2030 Rema: Seperti Efraim dan Manasye
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua ha Mashiach.
Renungan malam ini berdasarkan firman:
*Kejadian 48:14-16 (TB)*
Tetapi Israel mengulurkan tangan kanannya dan meletakkannya di atas kepala Efraim, walaupun ia yang bungsu, dan tangan kirinya di atas kepala Manasye — jadi tangannya bersilang, walaupun Manasye yang sulung.
Sesudah itu diberkatinyalah Yusuf, katanya: "Nenekku dan ayahku, Abraham dan Ishak, telah hidup di hadapan Allah; Allah itu, sebagai Allah yang telah menjadi gembalaku selama hidupku sampai sekarang,
dan sebagai Malaikat yang telah melepaskan aku dari segala bahaya, Dialah kiranya yang memberkati orang-orang muda ini, sehingga namaku serta nama nenek dan bapaku, Abraham dan Ishak, termasyhur oleh karena mereka dan sehingga mereka bertambah-tambah menjadi jumlah yang besar di bumi."
Tema renungan malam ini:
*Seperti Efraim dan Manasye*
Manasye sebagai anak sulung dalam tradisi kerajaan adalah yang utama dan pertama dalam tampuk pemerintahan dan kepemimpinan. Namun seperti cerita Efraim dan Manasye, banyak peristiwa yang diceritakan di Alkitab yang memposisikan anak bungsu dalam posisi yang lebih baik daripada yang sulung, seperti cerita Kain dan Habel, Esau dan Yakub, juga Harun dan Musa, Daud dan saudara-saudaranya serta kisah-kisah tentang persaudaraan lainnya.
Meskipun Yusuf memberi "saran/masukan" agar Yakub lebih memberkati Manasye, namun tidak demikian hikmat yang dari Allah kepada Yakub yang matanya telah buta itu.
Mengapa ini bisa terjadi? Sebenarnya apa yang menjadi pertimbangan Allah dalam menentukan berkat seseorang lebih dari yang lainnya?
Seringkali bahkan selalu saja kita merasa lebih baik dari orang lain dan sudah selayaknya kita lebih diberkati daripada orang lain.
*1 Samuel 16:7 (TB)*
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. *Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."*
Mungkin timbul dalam hati kita perasaan SMS = Senang Melihat orang lain Susah atau Susah Melihat orang lain Senang.
Disitulah akar pahit dan sikap iri memunculkan kegelapan dalam hati yang menjadi catatan kelam bagi banyak gelar anak sulung.
Padahal Alkitab telah mencatat:
*Roma 9:21 (TB)*
Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?
Hendaklah kita bersyukur dengan apa yang kita miliki dengan segala keterbatasan dan kelimpahan yang diberikan kepada Allah atas kita dan keluarga kita.
*Amsal 30:8-9 (TB)*
Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.
Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
Allah Tritunggal Maha Kudus memberkati kita semua menurut kekayaan-Nya.
Amin.
*PD Autopia Malang*
Andrias
Renungan malam ini berdasarkan firman:
*Kejadian 48:14-16 (TB)*
Tetapi Israel mengulurkan tangan kanannya dan meletakkannya di atas kepala Efraim, walaupun ia yang bungsu, dan tangan kirinya di atas kepala Manasye — jadi tangannya bersilang, walaupun Manasye yang sulung.
Sesudah itu diberkatinyalah Yusuf, katanya: "Nenekku dan ayahku, Abraham dan Ishak, telah hidup di hadapan Allah; Allah itu, sebagai Allah yang telah menjadi gembalaku selama hidupku sampai sekarang,
dan sebagai Malaikat yang telah melepaskan aku dari segala bahaya, Dialah kiranya yang memberkati orang-orang muda ini, sehingga namaku serta nama nenek dan bapaku, Abraham dan Ishak, termasyhur oleh karena mereka dan sehingga mereka bertambah-tambah menjadi jumlah yang besar di bumi."
Tema renungan malam ini:
*Seperti Efraim dan Manasye*
Manasye sebagai anak sulung dalam tradisi kerajaan adalah yang utama dan pertama dalam tampuk pemerintahan dan kepemimpinan. Namun seperti cerita Efraim dan Manasye, banyak peristiwa yang diceritakan di Alkitab yang memposisikan anak bungsu dalam posisi yang lebih baik daripada yang sulung, seperti cerita Kain dan Habel, Esau dan Yakub, juga Harun dan Musa, Daud dan saudara-saudaranya serta kisah-kisah tentang persaudaraan lainnya.
Meskipun Yusuf memberi "saran/masukan" agar Yakub lebih memberkati Manasye, namun tidak demikian hikmat yang dari Allah kepada Yakub yang matanya telah buta itu.
Mengapa ini bisa terjadi? Sebenarnya apa yang menjadi pertimbangan Allah dalam menentukan berkat seseorang lebih dari yang lainnya?
Seringkali bahkan selalu saja kita merasa lebih baik dari orang lain dan sudah selayaknya kita lebih diberkati daripada orang lain.
*1 Samuel 16:7 (TB)*
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. *Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."*
Mungkin timbul dalam hati kita perasaan SMS = Senang Melihat orang lain Susah atau Susah Melihat orang lain Senang.
Disitulah akar pahit dan sikap iri memunculkan kegelapan dalam hati yang menjadi catatan kelam bagi banyak gelar anak sulung.
Padahal Alkitab telah mencatat:
*Roma 9:21 (TB)*
Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?
Hendaklah kita bersyukur dengan apa yang kita miliki dengan segala keterbatasan dan kelimpahan yang diberikan kepada Allah atas kita dan keluarga kita.
*Amsal 30:8-9 (TB)*
Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.
Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
Allah Tritunggal Maha Kudus memberkati kita semua menurut kekayaan-Nya.
Amin.
*PD Autopia Malang*
Andrias
Komentar
Posting Komentar