2935 Rema : BERHATI-HATI TERHADAP PIKIRAN KITA"
Shalom Aleichem b'shem Yeshua ha Mashiach
Renungan malam ini dengan tema
*"BERHATI-HATI TERHADAP PIKIRAN KITA"*
Diambil dari
*Amsal 4:23* (VMD) Di atas segala-galanya, hati-hatilah terhadap yang kaupikirkan karena pikiranmu mengendalikan hidupmu.
Saudaraku kekasih Kristus, Kita pernah mendengar peribahasa, “pikir itu pelita hati” artinya orang yang menggunakan otaknya untuk berpikir akan selalu dapat mengatasi masalahnya. Namun, tidak semua pikiran kita dikenan oleh Tuhan Yesus.
Dari Kitab Amsal tersebut kita dinasihati agar berhati-hati terhadap apa yang kita pikirkan, sebab meskipun tidak ada seorang pun tahu, Tuhan Yesus tetap mengetahuinya sebagaimana yang kita ketahui dari dua firman berikut:
*Mazmur 139:2* (TB) Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.
Sungguh, tidak ada yang tersembunyi dari hadapan-Nya. Lalu, mengapakah kita harus menjaga pikiran? Jawabannya di sini:
*Matius 15:19-20a* (TB) Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang.
Oleh karena itu, mari memikirkan hal-hal yang baik sebagaimana nasihat-Nya ini:
*Filipi 4:8* (VMD) Saudara-saudara, tetaplah pikirkan yang baik dan yang patut dipuji, yang benar, yang mulia, yang adil, yang murni, yang indah, dan yang terhormat.
Kita pun tahu bahwa si iblis tahu persis kelemahan kita masing-masing. Misalnya, saya gemar pisang goreng, maka urusan makananlah yang disodorkan oleh iblis untuk mengganggu pikiran saya.
Saat hendak ibadah, misalnya, yang terpikir dan tergambar di ingatan adalah pisang goreng; maka pikiran saya pun tidak terfokus pada ibadah. Ini sekadar contoh. Masih banyak lagi hal lain yang membuat pikiran kita tercemar dan ternoda. Dan nasihat jitu untuk mengatasinya adalah:
*Efesus 5:15* (TB) Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif.
Saudaraku, puluhan tahun lalu, saya menyimpan dendam kepada seseorang. Lalu, saat saya sedang menjaga ujian, manakala suasana tenang dan senyap, berada di belakang tempat duduk siswa, tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya, alangkah bodohnya saya. Mengapa saya membenci dan marah padanya, padahal dia tidak merasa bersalah dan tidak tahu menahu hati dan perasaan saya. Dia pastinya tidak memikirkan apa yang saya pikirkan. Bukankah saya kesakitan sendiri? Marah, dendam, kecewa, tetapi hanya saya yang merasakan dan kesakitan. Betapa bodoh dan ruginya! Diingatkan oleh Roh Kudus sedemikian, akhirnya saya pun sadar, dan dimampukan-Nya membuang semua perasaan jahat tersebut.
Dampaknya, saya beroleh sukacita besar. Saya tidak memikirkannya lagi. Sungguh, saya dilepaskan-Nya dari belenggu yang bertahun-tahun mengikat dan meracuni hati dan pikiran saya. Haleluya!
Tuhan Yesus menginginkan kita berbudi luhur, bukan sebagai penjahat!
*Yesaya 32:8* (TB) Tetapi orang yang berbudi luhur merancang hal-hal yang luhur, dan ia selalu bertindak demikian.
Agar menjadi orang berbudi luhur, haruslah melalui pembaharuan. Mari kita memohon agar dimampukan-Nya melakukan kehendak-Nya ini.
*Roma 12:2* (TB) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Tuhan Yesus memberkati. Amin.
*PD AUTOPIA Malang*
Ninik SR
Renungan malam ini dengan tema
*"BERHATI-HATI TERHADAP PIKIRAN KITA"*
Diambil dari
*Amsal 4:23* (VMD) Di atas segala-galanya, hati-hatilah terhadap yang kaupikirkan karena pikiranmu mengendalikan hidupmu.
Saudaraku kekasih Kristus, Kita pernah mendengar peribahasa, “pikir itu pelita hati” artinya orang yang menggunakan otaknya untuk berpikir akan selalu dapat mengatasi masalahnya. Namun, tidak semua pikiran kita dikenan oleh Tuhan Yesus.
Dari Kitab Amsal tersebut kita dinasihati agar berhati-hati terhadap apa yang kita pikirkan, sebab meskipun tidak ada seorang pun tahu, Tuhan Yesus tetap mengetahuinya sebagaimana yang kita ketahui dari dua firman berikut:
*Mazmur 139:2* (TB) Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.
Sungguh, tidak ada yang tersembunyi dari hadapan-Nya. Lalu, mengapakah kita harus menjaga pikiran? Jawabannya di sini:
*Matius 15:19-20a* (TB) Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang.
Oleh karena itu, mari memikirkan hal-hal yang baik sebagaimana nasihat-Nya ini:
*Filipi 4:8* (VMD) Saudara-saudara, tetaplah pikirkan yang baik dan yang patut dipuji, yang benar, yang mulia, yang adil, yang murni, yang indah, dan yang terhormat.
Kita pun tahu bahwa si iblis tahu persis kelemahan kita masing-masing. Misalnya, saya gemar pisang goreng, maka urusan makananlah yang disodorkan oleh iblis untuk mengganggu pikiran saya.
Saat hendak ibadah, misalnya, yang terpikir dan tergambar di ingatan adalah pisang goreng; maka pikiran saya pun tidak terfokus pada ibadah. Ini sekadar contoh. Masih banyak lagi hal lain yang membuat pikiran kita tercemar dan ternoda. Dan nasihat jitu untuk mengatasinya adalah:
*Efesus 5:15* (TB) Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif.
Saudaraku, puluhan tahun lalu, saya menyimpan dendam kepada seseorang. Lalu, saat saya sedang menjaga ujian, manakala suasana tenang dan senyap, berada di belakang tempat duduk siswa, tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya, alangkah bodohnya saya. Mengapa saya membenci dan marah padanya, padahal dia tidak merasa bersalah dan tidak tahu menahu hati dan perasaan saya. Dia pastinya tidak memikirkan apa yang saya pikirkan. Bukankah saya kesakitan sendiri? Marah, dendam, kecewa, tetapi hanya saya yang merasakan dan kesakitan. Betapa bodoh dan ruginya! Diingatkan oleh Roh Kudus sedemikian, akhirnya saya pun sadar, dan dimampukan-Nya membuang semua perasaan jahat tersebut.
Dampaknya, saya beroleh sukacita besar. Saya tidak memikirkannya lagi. Sungguh, saya dilepaskan-Nya dari belenggu yang bertahun-tahun mengikat dan meracuni hati dan pikiran saya. Haleluya!
Tuhan Yesus menginginkan kita berbudi luhur, bukan sebagai penjahat!
*Yesaya 32:8* (TB) Tetapi orang yang berbudi luhur merancang hal-hal yang luhur, dan ia selalu bertindak demikian.
Agar menjadi orang berbudi luhur, haruslah melalui pembaharuan. Mari kita memohon agar dimampukan-Nya melakukan kehendak-Nya ini.
*Roma 12:2* (TB) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Tuhan Yesus memberkati. Amin.
*PD AUTOPIA Malang*
Ninik SR
Komentar
Posting Komentar