2003 Rema: Kembali ke titik nol
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach. Tema renungan malam ini adalah
*Kembali ke titik nol*
Dasar firmanNya dari:
*Wahyu 2 : 4-5* Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
Saat ini kita masih berada di masa masa pergantian tahun. Di tahun yang baru ini tentunya ada keinginan atau rencana yang baru yang ingin kita wujudkan. Itu semua ada karena kita melihat kehidupan setahun yang baru berlalu.
Baik kehidupan jasmani / duniawi maupun kehidupan rohani.
Tuhan Yesus tentunya ingin kita bisa melakukan lebih baik lagi kehidupan rohani kita sebagai hal yang utama dan penting. Kalau kita ingat selama 1 tahun, sepanjang tahun 2018, bagaimana ajaib Tuhan Yesus berkarya dalam hidup kita dan betapa besar kasihNya tercurah pada kita baik secara pribadi maupun keluarga.
Di sisi lain Tuhan juga melihat masih banyak hal yang kita lakukan yang tidak berkenan kepada Bapa.
Satu sisi yaitu Kasih. Tuhan melihat kasih yang kita lakukan belum sepenuhnya benar, belum sesuai dengan standartNya. Padahal hukum kasih adalah hukum utama bagi orang yang percaya pada Kristus,
*Matius 22: 37 - 39.*
Sepertinya mudah diucapkan tetapi apakah pelaksanaannya semudah itu?.
Ayat di atas bahkan mengatakan suatu hal yang celaka atau kekejian bagi Tuhan setelah kita menyatakan bahwa kita sudah melakukan pekerjaan kasih atau proyek kasih tanpa lelah tetapi itu semua dilakukan tidak dengan kasih yang tulus.
Kasih yang dulu pernah ada disaat kita memulai melakukan PK. Yang sekarang telah berubah menjadi kasih untuk kemuliaan diri sendiri, adanya kesombongan juga kepentingan pribadi, dan yang pada akhirnya semua itu untuk menunjukkan eksistensi diri. Seperti di Roma 12 dengan judul perikop “ nasihat untuk hidup dalam kasih “
*Roma 12 : 9*
Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
*Roma 12 : 16*
Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
Tuhan tahu keburukan hati kita. Hati yang tidak tulus dan bersih. Karena itu marilah kita bertobat. Dengan bertobat yang sungguh sungguh maka kita *kembali ke kasih Allah Bapa mula mula yang tulus.*
Kembali pada rencana yang baik dan yang berkenan kepada Tuhan. *Kembali ke titik* *nol.* Kiranya ini bisa menjadi koreksi diri memasuki tahun baru. Menjadi kado tahun baru bagi Tuhan Yesus.
*1 Yohanes 1 : 9*
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Roh kudus memampukan kita melakukan kehendakNya. Tuhan Yesus memberkati. Amin
*PD Autopia Malang*
Wita
*Kembali ke titik nol*
Dasar firmanNya dari:
*Wahyu 2 : 4-5* Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
Saat ini kita masih berada di masa masa pergantian tahun. Di tahun yang baru ini tentunya ada keinginan atau rencana yang baru yang ingin kita wujudkan. Itu semua ada karena kita melihat kehidupan setahun yang baru berlalu.
Baik kehidupan jasmani / duniawi maupun kehidupan rohani.
Tuhan Yesus tentunya ingin kita bisa melakukan lebih baik lagi kehidupan rohani kita sebagai hal yang utama dan penting. Kalau kita ingat selama 1 tahun, sepanjang tahun 2018, bagaimana ajaib Tuhan Yesus berkarya dalam hidup kita dan betapa besar kasihNya tercurah pada kita baik secara pribadi maupun keluarga.
Di sisi lain Tuhan juga melihat masih banyak hal yang kita lakukan yang tidak berkenan kepada Bapa.
Satu sisi yaitu Kasih. Tuhan melihat kasih yang kita lakukan belum sepenuhnya benar, belum sesuai dengan standartNya. Padahal hukum kasih adalah hukum utama bagi orang yang percaya pada Kristus,
*Matius 22: 37 - 39.*
Sepertinya mudah diucapkan tetapi apakah pelaksanaannya semudah itu?.
Ayat di atas bahkan mengatakan suatu hal yang celaka atau kekejian bagi Tuhan setelah kita menyatakan bahwa kita sudah melakukan pekerjaan kasih atau proyek kasih tanpa lelah tetapi itu semua dilakukan tidak dengan kasih yang tulus.
Kasih yang dulu pernah ada disaat kita memulai melakukan PK. Yang sekarang telah berubah menjadi kasih untuk kemuliaan diri sendiri, adanya kesombongan juga kepentingan pribadi, dan yang pada akhirnya semua itu untuk menunjukkan eksistensi diri. Seperti di Roma 12 dengan judul perikop “ nasihat untuk hidup dalam kasih “
*Roma 12 : 9*
Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
*Roma 12 : 16*
Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
Tuhan tahu keburukan hati kita. Hati yang tidak tulus dan bersih. Karena itu marilah kita bertobat. Dengan bertobat yang sungguh sungguh maka kita *kembali ke kasih Allah Bapa mula mula yang tulus.*
Kembali pada rencana yang baik dan yang berkenan kepada Tuhan. *Kembali ke titik* *nol.* Kiranya ini bisa menjadi koreksi diri memasuki tahun baru. Menjadi kado tahun baru bagi Tuhan Yesus.
*1 Yohanes 1 : 9*
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Roh kudus memampukan kita melakukan kehendakNya. Tuhan Yesus memberkati. Amin
*PD Autopia Malang*
Wita
Komentar
Posting Komentar