2957 Regi : BETAPA KITA HARUS BERSYUKUR
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.
Selamat pagi dan salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Renungan pagi ini berjudul:
*BETAPA KITA HARUS BERSYUKUR*
Bacaan Alkitab:
*Matius 13: 54-58*
Nats:
*Maty 13: 55* (TB)
Bukankah Ia ini anak tukang kayu?
Para kekasih Kristus, meskipun sudah puluhan tahun yang lalu, masih melekat dalam ingatan saya, kisah nyata yang disampaikan seorang pendeta dalam kotbahnya, begini: ada seorang ibu lewat setengah baya, orang tua tunggal, yang setiap hari sejak masa mudanya menjajakan kue-kue buatannya untuk membiayai keempat anaknya. Sebelum berangkat bekerja, ibu itu berdoa: “Tuhan Yesus, bersyukur untuk kue-kue yang sudah siap untuk dijajakan ini; kiranya Tuhan Yesus berkenan memberkati, sehingga laku terjual, dalam kehendak-Mu
…” Kemudian mulailah dia berjualan. Ketika hari sudah hampir malam, dia pulang menghitung sisa kue maupun uang hasil jualannya hari itu, seraya berdoa: “Bersyukur, ya Tuhan Yesus, berkat yang telah Kauberikan, kiranya berkat ini dicukupkan untuk kebutuhan kami hari ini dan modal untuk berjualan lagi. Amin.”
Ibu ini hidup penuh syukur hingga bisa meluluskan keempat anaknya memperoleh gelar sarjana dan hidup mapan!
Sebaliknya ada seorang ibu muda yang berprofesi sebagai perantara penjualan rumah mewah. Ketika menerima imbalan sebesar seratus juta rupiah dia mengeluh, katanya: “Nilai rumah setinggi itu, aku hanya mendapatkan imbalan sedikit saja.” ujarnya penuh kekesalan.
Kemudian pendeta itu menanyakan kepada para jemaat:
“Jika Anda disuruh memilih, Anda memilih yang mana .... sebagai orang yang pertama atau kedua?"
Yesus, anak tukang kayu itu pernah berkata bahwa:
*Matius 8: 20* (TB)
"Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Ketika Anak Tukang Kayu ini menyampaikan hikmat serta kuasa mujizat-mujizat-Nya kepada orang-orang di Nazaret, tempat asal-Nya, mereka takjub. Namun, setelah menyadari bahwa Dia adalah anak tukang kayu, mereka kecewa dan menolak-Nya.
Mereka mengabaikan bahwa setiap perkataan Yesus selalu disertai kenyataan yang menakjubkan.
*Lukas 24: 6-7* (TB)
"Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga."
Ketika perempuan-perempuan dari Galilea datang ke kubur Yesus, mereka tidak mendapati mayat-Nya; justru ditemui dua orang malaikat yang menegaskan bahwa perkataan Yesus telah digenapi, yaitu: *Dia bangkit pada hari yang ketiga!*
Lebih jauh mujizat-Nya dinyatakan lagi melalui kenaikan ke sorga:
*Lukas 24: 51* (TB)
Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.
Para kekasih Kristus, Anak Manusia yang ketika hidup di dunia sangat bersahaja, ternyata membuktikan bahwa setiap perkataan-Nya tepat dan benar. Bahkan Yesus satu-satunya Manusia yang terangkat ke sorga.
Dengan demikian, kita tidak perlu silau dengan kemewahan dunia dan mengeluh seperti wanita ambisius dalam mengejar harta seperti kisah nyata di atas. Melainkan meneladan ibu penjual kue-kue yang hidup bersahaja namun hatinya melekat kepada Sang Kristus. Sehingga hidupnya senantiasa ditata Roh Kudus.
Marilah senantiasa mengingat hikmat Rasul Paulus bagi Jemaat di Tesalonika:
*I Tesalonika 5 : 16 - 18* (TB)
“Bersukacitalah senantiasa,Tetaplah berdoa, mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
Di tengah kesulitan, khususnya pada masa wabah Corona ini, marilah *tidak* memandang kesederhanaan hidup sebagai beban, namun sebaliknya ingatlah kebersahajaan Kristus sebagai pemicu kesukacitaan, terlebih berpeganglah pada perkataan yang senantiasa digenapi-Nya; agar rasa syukur kita di dunia akan dibawa-Nya hingga ke sorga kelak.
Roh Kudus mampukanlah kami hidup penuh syukur dan sukacita dalam segala keadaan, sebagaimana teladan kehidupan yang diberikan Tuhan Yesus bagi kami. Agar sukacita sorgawi pun kami alami kelak bersama-Nya. Amin.
