2022 Rema: Cinta mati

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach. Renungan malam ini bertema :

 *Cinta mati*

Dasar firmanNya dari:

 *Mazmur 84 : 7 - 8*
 Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat. Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion.


Istilah cinta mati biasanya dipakai dalam hubungan antara dua insan manusia yang sedang kasmaran. Pagi, siang dan malam, sepanjang hari selalu memikirkan dan rindu bertemu si dia. Hatinya berbunga bunga, semua hari indah. Masalah, kesusahan dan rintangan seakan akan tidak ada karena bersama dia, pujaan hati.
Cinta itu tidak terpatahkan, tetap fokus walaupun ada halangan dan rintangan  seperti ada pepatah mengatakan “ laut  ku sebrangi, gunung kudaki “. Pokoknya diberikan 100% hati dan hidup ini kepada si dia. Setiap perkataan si dia selalu terdengar enak dan manis  di telinga, bahkan perkataan yang pedas dan keras sekalipun.

Hal seperti itu akan terasa indah apabila juga terjadi pada hubungan antara manusia, umat pilihan, dengan Tuhan Yesus, Tuhan yang memilih umatNya.  Dimana Tuhan Yesus sering berharap bahwa Dia adalah cinta mati kita dalam arti sebenarnya baik ketika kita masih hidup sekarang di dunia ini maupun kelak.
Karena Cinta  Tuhan Yesus sudah diberikan 100% kepada kita manusia  berdosa dengan  rela mati menebus dosa manusia.

 *Efesus 5 : 2*
dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.


Tetapi sayang pada kenyataannya pengorbanan dan cinta yang besar dari Tuhan Yesus  ini seringkali tidak direspon dengan baik. Kerinduan untuk bertemu Tuhan sering hilang dan ketika kita mengalami masalah kita sering “menoleh atau selingkuh”  dengan bimbang, kuatir, tidak percaya pada Kekasih jiwa kita, Tuhan Yesus. Kasih kita pada Kristus sering luntur karena kedagingan kita.
Ini yang menyebabkan Tuhan kecewa.
Padahal setiap masalah yang datang semakin berat. Seharusnya kita datang semakin mendekat. Kerinduan kita semakin tinggi dimana setiap hari dengan rela memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan, Kekasih kita. Meluangkan waktu untuk senantiasa berada di hadiratNya sehingga kita tidak goyah.

 *Mazmur 84 : 3*
Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.

 *Mazmur 84 : 11*
Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.


Jika kerinduan ini ( rindu seperti jiwa yg hancur ) ada dan kita sering bertemu Kristus maka iman kita semakin kuat  karena kemuliaan Tuhan ada di setiap masalah yang kita hadapi. Setiap hari kita dilatih dan dibentuk Tuhan melalui ujian dan tantangan agar hidup kita dapat dikuduskan dan dimurnikan…. Semakin teguh kita berjalan menghadap Allah di Sion.
Adakah yang dapat kita banggakan di dunia ini: uang, harta, kepandaian, kekayaan, jabatan ataupun kegagahan / kecantikan ?
Semua itu tidak dapat menolong kita. Karena itu milikilah “ *cinta mati”* pada *Kekasih jiwa kita* , jangan menoleh, tetap fokus. Hanya Dialah satu satunya yang dapat diandalkan ketika pengalaman lembah baka menimpa. Dia yang dapat menolong dan menyelamatkan.
Tuhan Yesus memberkati, amin.

*PD Autopia Malang*
Wita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR