2040 Rema: Penyintas
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan malam kali ini diambil dari :
*Filipi 1:29 (TB)* Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga *untuk menderita untuk Dia*,
Tema renungan :
*Penyintas*
*Sintas adalah adalah bertahan hidup dalam kondisi yang tidak diinginkan, dalam jangka waktu yang lama*. Penderita suatu penyakit berkepanjangan, orang yang mengalami perlakuan tidak adil dalam waktu yang lama, atau orang yang bertahan selama dalam pengasingan atau peperangan. Istilah ini merupakan terjemahan dari kata _survivor_ dari bahasa Inggris yang berarti ‘orang yang selamat'. Meskipun semua penyintas mengalami penderitaan, namun tidak selalu sama dengan korban akibat suatu kejadian. Sebab, korban, pada umumnya tidak memiliki kemampuan (berdaya) untuk bertahan dalam suatu kondisi, bahkan ada yang meninggal dunia. Dengan demikian, apabila *seseorang yang menjadi korban dari suatu kejadian atau bencana, tetapi ia berhasil bangkit, maka ia disebut sebagai penyintas*.
Menyitir arti dari Penyintas diatas, bukankah itu yang dialami anak-anak Allah saat hidup di dunia sejak jaman perjanjian lama sampai hari ini?.
Karena itu bersyukurlah bila kita mampu bertahan karena iman percaya yang dianugerahkan oleh Kristus. Bahkan kita bisa merasa berbahagia bila kita menyadari diri sebagai penyitas karena telah menjadi bagian dari kegenapan firman Tuhan Yesus, dan itu menunjukkan bahwa firman Allah sedang bekerja dalam hidup kita. Kita hidup tidak seperti dunia yang seringkali menolak kehadiran Tuhan Yesus dalam hidup yang penuh dengan kegelapan,
*Matius 5:11-12 (TB)* Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."
Kemampuan kita bertahan, karena kita bersukacita dan bergembira selalu didalam Tuhan Yesus. Dalam sukacita dan gembira menunjukkan ada kekuatan yang maha besar bekerja dalam kehidupan kita. Walaupun tubuh atau jiwa ini dianiaya tetapi kita tetap bersyukur dan bersukacita, karena Tuhan Yesus memberikan upah besar di Sorga.
Mudahkah kita menjadi Penyintas? Jawaban atas pertanyaan ini agak sulit bila kita tidak pernah berada dalam suasana sintas ini, kita tidak mempunyai bukti bagaimana menghindar, menyingkir bahkan menolak kehidupan ala dunia yang penuh gegap gempita yang tanpa tujuan.
Karena itu marilah saudaraku, kita bersama-sama berjuang untuk mampu memberi jawab atas kekuatan yang diberikan Tuhan Yesus bagi hidup kita para Penyintas yang diutus berada dalam dunia yang penuh kekelaman ini tanpa kita harus mengikuti pola kehidupan yang jahat ini. Karena saat itu kita bisa menyaksikan kekuatan dari Tuhan Yesus saat jiwa kita tertekan oleh karena kita terseret oleh kehidupan dunia yang kelam, bahkan berani memutuskan untuk mau hidup _out of the box_ / keluar dari zona nyaman kita, yang akhirnya kita bisa mengalami Yesus dalam hidup kita melalui iman yang dianugerahkan oleh Tuhan Yesus
Mampukah kita menjadi penyintas sejati tanpa pertolongan Tuhan Yesus?
*Kis 12 : 11* Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: "Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi."
Perhatikanlah *Kisah Rasul 12 : 1-17*, sebuah karya penyelamatan bagi Petrus ketika dia dalam pengejaran prajurit-prajurit Herodes, dan berakhir dengan kesadaran Petrus pada ayat 11 diatas, bahwa Tuhan Yesus berada dalam _drama_ penyelamatannya melalui malaikat yang diutus Tuhan Yesus.