*PD Autopia Malang*
_gunawanwibisono_
Selamat pagi dan salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Renungan pagi ini berjudul:
*BETAPA KITA HARUS BERSYUKUR*
Bacaan Alkitab:
*Matius 13: 54-58*
Nats:
*Maty 13: 55* (TB)
Bukankah Ia ini anak tukang kayu?
Para kekasih Kristus, meskipun sudah puluhan tahun yang lalu, masih melekat dalam ingatan saya, kisah nyata yang disampaikan seorang pendeta dalam kotbahnya, begini: ada seorang ibu lewat setengah baya, orang tua tunggal, yang setiap hari sejak masa mudanya menjajakan kue-kue buatannya untuk membiayai keempat anaknya. Sebelum berangkat bekerja, ibu itu berdoa: “Tuhan Yesus, bersyukur untuk kue-kue yang sudah siap untuk dijajakan ini; kiranya Tuhan Yesus berkenan memberkati, sehingga laku terjual, dalam kehendak-Mu
…” Kemudian mulailah dia berjualan. Ketika hari sudah hampir malam, dia pulang menghitung sisa kue maupun uang hasil jualannya hari itu, seraya berdoa: “Bersyukur, ya Tuhan Yesus, berkat yang telah Kauberikan, kiranya berkat ini dicukupkan untuk kebutuhan kami hari ini dan modal untuk berjualan lagi. Amin.”
Ibu ini hidup penuh syukur hingga bisa meluluskan keempat anaknya memperoleh gelar sarjana dan hidup mapan!
Sebaliknya ada seorang ibu muda yang berprofesi sebagai perantara penjualan rumah mewah. Ketika menerima imbalan sebesar seratus juta rupiah dia mengeluh, katanya: “Nilai rumah setinggi itu, aku hanya mendapatkan imbalan sedikit saja.” ujarnya penuh kekesalan.
Kemudian pendeta itu menanyakan kepada para jemaat:
“Jika Anda disuruh memilih, Anda memilih yang mana .... sebagai orang yang pertama atau kedua?"
Yesus, anak tukang kayu itu pernah berkata bahwa:
*Matius 8: 20* (TB)
"Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Ketika Anak Tukang Kayu ini menyampaikan hikmat serta kuasa mujizat-mujizat-Nya kepada orang-orang di Nazaret, tempat asal-Nya, mereka takjub. Namun, setelah menyadari bahwa Dia adalah anak tukang kayu, mereka kecewa dan menolak-Nya.
Mereka mengabaikan bahwa setiap perkataan Yesus selalu disertai kenyataan yang menakjubkan.
*Lukas 24: 6-7* (TB)
"Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga."
Ketika perempuan-perempuan dari Galilea datang ke kubur Yesus, mereka tidak mendapati mayat-Nya; justru ditemui dua orang malaikat yang menegaskan bahwa perkataan Yesus telah digenapi, yaitu: *Dia bangkit pada hari yang ketiga!*
Lebih jauh mujizat-Nya dinyatakan lagi melalui kenaikan ke sorga:
*Lukas 24: 51* (TB)
Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.
Para kekasih Kristus, Anak Manusia yang ketika hidup di dunia sangat bersahaja, ternyata membuktikan bahwa setiap perkataan-Nya tepat dan benar. Bahkan Yesus satu-satunya Manusia yang terangkat ke sorga.
Dengan demikian, kita tidak perlu silau dengan kemewahan dunia dan mengeluh seperti wanita ambisius dalam mengejar harta seperti kisah nyata di atas. Melainkan meneladan ibu penjual kue-kue yang hidup bersahaja namun hatinya melekat kepada Sang Kristus. Sehingga hidupnya senantiasa ditata Roh Kudus.
Marilah senantiasa mengingat hikmat Rasul Paulus bagi Jemaat di Tesalonika:
*I Tesalonika 5 : 16 - 18* (TB)
“Bersukacitalah senantiasa,Tetaplah berdoa, mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
Di tengah kesulitan, khususnya pada masa wabah Corona ini, marilah *tidak* memandang kesederhanaan hidup sebagai beban, namun sebaliknya ingatlah kebersahajaan Kristus sebagai pemicu kesukacitaan, terlebih berpeganglah pada perkataan yang senantiasa digenapi-Nya; agar rasa syukur kita di dunia akan dibawa-Nya hingga ke sorga kelak.
Roh Kudus mampukanlah kami hidup penuh syukur dan sukacita dalam segala keadaan, sebagaimana teladan kehidupan yang diberikan Tuhan Yesus bagi kami. Agar sukacita sorgawi pun kami alami kelak bersama-Nya. Amin.
*PD Autopia Malang*
_gunawanwibisono_
Komentar
Posting Komentar