2034 Rema: Anugerah bukan upah
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach. Renungan malam ini bertema:
*Anugerah bukan upah*
Dasar firmanNya dari:
*Roma 5 : 8*
*Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.*
Ada suatu pertanyaan yang diajukan Bu pendeta kepada jemaatnya di suatu ibadah. “ Jika bapak dan ibu mempunyai barang yang rusak, apa yang akan dilakukan dengan barang tersebut ? “ Rata rata jawabnya “diperbaiki”.
Kedua “ kalau barangnya sangat rusak?”
Jawaban jemaat : “ dibuang”.
Ketiga “ kalau anak yang sudah sulit untuk dididik, membuat banyak kejahatan, dan hidupnya sudah ‘rusak’, apakah akan dibuang juga? “
Hanya sedikit yang menjawab tidak.
Selanjutnya kasih seorang ibu yang besar pada anaknya ada pada ilustrasi berikut ini:
Ada anak tunggal yang hanya diasuh oleh seorang ibu yang sejak kecil nakal sekali sampai besar menjadi penjahat, menipu, mencuri, membunuh, dll. Sampai dia dipenjara dan dihukum mati. Pagi hari hukuman diberikan dan banyak orang berkerumun disekitar tiang gantung berharap anak tersebut mati karena kejahatannya. Mereka menunggu lonceng gereja berbunyi sebagai tanda hukuman dilakukan. Tetapi setelah ditunggu lama, tidak berbunyi dan ternyata ibu anak tersebut memegang erat bandul lonceng gereja sampai badannya berdarah. Dan lonceng tidak dapat berbunyi. Sehingga waktu hukuman ditunda.
Pertanyaan dan ilustrasi di atas menggambarkan anak yang telah rusak hidupnya tetapi sebenarnya masih dikasihi ibu atau orangtuanya. Ini juga gambaran hubungan manusia dan Tuhan Yesus. Bagaimana keberadaan kita manusia berdosa dengan banyak kesalahannya namun setiap hari masih dikasihi Tuhan dengan tiada pernah berhenti. Justru dalam keadaan berdosa Allah Bapa menyerahkan AnakNya terkasih untuk mati di kayu salib, disiksa dan dihina, guna karya penyelamatan dengan menebus dosa manusia. Karena itu *keselamatan* adalah *anugerah bukan upah* . Orang berdosa tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Sehingga itu terjadi bukan karena kebaikan kita, kekuatan, kepandaian dan segala yang baik pada diri manusia. Tetapi justru karena kelemahan kita, kenajisan, kemunafikan, kebodohan dan segala dosa yang kita lakukan supaya nyata Kasih dan Kemuliaan Allah Bapa.
*Efesus 2 : 8 - 9*
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi *pemberian Allah,*
itu *bukan hasil* *pekerjaanmu* : jangan ada orang yang memegahkan diri.
Jadi apa yang bisa kita banggakan? Tidak ada, karena itu mempunyai kerendahan hati dan kerendahan diri di hadapan Tuhan adalah wajib sebagai manusia yang telah, bukan lagi akan, diselamatkan. Dan karena Juruselamat kita Tuhan Yesus adalah Tuhan yang Kudus maka sekarang sebagai umat pilihanNya sudah sepatutnya bersyukur dengan berjuang untuk hidup kudus dan sempurna.
*1* *Petrus 1 : 14 - 16*
Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,
tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
sebab ada tertulis: *Kuduslah kamu, sebab Aku kudus*.
Di sini manusia yang rendah hati tahu bahwa ia dapat mencapainya *karena kuat kuasa Tuhan Yesus saja.* Menjadi Kudus dan sempurna adalah pekerjaan anugerah Allah dan bukan karena upah dari kekuatan daging manusia.
Sehingga manusia yang rendah hati juga akan rindu untuk mencari wajah Tuhan Yesus berkali-kali setiap hari dalam ibadah dan dalam persekutuan dengan kekudusan.
*2 Tawarikh 7 : 14*
dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan *mencari wajah-Ku* , lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.
Karena itu merupakan jalan baginya untuk bertemu Tuhan. Dengan iman bahwa semua yang terjadi dan yang didapat dalam kehidupan ini hanya karena anugerahNya bukan upah dari kekuatan daging. Sehingga kelak jika kita bertemu muka dengan muka itu juga karena anugerahNya yang besar kepada kita.
Karena itu ayo kita yang sudah diselamatkan karena anugerah Tuhan Yesus ini agar semakin semangat dalam mengikut Tuhan Yesus dan hidup dalam Kristus.
Tuhan Yesus memberkati, Amin.
*PD Autopia Malang*
Wita
*Anugerah bukan upah*
Dasar firmanNya dari:
*Roma 5 : 8*
*Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.*
Ada suatu pertanyaan yang diajukan Bu pendeta kepada jemaatnya di suatu ibadah. “ Jika bapak dan ibu mempunyai barang yang rusak, apa yang akan dilakukan dengan barang tersebut ? “ Rata rata jawabnya “diperbaiki”.
Kedua “ kalau barangnya sangat rusak?”
Jawaban jemaat : “ dibuang”.
Ketiga “ kalau anak yang sudah sulit untuk dididik, membuat banyak kejahatan, dan hidupnya sudah ‘rusak’, apakah akan dibuang juga? “
Hanya sedikit yang menjawab tidak.
Selanjutnya kasih seorang ibu yang besar pada anaknya ada pada ilustrasi berikut ini:
Ada anak tunggal yang hanya diasuh oleh seorang ibu yang sejak kecil nakal sekali sampai besar menjadi penjahat, menipu, mencuri, membunuh, dll. Sampai dia dipenjara dan dihukum mati. Pagi hari hukuman diberikan dan banyak orang berkerumun disekitar tiang gantung berharap anak tersebut mati karena kejahatannya. Mereka menunggu lonceng gereja berbunyi sebagai tanda hukuman dilakukan. Tetapi setelah ditunggu lama, tidak berbunyi dan ternyata ibu anak tersebut memegang erat bandul lonceng gereja sampai badannya berdarah. Dan lonceng tidak dapat berbunyi. Sehingga waktu hukuman ditunda.
Pertanyaan dan ilustrasi di atas menggambarkan anak yang telah rusak hidupnya tetapi sebenarnya masih dikasihi ibu atau orangtuanya. Ini juga gambaran hubungan manusia dan Tuhan Yesus. Bagaimana keberadaan kita manusia berdosa dengan banyak kesalahannya namun setiap hari masih dikasihi Tuhan dengan tiada pernah berhenti. Justru dalam keadaan berdosa Allah Bapa menyerahkan AnakNya terkasih untuk mati di kayu salib, disiksa dan dihina, guna karya penyelamatan dengan menebus dosa manusia. Karena itu *keselamatan* adalah *anugerah bukan upah* . Orang berdosa tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Sehingga itu terjadi bukan karena kebaikan kita, kekuatan, kepandaian dan segala yang baik pada diri manusia. Tetapi justru karena kelemahan kita, kenajisan, kemunafikan, kebodohan dan segala dosa yang kita lakukan supaya nyata Kasih dan Kemuliaan Allah Bapa.
*Efesus 2 : 8 - 9*
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi *pemberian Allah,*
itu *bukan hasil* *pekerjaanmu* : jangan ada orang yang memegahkan diri.
Jadi apa yang bisa kita banggakan? Tidak ada, karena itu mempunyai kerendahan hati dan kerendahan diri di hadapan Tuhan adalah wajib sebagai manusia yang telah, bukan lagi akan, diselamatkan. Dan karena Juruselamat kita Tuhan Yesus adalah Tuhan yang Kudus maka sekarang sebagai umat pilihanNya sudah sepatutnya bersyukur dengan berjuang untuk hidup kudus dan sempurna.
*1* *Petrus 1 : 14 - 16*
Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,
tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
sebab ada tertulis: *Kuduslah kamu, sebab Aku kudus*.
Di sini manusia yang rendah hati tahu bahwa ia dapat mencapainya *karena kuat kuasa Tuhan Yesus saja.* Menjadi Kudus dan sempurna adalah pekerjaan anugerah Allah dan bukan karena upah dari kekuatan daging manusia.
Sehingga manusia yang rendah hati juga akan rindu untuk mencari wajah Tuhan Yesus berkali-kali setiap hari dalam ibadah dan dalam persekutuan dengan kekudusan.
*2 Tawarikh 7 : 14*
dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan *mencari wajah-Ku* , lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.
Karena itu merupakan jalan baginya untuk bertemu Tuhan. Dengan iman bahwa semua yang terjadi dan yang didapat dalam kehidupan ini hanya karena anugerahNya bukan upah dari kekuatan daging. Sehingga kelak jika kita bertemu muka dengan muka itu juga karena anugerahNya yang besar kepada kita.
Karena itu ayo kita yang sudah diselamatkan karena anugerah Tuhan Yesus ini agar semakin semangat dalam mengikut Tuhan Yesus dan hidup dalam Kristus.
Tuhan Yesus memberkati, Amin.
*PD Autopia Malang*
Wita
Komentar
Posting Komentar