2018 Regi: KERENDAHAN HATI PEREMPUAN KANAAN

Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach. Renungan pagi hari ini bertemakan:

*KERENDAHAN HATI PEREMPUAN KANAAN*

Dasar firmanNya:

*Matius 15: 21 – 28*

Nats Pokok:

Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: *“Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."*


Kalimat pertama yang keluar dari mulut perempuan Sidon ini adalah: Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, …… kalimat ini menunjukkan kerendahan hati diri si perempuan, sebaliknya meninggikan Yesus sebagai Tuhan dan Anak raja besar Israel yaitu: Daud.
Pernahkah kita merendahkan hati seperti ini?
Ataukah justru kita merasa sebagai “anak Allah” dan merasa memiliki hak untuk mendapatkan porsi sebagai anak Allah?
Jikalau demikian apakah kita rendah hati di hadapan Allah?

Bukankah ada tertulis: Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, …… (Yohanes 15:7),
yang berarti kita yang membutuhkan Yesus, kita masuk ke dalam diri Yesus dengan kerendahan hati agar ketika kita membutuhkan sesuatu, maka Yesuslah yang bertindak menolong kita.
Yesus akan menjadi besar di dalam diri kita, sementara kita menjadi semakin kecil melalui kerendahan hati kita.

Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya, karena Dia diutus oleh Bapa di sorga hanya untuk orang Israel, belum waktunya untuk orang di luar Israel dan Yesus dengan kerendahan hati taat atas perintah Bapa ini, sehingga Yesus menjawab:
*"Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”*
Hal inipun dilakukan setelah para murid-Nya berteriak-teriak karena merasa terganggu oleh keberadaan orang ini. Teriakan itu menguji hati perempuan ini, dia diteriaki sebagai pengganggu, pembuat keributan, dan dia dihina, dikatakan orang tidak waras dst.

Ketika kita dengan tekun mengikut Tuhan Yesus dengan kerendahan hati dan berupaya melakukan setiap kehendak-Nya, janganlah dikira bahwa semua akan berjalan mulus-mulus saja; kita pasti akan menerima ujian, karena ada orang-orang yang merasa terganggu oleh kehadiran kita, kita dianggap sesat, kita akan dihina diejek, bahkan kita dianggap sebagai orang yang tidak waras.

Namun bagaimana dengan perempuan Sidon ini?
*Dia pantang menyerah, bahkan mendekat dan menyembah*, serta dengan lirih berkata:
 *“Tuhan, tolonglah aku.”*
Tidak berhenti sampai di situ saja ujian terhadap perempuan ini, Yesuspun menjawab:
*"Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."*

Kata ibarat anjing yang ditujukan kepadanya bukan membuatnya marah dan kehilangan kerendahan hatinya, bahkan membenarkan bahwa dirinya adalah binatang itu. Jawabnya:
*“Benar Tuhan. Namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."*

Hal itu kemudian mengubah keputusan Tuhan Yesus sehingga berkata:
*"Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki."* Sehingga seketika itu juga anaknya sembuh.

Para kekasih Kristus, kerendahan hati terbukti mengubah keputusan Allah, karena kerendahan hati merupakan kesabaran, kelemahlembutan dan penguasaan diri yang adalah buah-buah roh yang disukai oleh Tuhan Yesus.

Sudahkah kita menunjukkan kerendahan hati kita di hadapan Kristus?
Marilah terus berupaya melakukannya dengan memohon tuntunan Roh Kudus-Nya, agar kitapun menyukakan hati Allah.

Selamat beraktifitas , Tuhan Yesus memberkati kita, Amin.

*PD Autopia – Malang*
  _gunawanwibisono_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR