2943 Rema : Ikut berperan dalam memutus mata rantai dosa

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan malam ini bertema :

 *Ikut berperan dalam memutus mata rantai dosa*

Dasar firmanNya dari

 *Yehezkiel 18 : 20-21*
Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.
Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.


Ada kata mutiara yang sering dipakai untuk mengungkapkan persamaan karena hubungan yang dekat, yaitu buah jatuhnya  tidak jauh dari pohon. Seperti contoh : Amin itu kalau marah persis kayak bapaknya atau Atun ini cerewet sama persis ibunya. Celakanya kesamaan yang negatif yang sering diungkapkan.  Padahal seperti ayat di atas (yehezkiel 18 : 20) anak dan orang tua  tidak saling menanggung dosa mereka, melainkan akan bertanggungjawab sendiri pada sifat yang dimiliki dan perbuatan yang dilakukan.
Dosa ada ketika orang masih nyaman hidupnya dalam perbuatan daging ( Galatia 5 : 19 - 21a ) yang dilakukan dan tanpa disadari juga telah dilakukan turun kepada anak anaknya,  bahkan kemungkinan dapat sampai turun temurun.
Dosa dosa inilah yang menjadi dosa warisan yang dapat membawa pada kebinasaan atau kematian.

Lalu bagaimana supaya dosa dosa warisan itu berhenti dan tidak berlanjut sampai turun temurun ?
Pertama, ada *niat yang kuat dari diri sendiri* untuk berhenti berbuat dosa dan keinginan berubah menjadi orang benar dengan sifat sifat di dalam buah Roh ( Galatia 5: 22 - 23 ).


Dosa di dalam manusia lama ini berujung pada kebinasaan oleh karena dikuasai nafsu dunia. Dan Tuhan Yesus memerintahkan untuk membuang perbuatan daging yang ada dalam manusia lama tersebut. Karena itu marilah kita koreksi diri sendiri. Perbuatan daging apa yang masih dilakukan. Apakah masih mempunyai sifat pemarah, suka berselisih, berdusta, membiarkan adanya roh pemecah dengan suka menggosip, sifat pemalas, suka merendahkan orang lain, senang dipuji,  dll. Jika ini masih dilakukan oleh anak anak Allah dan dilihat oleh orang lain atau anak cucu kita maka kita ikut andil mewariskan mata rantai dosa kepada anak cucu  bahkan orang yang ada di sekeliling kita yang melihat perbuatan kita setiap hari. *Bukankah apa yang dilihat lebih mudah ditiru untuk dilakukan daripada apa yang di dengar.*
Jika demikian apakah juga kita masih pantas menyandang sebutan anak anak Allah ?

Kedua untuk memutuskan mata rantai perbuatan daging supaya tidak menular ke orang lain sampai turun temurun, kita tidak bisa melakukannya sendiri, kita *memerlukan kuasa dan tuntunan Roh Kudus* .
Kuasa Roh Kudus tidak terbatas dan sanggup membuang perbuatan daging.  Asal dengan tekun dan merendahkan diri berseru mendekat pada Tuhan Yesus, mendengar dan melakukan FirmanNya, maka Roh Kudus akan menolong untuk merubah kita menjadi manusia baru.

 *Efesus 4 : 24*
dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

 *Manusia baru* yang *memiliki kebenaran dan kekudusan*, ini menjadi warisan yang akan dilihat oleh anak cucu kita secara turun temurun. Juga dilihat oleh orang orang yang ada disekitar kita.
Maka kita akan menjadi saksi saksi kebenaran dan nama Tuhan Yesus dipermuliakan dari apa yang kita lakukan baik melalui perkataan maupun perbuatan.

Kiranya kita bisa berperan aktif memutus mata rantai dosa dengan *pertobatan* sehingga dapat ikut menyukseskan kehendak dan rancangan Tuhan Yesus dalam keselamatan manusia. Dampak kebajikan, kebenaran dan kebersihan hati yang dirasakan oleh orang lain dalam apa yang kita katakan dan perbuat adalah hal yang mulia melebihi kekayaan yang kita miliki.

 *Amsal 8 : 13*
Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.

 *Amsal 8 : 20 - 21*
Aku berjalan pada jalan kebenaran, di tengah-tengah jalan keadilan,
supaya kuwariskan harta kepada yang mengasihi aku, dan kuisi penuh perbendaharaan mereka.

Tuhan Yesus memberkati dengan memampukan kita menjadi pelaku FirmanNya supaya kita *mendapatkan kehidupan kekal dalam kemuliaan bukan kematian yang mengerikan.* Amin.

*PD Autopia Malang*
Wita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR