang diri) maka keterbatasan hendaknya tidak membatasi upaya penyelamatan, keterbatasan tidak membuat tembok pemisah, demikian pula keunggulan, kelebihan hendaknya tidak membuat jurang pemisah dengan keterbatasan orang lain.
Momen titik temu antara orang lumpuh dan orang lebih, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang bukan hanya peristiwa sosial semata tetapi dilandasi iman percaya campur tangan karya Allah sangat berperan.
Proses penyelematan sesungguhnya tidak hanya berlaku bagi orang lumpuh tetapi terahadap empat orang penandu juga mengalami proses penyelematan.
Katakan kedua pihak memiliki tujuan, focus sama yaitu Yesus Sang Juru Selamat.
Keyakinan Iman dalam iman kedua pihak inilah point pentingnya. Karena satu orang lumpuh maka empat orang diselamatkan karena Iman.
Jika tanpa campur tangan Allah mendekatkan, menyatukan, mempertemukan maka peristiwa tersebut tidak akan pernah terjadi, akan tetap ada jurang pemisah , yang orang lumpuh semakin lumpuh yang lebih mampu semakin egois.
Marilah tetap membuka ruang bagi karya Allah Bapa dalam diri agar proses penyelamatan dari waktu ke waktu terus dinyatakan.
Selamat berjuang memberi ruang hati, ruang Iman bahwa aspek sosial perlu dilandasi oleh Iman demi menghadirkan Kerajaan Allah Bapa dalam diri kita masing masing ketika beraktivitas sosial.
Tuhan Yesus memberkati, Amin
*PD Autopia Malang*
_kukuh widijatmoko_
Komentar
Posting Komentar