Lalu bagaimana kita sebagai penyintas? Marilah dengan kesadaran penuh kita genggam tangan Tuhan Yesus yang selalu menolong kita, jangan tinggalkan DIA dengan akal pikiran kita sendiri, pakailah senjata iman
*Efesus 6:11-18*
Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus
Tuhan Yesus memberkati.Amin
Salam kasih,
*PD Imanuel, Jakarta*
Lilies
*Filipi 1:29 (TB)* Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga *untuk menderita untuk Dia*,
Tema renungan :
*Penyintas*
*Sintas adalah adalah bertahan hidup dalam kondisi yang tidak diinginkan, dalam jangka waktu yang lama*. Penderita suatu penyakit berkepanjangan, orang yang mengalami perlakuan tidak adil dalam waktu yang lama, atau orang yang bertahan selama dalam pengasingan atau peperangan. Istilah ini merupakan terjemahan dari kata _survivor_ dari bahasa Inggris yang berarti ‘orang yang selamat'. Meskipun semua penyintas mengalami penderitaan, namun tidak selalu sama dengan korban akibat suatu kejadian. Sebab, korban, pada umumnya tidak memiliki kemampuan (berdaya) untuk bertahan dalam suatu kondisi, bahkan ada yang meninggal dunia. Dengan demikian, apabila *seseorang yang menjadi korban dari suatu kejadian atau bencana, tetapi ia berhasil bangkit, maka ia disebut sebagai penyintas*.
Menyitir arti dari Penyintas diatas, bukankah itu yang dialami anak-anak Allah saat hidup di dunia sejak jaman perjanjian lama sampai hari ini?.
Karena itu bersyukurlah bila kita mampu bertahan karena iman percaya yang dianugerahkan oleh Kristus. Bahkan kita bisa merasa berbahagia bila kita menyadari diri sebagai penyitas karena telah menjadi bagian dari kegenapan firman Tuhan Yesus, dan itu menunjukkan bahwa firman Allah sedang bekerja dalam hidup kita. Kita hidup tidak seperti dunia yang seringkali menolak kehadiran Tuhan Yesus dalam hidup yang penuh dengan kegelapan,
*Matius 5:11-12 (TB)* Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."
Kemampuan kita bertahan, karena kita bersukacita dan bergembira selalu didalam Tuhan Yesus. Dalam sukacita dan gembira menunjukkan ada kekuatan yang maha besar bekerja dalam kehidupan kita. Walaupun tubuh atau jiwa ini dianiaya tetapi kita tetap bersyukur dan bersukacita, karena Tuhan Yesus memberikan upah besar di Sorga.
Mudahkah kita menjadi Penyintas? Jawaban atas pertanyaan ini agak sulit bila kita tidak pernah berada dalam suasana sintas ini, kita tidak mempunyai bukti bagaimana menghindar, menyingkir bahkan menolak kehidupan ala dunia yang penuh gegap gempita yang tanpa tujuan.
Karena itu marilah saudaraku, kita bersama-sama berjuang untuk mampu memberi jawab atas kekuatan yang diberikan Tuhan Yesus bagi hidup kita para Penyintas yang diutus berada dalam dunia yang penuh kekelaman ini tanpa kita harus mengikuti pola kehidupan yang jahat ini. Karena saat itu kita bisa menyaksikan kekuatan dari Tuhan Yesus saat jiwa kita tertekan oleh karena kita terseret oleh kehidupan dunia yang kelam, bahkan berani memutuskan untuk mau hidup _out of the box_ / keluar dari zona nyaman kita, yang akhirnya kita bisa mengalami Yesus dalam hidup kita melalui iman yang dianugerahkan oleh Tuhan Yesus
Mampukah kita menjadi penyintas sejati tanpa pertolongan Tuhan Yesus?
*Kis 12 : 11* Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: "Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi."
Perhatikanlah *Kisah Rasul 12 : 1-17*, sebuah karya penyelamatan bagi Petrus ketika dia dalam pengejaran prajurit-prajurit Herodes, dan berakhir dengan kesadaran Petrus pada ayat 11 diatas, bahwa Tuhan Yesus berada dalam _drama_ penyelamatannya melalui malaikat yang diutus Tuhan Yesus.
Lalu bagaimana kita sebagai penyintas? Marilah dengan kesadaran penuh kita genggam tangan Tuhan Yesus yang selalu menolong kita, jangan tinggalkan DIA dengan akal pikiran kita sendiri, pakailah senjata iman
*Efesus 6:11-18*
Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus
Tuhan Yesus memberkati.Amin
Salam kasih,
*PD Imanuel, Jakarta*
Lilies
Komentar
Posting Komentar