2045 Regi: Setialah sampai akhir hayatmu
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Selamat pagi saudara, renungan pagi ini bertemakan:
*Setialah sampai akhir hayatmu*.
Dasar firman:
*Pengkhotbah 7:2 (TB)* Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.
Saudaraku kekasih Tuhan Yesus, begitu singkatnya umur manusia di bumi, seperti rumput yang pagi mekar sore layu dan kering.
Tidak ada yang kita banggakan atau disombongkan dihadapan Allah. Hendaknya kita menjadi sadar apa arti hidup ini *ketika kita bertakziah di rumah duka* , sebab semua umat manusia berakhir seperti itu.
Sudahkah kita bersiap diri menyongsong kedatangan Sang Mempelai laki-laki yang datangnya secara tiba-tiba?
Datang dirumah duka memang lebih baik dari pada ketempat pesta, sebab kita bisa untuk saling menghibur dan menguatkan dalam doa kepada keluarga yang sedang kehilangan orang yang dicintainya :
*Pengkhotbah 12:7 (TB)* dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
Sabda Allah telah menegaskanya.
Namun, yang lebih berbahagia adalah dalam sabdanya : *roh kembali kepada yang mengaruniakannya*.
Tinggal bagaimanakah dalam menjalani hidup ini?.
Sudahkah kita *kuat memikul salib sampai maranatha*.
Apakah salib pemberian Allah itu tetap utuh kita pikul?
Atau sudah terpotong-potong potong karena pergumulan hidup yang begitu berat?
Tuhan Yesus menghendaki supaya kita kuat setia,taat dalam mengikut Yesus apapun yang terjadi, suka duka dalam kehidupan ini tetaplah pandang salib Tuhan Yesus, ingat 3M :
*Matius 16:24 (TB)* Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Sembari menunggu keputusan Allah, kita dinyatakan lulus, datang ke rumah duka, menjadikan kita sadar diri untuk memiliki iman yang setia,taat kepada firman Allah untuk lebih berbenah diri, agar di akhir kehidupan nanti kita berhak menerima mahkota kehidupan.
Maka teruslah berjuang hidup dalam kekudusan Allah dengan antri mencatatkan diri agar *nama kita tertulis dalam Kitab Kehidupan*
Tiket yang kita pegang jangan sampai hilang yaitu: *iman pemberian Allah*, sebab tanpa tiket iman kita tdk bisa masuk ketanah Perjanjian :
*Wahyu 3:5 (TB)* Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.
Alangkah sedihnya apabila terjadi seperti yang tertulis dalam firman Nya:
*Wahyu 20:15 (TB)* Dan setiap *orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan* itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.
Maka marilah kita memohon agar dimampukan meninggalkan hidup lama disertai hidup dalam pertobatan:
*1 Petrus 4:2-3 (TB)* supaya waktu yang sisa *jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.*
Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.
Yang akhirnya hari kematian kita sambut dan kita terima dengan hati yang sukacita, berserah diri dalam mempertanggung jawabkan setiap kehidupan kita di hadapan Allah yang Maha kudus, jika kita mau taat setia maka disana tiada ratap tangis dan dukacita:
*Wahyu 21:4 (TB)* Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.
Lebih baik hidup dengan selalu mendekat kepada Allah:
*Mazmur 84:11 (TB)* Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.
Selamat berjuang saudaraku dengan penuh semangat iman dalam kekudusan hidup, untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya.
Tuhan Yesus memberkati kita semua,amin.
*PD.Autopia Malang*
ernawati eliyus.
Selamat pagi saudara, renungan pagi ini bertemakan:
*Setialah sampai akhir hayatmu*.
Dasar firman:
*Pengkhotbah 7:2 (TB)* Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.
Saudaraku kekasih Tuhan Yesus, begitu singkatnya umur manusia di bumi, seperti rumput yang pagi mekar sore layu dan kering.
Tidak ada yang kita banggakan atau disombongkan dihadapan Allah. Hendaknya kita menjadi sadar apa arti hidup ini *ketika kita bertakziah di rumah duka* , sebab semua umat manusia berakhir seperti itu.
Sudahkah kita bersiap diri menyongsong kedatangan Sang Mempelai laki-laki yang datangnya secara tiba-tiba?
Datang dirumah duka memang lebih baik dari pada ketempat pesta, sebab kita bisa untuk saling menghibur dan menguatkan dalam doa kepada keluarga yang sedang kehilangan orang yang dicintainya :
*Pengkhotbah 12:7 (TB)* dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
Sabda Allah telah menegaskanya.
Namun, yang lebih berbahagia adalah dalam sabdanya : *roh kembali kepada yang mengaruniakannya*.
Tinggal bagaimanakah dalam menjalani hidup ini?.
Sudahkah kita *kuat memikul salib sampai maranatha*.
Apakah salib pemberian Allah itu tetap utuh kita pikul?
Atau sudah terpotong-potong potong karena pergumulan hidup yang begitu berat?
Tuhan Yesus menghendaki supaya kita kuat setia,taat dalam mengikut Yesus apapun yang terjadi, suka duka dalam kehidupan ini tetaplah pandang salib Tuhan Yesus, ingat 3M :
*Matius 16:24 (TB)* Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Sembari menunggu keputusan Allah, kita dinyatakan lulus, datang ke rumah duka, menjadikan kita sadar diri untuk memiliki iman yang setia,taat kepada firman Allah untuk lebih berbenah diri, agar di akhir kehidupan nanti kita berhak menerima mahkota kehidupan.
Maka teruslah berjuang hidup dalam kekudusan Allah dengan antri mencatatkan diri agar *nama kita tertulis dalam Kitab Kehidupan*
Tiket yang kita pegang jangan sampai hilang yaitu: *iman pemberian Allah*, sebab tanpa tiket iman kita tdk bisa masuk ketanah Perjanjian :
*Wahyu 3:5 (TB)* Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.
Alangkah sedihnya apabila terjadi seperti yang tertulis dalam firman Nya:
*Wahyu 20:15 (TB)* Dan setiap *orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan* itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.
Maka marilah kita memohon agar dimampukan meninggalkan hidup lama disertai hidup dalam pertobatan:
*1 Petrus 4:2-3 (TB)* supaya waktu yang sisa *jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.*
Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.
Yang akhirnya hari kematian kita sambut dan kita terima dengan hati yang sukacita, berserah diri dalam mempertanggung jawabkan setiap kehidupan kita di hadapan Allah yang Maha kudus, jika kita mau taat setia maka disana tiada ratap tangis dan dukacita:
*Wahyu 21:4 (TB)* Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.
Lebih baik hidup dengan selalu mendekat kepada Allah:
*Mazmur 84:11 (TB)* Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.
Selamat berjuang saudaraku dengan penuh semangat iman dalam kekudusan hidup, untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya.
Tuhan Yesus memberkati kita semua,amin.
*PD.Autopia Malang*
ernawati eliyus.
Komentar
Posting Komentar